"Mel, lo harus dengerin cerita gue, masa si Vania itu nyebelin banget," kata Satria ke Melodi ketika makan siang bersama.
Satria dan Melodi mendapat tugas untuk mengawasi training yang dilakukan oleh para karyawan baru.
"Nyebelin gimana?"
"Bisa-bisanya gue dibandingin sama mantannya yang nggak seberapa itu. Ya nggak salah dong gue giniin dia, yaudah kalo mantan kamu lebih baik dari aku, balikan aja sama dia, nggak usah sama aku. Nggak salah dong gue, sumpah nyebelin banget,"
"Lah, gue udah bilang sama lo kemarin, jangan sama dia. Gue tuh hafal banget sama dia, orang temen pilates gue, Lo nggak percaya,"
"Tapi Mel, btw kok gue nggak pernah lihat lo pilates lagi? Biasanya kalau weekend lo pilates gitu,"
"Masih kok kalau suami gue nggak di rumah. Kalau di rumah mah, gue juga rumah. Ya kali gue tinggal,"
"Kenapa? Dia nggak mau lo tinggal?"
"Nggak juga sih, nggak enak aja kalau mau pergi tapi dia di rumah,"
"Kerja apaan suami lo btw, waktu kalian nikah kok orang-orang terkenal yang dateng,"
"Ya gitu kerjaannya."
"Apaan? Gitu kan ada namanoya, nggak jelas banget."
"DC Group."
"DC Group?? Suami lo kerja disitu? Bagian apa?"
"Anaknya yang punya DC Group."
"Anjir..... Orang kaya dong. Lah lu kenapa masih kerja aja? Mending duduk manis di rumah aja," kata Satria heran.
Melodi juga maunya gitu. Orang gila yang masih kerja kalau suaminya kaya raya. Masalahnya, pernikahan Melodi dan Dimas kan cuma pernikahan kontrak yang punya masa kadaluarsa. Ya kali, dia mau nganggur. Nanti kalau cerai mau makan apa, meski sekarang tanggungannya sedikit berkurang karena kakaknya masuk penjara dan ibunya yang sedang marah padanya. Tessa, kakak iparnya berniat bercerai dari Aiden kakaknya. Dan nantinya Tessa ingin membawa satu-satunya putri mereka pergi ke luar kota agar nanti jika Aiden bebas, mereka tidak bisa ditemukan.
Sejujurnya Tessa sudah tidak kuat bersama Aiden. Namun karena Aiden sekarang di penjara, ia bisa menggugat laki-laki itu menggunakan uang yang diberikan oleh Dimas.
Tak hanya Tessa. Melodi juga takut jika nanti keluar dari penjara dan akan mencelakainya. Ia saja masih ingat, ancaman Aiden padanya.
"Btw Sat, kantor nggak ada progam kirim karyawan ke kantor cabang yang di luar negeri gitu kah?"
"Ga ada sih setau gue. Kenapa?"
"Kalau bisa gue mau ikut sih."
"Lah kenapa? Suami lo terus gimana?" tanya Satria bingung.
"Ya gampang lah masalah itu, gue pingin nambah pengalaman aja. Lo kalo tau ada info atau apapun itu kalau kantor mau kirim karyawan ke kantor cabang kasih tau gue atau promosiin gue, gue mau pindah."
"Lah aneh banget. Suami lo udah pasti bolehin?? Kalau lo punya anak nanti gimana?"
"Boleh sih. Suami gue bukan tipe orang yang suka nyegah apa yang gue lakuin. Kalau anak gampang. Gue sama suami free Child,"
"Oke deh. Nanti gue kabarin."
"Thanks banget. Lo temen terbaik gue emang,"
Satria tertawa dan kemudian melanjutkan makannya.
Hari ini Melodi lembur bersama Satria. Satria kembali curhat masalahnya dengan Vania. Salah satunya ketika Vania marah-marah dan minta di turunin. Satria yang memang lelah tak banyak omong langsung berhenti dan menyuruh Vania keluar. Dan yang didapatnya adalah Vania semakin marah dan ngambek.
KAMU SEDANG MEMBACA
Woman Wishing She was Dead
Teen FictionPernah melihat pohon yang dipangkas kemudian kering secara perlahan? Jika pernah, itu adalah gambaran dari sosok Melodi. Pohon yang sering di pangkas hingga kering dan menunggu waktu untuk mati. Melodi ibarat pohon yang rusak akibat tangan jahil ma...