Dimas hanya bisa menghela nafas membaca pesan yang ia dapatkan. Untuk pertamakalinya ia membenci pekerjaannya. Jika ia harus pergi, bagaimana dengan Melodi nanti?
Dimas memijit kepalanya. Tiba-tiba saja ia pusing. Ia bingung harus bilang apa ke Melodi nantinya. Kepergiannya kali ini pasti akan sangat lama dibanding biasanya. Sudah sangat lama, Dimas tidak mendapat tugas seperti ini. Alih-alih takut gagal, Dimas lebih takut membuat Melodi menunggunya dan malah nantinya akan berakhir mengecewakannya.
Apa yang harus ia lakukan sekarang?
Ting
Dimas membaca notifikasi handphonenya. Ia memiliki janji temu dengan pihak WO besok. Dimas berencana membuat acara lamaran untuk Melodi tepat di empat bulan pernikahan mereka nantinya. Ia ingin meminta Melodi melupakan perceraiannya dan hidup bersamanya hingga perempuan itu bosan. Ia ingin mencoba menjalani pernikahan yang sebenarnya dengan Melodi, tidak kontrak seperti ini.
Tapi ternyata, tuhan berkehendak lain.
Ia tidak ingin egois dengan meninggalkan Melodi sendirian dirumah atau membuat perempuan itu menunggunya. Hidup Melodi masih panjang. Perempuan itu bisa mencari kebahagiaannya dibanding bersamanya. Mau bagaimana lagi. Sepertinya ia memang harus bercerai dengan Melodi.
Dimas menghubungi pihak WO dan membatalkan janjian mereka. Ia mengatakan bahwa ia akan bercerai dari istrinya jadi sekarang tidak perlu mengadakan acara lamaran lagi.
Setelah mengatakan itu, Dimas memutuskan pulang ke rumahnya untuk bersiap-siap.
Disisi lain, Melodi menggaruk kepalanya bingung ketika melihat kalender di ruang kerjanya dan aplikasi di handphonenya berulang kali. Ia berfikir sembari mengetuk jarinya berulang kali resah. Beberapa kali Melodi bahkan mengigit bibirnya dan menggeleng tidak mungkin.
Ia mendesah dan menghela nafas seolah memiliki beban yang sangat besar.
Melodi mengecek layar handphonenya lagi. Benar, ia memang sudah telat dua minggu. Padahal ia yakin, ia sudah melakukannya dengan Dimas secara hati-hati agar tidak kecolongan. Tidak mungkin kalau ia tiba-tiba saja hamil. Ia selalu memakai pengaman ketika melakukannya. Dan yah, waktu itu. Mereka kehabisan kondom. Tapi kan Dimas mengeluarkannya di luar meski sempat telat. Dan ia pun meminum obat pencegah kehamilan sebelumnya. Biasanya cara tersebut bekerja. Tapi sekarang, masa obatnya tidak berkerja? Ia harus protes nanti ke apotik itu jika benar sekarang hamil.
Melodi bangun dan keluar sebentar untuk ke mini market di depan. Ia membeli beberapa testpack untuk membuktikan kebenaran dugaannya. Setelah selesai membelinya, ia langsung ke kamar mandi dan membaca panduannya untuk memeriksanya.
Setelah membaca dan melakukan semuanya, Melodi menunggu hasilnya. Beberapa rekan kerjanya menyapa perempuan itu ketika melihat Melodi. Setelah menunggu cukup lama, Melodi memeriksa hasil dari tiga testpack tersebut.
Negatif, syukur negatif.
Ini ... garis dua?
Ini Negatif juga
Lah, terus yang bener?Melodi bingung dibuatnya. Sebenarnya dia ini positif atau negatif.
"Gimana mbak positif?"
Melodi terkejut.
Temannya itu tertawa. "Sorry mbak, abisnya mbak serius banget sih, gimana positif atau negatif?"
Melodi mengangkat bahunya. "Dua testpack negatif. Tapi satunya positif."
"Telat ya mbak?"
Melodi menganguk.
"Telat berapa lama?"
"Kalau dari jadwal biasanya sih dua minggu. Aku juga kadang telat, tapi seminggu paling lama biasanya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Woman Wishing She was Dead
Teen FictionPernah melihat pohon yang dipangkas kemudian kering secara perlahan? Jika pernah, itu adalah gambaran dari sosok Melodi. Pohon yang sering di pangkas hingga kering dan menunggu waktu untuk mati. Melodi ibarat pohon yang rusak akibat tangan jahil ma...