Bab 12

979 67 4
                                    

"Nanti mau aku jemput?" tanya Dimas sembari memperhatikan istrinya yang merapikan rambutnya.

"Enggak usah,"

"Nanti dateng ke rumahku ya,"

"Oke," jawab Melodi yang kemudian mendekati Dimas. Ia mencium bibirnya sebelum pergi bekerja.

Sebelum Dimas meninggalkan rumah Melodi, seseorang datang memberikan loundryan. Dimas hendak membayarnya, namun orang tersebut mengatakan bahwa Melodi telah membayarnya.

Dimas melihat isi loundryan tersebut tak asing. Ia seperti mengenali jaketnya. Namun, ia lebih memilih tak memperdulikannya dan pergi setelah mengunci rumah Melodi.

Sementara itu, Melodi yang sibuk bekerja di chat oleh Rizki. Laki-laki itu, mengajak Melodi jalan-jalan ke pasar malam. 

Melodi menolaknya. Ia tidak bisa pulang telat karena ada Dimas yang menunggunya, Melodi benar-benar meminta maaf.

Rizki memakluminya.

Namun, ketika makan siang, ia terkejut mendapati Rizki yang menemuinya.

Melodi masih sangat ingat, bahwa Rizki adalah orang yang paling malas menyetir mobil dan sangat sibuk. Aletheia dulu bahkan hampir setiap hari lembur. Tapi entah kenapa, sekarang semuanya tidak terlihat seperti itu.

Rizki mengajak makan siang bersama.

Melodi mau karena tak enak menolak ajakan Rizki yang telah jauh-jauh kesini. Tempat makan siang sendiri berada di lounge hotel. Melodi dibuat terkejut. Entah kenapa ia merasa Rizki menyimpan perasaan padanya. Namun dengan segera Melodi menepisnya.

"Aku mau kasih ini tadi," kata Rizki dengan memberikan dua paper bag besar ke Melodi.

"Apa ini?" tanya Melodi terkejut.

"Hadiah. Ucapan terimakasih karena kemarin kamu beliin aku sabuk,"

Melodi menggaruk rambutnya yang tak gatal.

"Anu... Bukan. Maksudnya bukan begini Rizki. Aku ngasih itu sebagai ucapan terimakasih karena kamu udah mau aku repotin, bahkan nggak segan belain aku."

"Aku juga nggak enak kalau cuma nerima hadiah. Tolong diterima," kata Rizki. "Please," mohonnya lagi.

Melodi menghela nafas. "Yaudah, sekali ini aja. Makasih banyak."

Rizki tersenyum dan mengangguk.

Setelah makan siang tersebut. Rizki mengantarkan Melodi kembali ke kantor.

Ketika akan masuk kedalam ruangannya, ia terkejut mendapati Dimas yang berada di ruangannya.

"Kamu ngapain kesini?" tanya Melodi terkejut.

"Nganterin kamu makan, tapi kata temen kamu ... Kamu udah keluar makan sama suami kamu," kata Dimas dengan menatap Melodi curiga.

"Suami apaan, suami aku kan kamu,"

"Mangkanya, aku heran. Terus temen kamu bilang mungkin yang ngajakin kamu makan temennya. Jadi, kamu makan sama siapa?"

"Sama temen aku."

"Cowok?"

Melodi menganguk.

Dimas kemudian menatap Melodi dari ujung rambut hingga ujung kaki.

"Kamu makan dimana? Di mall?"

"Hah, enggak."

"Terus itu apa? Cowok itu yang ngasih ke kamu?" tanya Dimas sembari menunjuk paper bag di lengan Melodi. Kini ia berjalan mendekati Melodi.

Woman Wishing She was DeadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang