Bab 15

961 61 5
                                    

"Dim, Dimas. Berhenti Dim," teriak Melodi akhirnya.

"Nggak usah ngajak bicara aku!" kata Dimas yang di liputi amarah.

"Aku nggak paham, kenapa kamu marah sama aku. Itu cuma kalung. Dan aku juga nggak tau kalau kalungnya bakal semahal itu,"

"Aku kan udah bilang sama kamu, jangan selingkuh Melodi. JANGAN SELINGKUH!" teriak Dimas.

"Aku nggak selingkuh," bantah Melodi.

"Terus kenapa dia ngasih kamu barang-barang branded itu? Kalung lima miliar? ORANG GILA MANA YANG NGASIH ISTRI ORANG KALUNG LIMA MILIAR, KALAU MEREKA NGGAK PUNYA HUBUNGAN?" tanya Dimas marah.

"Ngapain aja kamu sama dia?" tanya Dimas emosi.

Melodi tersinggung Dimas berkata seperti itu.

"Ngapain aja kamu sama dia? Kamu tidur juga kan sama dia? Berapa kali? BERAPA KALI LAKI-LAKI SIALAN ITU SENTUH KAMU?" bentak Dimas tak terima.

Air mata Melodi turun. Bagaimana bisa Dimas memandangnya begitu hina.

"NGGAK USAH NANGIS! Aku nggak bakal kasihan sama pezina KAYAK KAMU!"

"Pezina? AKU NGGAK PERNAH TIDUR SAMA LAKI-LAKI LAIN SELAIN KAMU DIMAS!" teriak Melodi tak terima.

"Terus kenapa dia ngasih kamu kalung itu? Kenapa?" tanya Dimas frustasi.

"Aku juga nggak tau. Aku nggak tau! Berapa kali aku harus bilang ke kamu?"

Nafas Melodi naik turun.

"Kalau nggak tau kenapa kamu terima kalung itu? Kenapa? Kamu sebodoh itu sampai harus terima barang pemberian laki-laki lain hah?"

"Nggak usah ngerasa paling benar Dim, kamu pikir aku nggak tau kalau kamu masih suka pergi dugem terus tidurin pelacur-pelacur itu?"

"Aku nggak pernah-"

"Nggak pernah? Jangan bohong kamu! Baru kemarin kamu bilang KAMU NGGAK PERNAH TIDURIN SATU PEREMPUAN YANG SAMA! Ada aku marah sama kamu? Ada aku negur kamu? NGGAK ADA DIM! Aku bebasin kamu."

"Iya, tapi sejak sama kamu aku nggak pernah tidur sama perempuan lain. Bahkan lama sebelum itu."

"Terus kenapa kemarin kamu ke tempat dugem?"

"Aku nggak bisa bilang ke kamu, tapi itu masalah kerjaan."

"See, kamu aja nggak pernah ngomong ataupun ngasih tau aku apapun. Tapi kamu nuntut aku kayak gini,"

"Nuntut? Aku nuntut apa emangnya? Nuntut APA AKU DARI KAMU? Salah aku minta ke kamu buat nggak selingkuh? Salah? Kamu istri aku Mel. Istri aku. Punya aku!"

"Istri kontrak kamu! Aku istri kontrak kamu kalau kamu lupa Dim. Dari awal kamu nggak pernah menghargai aku jadi istri kamu. Ada emangnya suami istri tinggalnya beda rumah kalau ketemu cuma buat ngewe doang? Ada yang kayak gitu? Nggak ada Dimas. Tapi kita?"

"Itu perjanjian yang kamu buat sendiri!" bantah Dimas.

"Terus, sikap egois kamu yang ngusir aku cuma gara-gara kamu badmood sama keluarga kamu? Kamu pikir di dunia ini yang punya masalah kamu doang? Enggak. Aku juga punya masalah Dim, kamu mau ngerti masalah aku? Enggak ada."

"Kamu yang nggak cerita sama aku Melodi."

"Gimana aku mau cerita kalau kamu aja- udalah Dim. Aku capek. Kita berhenti aja. Kita berhenti aja. Kita cerai aja." kata Melodi yang kemudian berjalan pergi keluar.

"Apa-apaan sih kamu Mel. Balik sini!"

Melodi mengabaikan Dimas.

"MELODI BALIK SINI!" teriak Dimas.

Woman Wishing She was DeadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang