Sampai di rumah Venezio, Bryan dan Rizki langsung membully Dimas yang baru saja tiba. Mereka kompak mengangkat Dimas dan menceburkannya tepat ke kolam renang.
Dimas tak terima, ia menyelam dan langsung menarik kaki Bryan yang ada di tepian. Alhasil Bryan ikut terjebur kedalam kolam.
Dimas menyuruh Rizki dan Zio untuk mencebur masuk namun keduanya kompak menolak. Bukan Dimas namanya jika nggak berhasil buat dua orang itu menurut. Ia bangun ke atas kolam dan menarik Rizki sementara Bryan menarik Zio hingga kedua tercebur kedalam kolam.
Pada akhirnya keempat laki-laki dewasa itu berenang di malam hari.
"Papa kan udah tua, nanti meriang loh kalo malem-malem berenang gini," ucap Arcana.
"Enak aja, papa masih muda tau!" bantah Zio tak terima.
"Halo baby girl," panggil Dimas senang. Sudah lama ia tak melihat Arcana. Sudah ia duga, lebih baik punya anak perempuan memang.
"Om Dimas, apa kabar? Aku pikir om udah mati. Ga taunya masih hidup aja."
"Lancang kamu. Enak aja bilang om udah mati,"
"Abisnya nggak ada kabar. Kan kasihan tante Melodi. Tapi gapapa deh, itung-itung itu karma karena suka jahatin aku dulu,"
"Arcana jangan sembarangan kalo bicara. Nanti tante Mel denger," ucap Zio khawatir.
"Biarin," balas Arcana seraya tertawa senang.
"Kelas berapa Can, kamu makin cantik aja," goda Dimas yang kini mendekat ke tepian.
"Idih gombal. Sekarang aku kelas 2 SMP om,"
"Oh... udah gede dong, udah pacaran sama siapa itu temennya Shaka yang nyebelin itu,"
"Xavi?"
"Iya. Masih sama bocah nyebelin itu?"
"Xavi udah nggak tinggal di Indo. Dan ... Aku nggak pernah pacaran sama Xavi jadi jangan asal buat berita palsu,"
"Jangan asal nuduh tapi pas ulangtahun dibeliin Kuda,"
"Itung-itung investasi itu om," ucap Arcana yang kini memasukan kakinya kedalam kolam.
"Hoo... Investasi? Investasi apa?"
"Ngambil perhatiannya tante Carina."
"Dia kemarin dikasih satu set perhiasan berlian sama Carina," saut Bryan.
"Bagus,"
"Om nggak mau kasih aku oleh-oleh? Kan kita udah lama nggak ketemu," rayu Arcana. Ia ingin membeli handphone baru sebenarnya. Sayangnya, ia bukanlah orang yang suka menabung hingga tak bisa membeli handphone tersebut.
Mamanya enggan membelikannya dan papanya ikut menuruti kemauannya. Alhasil satu-satunya cara adalah menabung. Karena sekarang ada teman papanya yang sangat royal yaitu, Dimas. Arcana ingin mengambil kesempatan.
"Enggak," jawab Dimas.
"Dasar pelit!"
Dimas tertawa kecil. "Biarin," jawab Dimas.
Arcana mendecak. Ia kemudian bangun dari tempat duduknya.
Dimas dan yang lainnya masih berenang hingga Aletheia memanggil mereka menyuruhnya bangun.
Dimas pun keluar dari kolam di ikuti yang lainnya. Mereka berganti baju sebelum menikmati camilan yang sudah disiapkan oleh Aletheia dan yang lainnya.
"Ber- eh Gabriel mana?" tanya Dimas ke Melodi.
"Itu, main sama Davin dan Andrea." jawab Melodi.
Dimas menganguk mengerti.
"Kalian nggak ada niat rujuk?" tanya Bela menggoda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Woman Wishing She was Dead
Teen FictionPernah melihat pohon yang dipangkas kemudian kering secara perlahan? Jika pernah, itu adalah gambaran dari sosok Melodi. Pohon yang sering di pangkas hingga kering dan menunggu waktu untuk mati. Melodi ibarat pohon yang rusak akibat tangan jahil ma...