Bab 9

1K 80 3
                                    

"Kayaknya Angel bakalan benci nih sama gue karena ngajakin lo pergi," kata Bryan ke Rizki.

"Biarin lah, gue capek dengerin dia marah terus." kata Rizki.

"Masih belum ada hasil?"

"Belom. Padahal gue sama Angel juga ga ada masalah. Tapi ya gitu, Angel malah salahin gue dengan bilang kualitas sperma punya gue, mangkanya gue nggak bisa buat dia hamil," kata Rizki.

"Gue ngerasa salah tau Yan ngajakin dia rujuk. Lo bahagia rujuk sama si Bela?" lanjutnya lelah.

"Iya bahagia. Malah sekarang, Bela kayaknya hamil lagi."

Rizki langsung menatap ke arah sahabatnya.

"Kayaknya Riz, soalnya si Bela ngomong telat ke gue kemarin. Lagian gue berharapnya juga dia nggak hamil. Kasihan Michael, dia masih kecil." kata Bryan.

Rizki tak menyahuti ucapan Bryan.

"Yaudah Riz, lo sabar aja," ucap Bryan lagi dengan mengusap bahu Rizki.

"Nggak bisa Bryan. Lo bayangin aja kalau jadi gue, sumpah gue kesel banget Anjing,"

"Sabar,"

"Apa gue coba aja ya buktiin ke dia kalau yang salah nggak gue, gue juga bisa hamilin orang. Gue kan tinggal hamilin perempuan lain. Gampang kan?"

"Nyebut lo Sat, gila lo mau selingkuhin si Angel. Ingat Riz. Di lingkar pertemanan kita yang paling bener itu lo, jangan sampai sesat dong. Si Dimas aja udah tobat sekarang, masa lo mau gantiin dia?"

"Tobat darimananya? Gue lihat dia di tempat dugem bareng cewek kemarin. Pingin banget gue aduin ke Melodi, biar tau rasa. Nggak bersyukur banget punya istri kayak dia, coba aja kalau istrinya kayak gue, kayak Angel. Apa nggak darah tinggi si Dimas," keluh Rizki kesal.

"Berhenti berhenti berhenti Yan." suruh Rizki dengan menyentuh tangan sahabatnya.

"Ini emang berhenti anjing, lampu merah,"

"Itu Melodi bukan sih?" tanya Rizki yang masih menatap ke luar jendela.

Bryan mengikuti apa yang dilakukan oleh Rizki.

"Iya kayaknya."

Rizki langsung membuka pintu mobilnya.

"Lo mau kemana Sat?" tanya Bryan bingung.

"Lihat dia," jawab Rizki yang menutup pintu mobilnya.

Bryan bingung, namun ketika lampu sudah hijau ia menepikan mobilnya. Dan menyusul Rizki.

"Melodi?" panggil Rizki memastikan.

Ketika melihat Melodi menoleh ke arahnya dan mendapati wajah Melodi yang babak belur, Rizki kaget melihatnya.

"Lo kenapa anjir? Dimas KDRT?" tanya Rizki tak percaya. Setaunya, sahabatnya itu bukan tipe orang yang suka KDRT.

"Bu-bukan Dimas." jawab Melodi.

"Yang bener?" tanya Rizki tak percaya.

"Iya."

"Terus ini kenapa?"

Seorang pria paruh baya memberitahu Rizki yang terjadi. Rizki langsung mendekati anak yang di tabrak oleh Melodi. Setelah memastikan anak itu baik-baik saja, Rizki membantu Melodi meminggirkan mobilnya.

Tak lama, Bryan datang. Sama seperti Rizki yang kaget. Bryan juga sangat kaget. Ia menuduh sahabatnya telah melakukan KDRT. Namun, sama seperti sebelumnya Melodi menjawab bahwa bukan Dimas yang melakukannya.

Rizki dan Bryan memaksa Melodi agar mau mengatakan siapa yang melakukannya. Namun Melodi bungkam.

"Kita ke Rumah Sakit sekarang. Visum buat jadiin barang bukti," kata Rizki. "Lo kalau butuh Pengacara bisa nih si Bryan yang ngurus. Gini-gini dia Pengacara kok,"

Woman Wishing She was DeadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang