Bab 29

1K 86 4
                                    

Melodi mengusap perutnya khawatir ketika Dokter mengatakan agar Melodi tidak bekerja terlalu lelah dan fokus pada kandungannya. Dokter juga menyarankan agar Melodi melakukan operasi alih-alih melahirkan normal karena ketuban Melodi yang merembes keluar membuatnya mengalami oligohidramnion atau kadar cairan ketuban yang rendah. Jika kondisi ini berlanjut, Melodi bisa saja keguguran atau anaknya nanti akan lahir premature.

Melodi akhirnya meminta cuti di usia kandungan yang mulai masuk bulan kedelapan. 

Dirumah, ia hanya bisa duduk termenung sembari mengusap perutnya. Ia harap, Dimas ada disini untuknya.

"Kamu bilang kamu bakal pulang sebelum aku lahiran. Tapi lagi-lagi kamu ingkar. Aku takut Dim." guman Melodi dengan menatap foto Dimas.

Ia takut. Sangat takut ketika akan melahirkan nanti. Membayangkannya saja membuat tangannya sudah berkeringat dingin.

Esoknya, Melodi memilih berjalan-jalan ke mall untuk mengurangi stress nya. Tapi yang terjadi malah darah tiba-tiba keluar dari tubuh bagian bawahnya. Darah tersebut merembes keluar membasahi kaki Melodi hingga membuat orang yang melihatnya berteriak ketakutan.

Melodi baru merasakan sakit. Ia menyentuh perutnya khawatir.

Orang-orang mulai berteriak meminta tolong, dan beberapa orang lainnya membantu Melodi untuk keluar menunggu ambulan datang.

Melodi menahan erangannya meski perutnya terasa sangat sakit. Ia mengambil handphonenya dan menelfon Aletheia meminta tolong.

Tak lama, ambulan datang dan membawa Melodi ke rumah sakit.

Melodi menunggu Aletheia sebagai walinya dan ketika Aletheia datang, Melodi langsung mendapat penanganan.

Melodi melakukan operasi untuk mengeluarkan bayinya. Anaknya itu, harus lahir lebih cepat.

Ketika Melodi tersadar pasca operasi ada Aletheia disisinya. Melodi meminta maaf karena sudah merepotkan Aletheia namun Aletheia mengatakan tidak apa-apa. Ia juga memberitahu Melodi bahwa putranya baik-baik saja dan saat ini masih ada di ruangan NICU.

Melodi kaget mendengarnya. Bukan karena anaknya masuk ke NICU tapi karena kata putra.

"Putra?"

"Heemb, anak kamu laki-laki."

"Bukan perempuan?" tanya Melodi memastikan.

"Kayaknya ada kesalahan waktu kamu USG. Yah, tapi anak kamu laki-laki."

"Nggak mungkin," bantah Melodi.

"Mel, nggak penting dia laki-laki atau perempuan. Yang penting dia sehat,"

"Aku udah tau kalau anak itu bakal masuk ke inkubator, tapi serius dia laki-laki? Anakku laki-laki?" tanya Melodi yang masih memastikan.

"Iya Mel,"

"Nggak ketuker?"

Aletheia menatap Melodi heran campur bingung.

"Ya nggak mungkin Mel, aku diluar ruangan kamu waktu kamu operasi. Anak kamu laki-laki,"

Melodi menghela nafas kasar.

"Kamu nggak seneng?" tanya Aletheia.

"Biasa aja. Jadi kamu tau wajahnya?"

Aletheia menganguk.

"Dia nggak mirip Dimas kan?"

"Aku nggak tau. Kamu mau kesana jenguk anak kamu?"

Melodi menggeleng. "Nanti juga dibawa keluar kesini," jawab Melodi.

Aletheia tak habis pikir. Sekarang ia mengerti betapa bodohnya tindakannya dulu.

Woman Wishing She was DeadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang