Apa yang dikatakan oleh Dimas tentang hukuman itu benar-benar terjadi. Laki-laki itu menetap dan mengawasi Melodi selama 24 jam. Melodi tak masalah menghadapi hal tersebut. Namun masalah yang benar-benar membuat Melodi menyesal adalah, Dimas benar-benar mempermainkannya.
Dimas membuat Melodi sangat ingin dimasuki namun Dimas tidak melakukan apapun dan membiarkan semuanya nanggung.
Melodi bahkan memohon agar Dimas memasukinya namun, laki-laki itu menolak dan mempermainkannya. Alhasil, Melodi tak bisa fokus dalam pekerjaan.
Setiap pagi datang ketika ia berniat berangkat kerja. Dimas akan mempermainkannya lagi entah itu di ruang tamu atau di dapur. Ketika Melodi memohon, seperti biasanya Dimas akan menolaknya.
Alhasil Melodi harus berangkat kerja dalam keadaan mood yang jelek. Dan ketika sudah memasuki makan siang, alih-alih bisa makan siang, Dimas beberapa kali datang dan menggoda Melodi di kantornya. Melodi sudah berusaha menolak namun ia kalah tenaga dengan Dimas.
Ia bahkan tak bisa menjerit karena malu jika ada orang yang datang kedalam ruangannya.
Permainan Dimas tak berhenti sampai disana. Ketika malam hari dan ia sudah tertidur. Ia pasti akan terbangun karena Dimas yang mencium atau memainkan semua anggota tubuhnya yang lain untuk mengganggunya. Dan ketika ia meminta Dimas terus melanjutkannya, Dimas berhenti.
Melodi benar-benar dibuat kapok oleh Dimas. Ia bahkan berjanji akan memblokir dan mengembalikan semua barang dari Rizki, namun Dimas menolak.
Melodi pernah berniat membalas, namun jangankan dilirik. Ia benar-benar diabaikan oleh Dimas. Harga diri Melodi terluka.
Melodi juga pernah kabur. Ia lebih memilih menginap di hotel, namun Dimas ikut mengikutinya. Dan menurutnya yang paling parah, ketika Dimas juga mempermainkannya di parkiran.
Hukuman Dimas masih berlanjut seperti malam ini.
Melodi hanya bisa menahan desahannya dan memegangi bahu Dimas yang berada di atasnya.
"Ini udah lima hari, kamu mau hukum aku kayak gini berapa lama?" tanya Melodi putus asa untuk kesekian kalinya.
Dimas menghentikan aktivitasnya.
Melodi bahkan heran, bagaimana bisa Dimas menahan diri padahal adik laki-laki itu juga ikut mengeras.
"Sebulan mungkin,"
"Aku kan udah minta maaf, jangan kayak gini. Lebih baik kamu marahin aku atau diemin aku daripada kayak gini," mohon Melodi.
Dimas mengabaikan Melodi. Laki-laki itu bangkit dari tempat tidurnya.
"Kamu mau kemana?"
"Keluar,"
"Dimas balik, fucking me!"
"Nggak mau!"
Melodi sudah tidak bisa menahannya lagi.
"Kalau kamu nggak kesini dan lanjut, awas aja,"
"Mau apa kamu?" tanya Dimas dengan menatap Melodi.
"Cari gigolo!" jawab Melodi.
"Hah?"
"Aku bakal cari gigolo buat muasin diri aku!" ulang Melodi yang kini bangun dari atas tempat tidur.
Dimas langsung mendekatinya dan mendorong Melodi hingga jatuh di atas tempat tidur,
"Jangan macam-macam!" peringat Dimas.
"Kamu pikir aku nggak berani?" tantang Melodi balik.
"Kamu pasti nyesel malam ini udah bilang itu ke aku," kata Dimas yang kemudian mencium Melodi kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Woman Wishing She was Dead
Teen FictionPernah melihat pohon yang dipangkas kemudian kering secara perlahan? Jika pernah, itu adalah gambaran dari sosok Melodi. Pohon yang sering di pangkas hingga kering dan menunggu waktu untuk mati. Melodi ibarat pohon yang rusak akibat tangan jahil ma...