Gabriel.
Melodi memberikan nama putranya Gabriel.
Dua minggu setelah kepulangan Gabriel, Melodi merawat putranya sendiri sembari menangis dan mengeluh. Untungnya, ia bisa mendapatkan nanny yang berpengalaman dalam waktu dua minggu.
Baby sitter itu yang akan merawat putranya selama 24 jam. Dengan begitu, Melodi bisa bekerja dengan tenang.
Tanpa terasa satu tahun berlalu begitu saja. Selama waktu itu, Gabriel sangatlah rewel dan sering sekali keluar masuk ke rumah sakit. Melodi awalnya sangat ketakutan namun akhirnya sekarang, ia sudah terbiasa melihat putranya di ranjang rumah sakit.
Shinta, baby sitter Gabriel tiba-tiba saja mengundurkan diri dikarenakan ibunya yang ada dikampung sakit. Melodi memohon agar nany itu tidak resign, ia akan menaikan gajinya, namun Shinta menolak dan meminta maaf.
Melodi bingung dibuatnya. Bagaimanapun selama setahun ini, mbak Sinta yang selalu merawat putranya. Melodi hanya pernah sesekali saja merawat Gabriel. Jika sampai mbak Shinta keluar, apa yang harus dilakukan oleh Melodi?? Ia bahkan tak pernah merawat putranya.
Melodi meminta agar Shinta bekerja dulu hingga putranya mendapatkan baby sitter yang baru. Selama waktu pencarian itu, satu minggu kemudian Melodi mendapatkan baby sitter yang baru.
Melodi menyuruh Shinta memberitahu apa saja aktivitas putranya ke nany yang baru itu. Setelah itu, Shinta di izinkan untuk resign. Tak lupa Melodi memberikannya pesangon.
Melodi akhirnya bisa bernafas tenang. Ia tak perlu lagi kebingungan.
Namun, sejak Shinta keluar banyak keanehan yang terjadi pada Gabriel. Anak itu jauh lebih sering masuk ke rumah sakit dari biasanya. Melodi cemas, namun ia berusaha tenang karena memang putranya langganan masuk rumah sakit. Untungnya ada Nona yang menjaga Gabriel. Melodi sangat berterimakasih.
Tanpa terasa, dua tahun berlalu begitu saja. Saat ini usia Gabriel sudah masuk tiga tahun.
Dan Melodi baru menyadari keanehan putranya ketika sedang berkumpul dengan teman-temannya. Ia mendapati keanehan putranya dengan Davin anak dari Bela dan Bryan. Davin sudah bisa berbicara dan lancar berjalan. Sementara putranya hanya diam saja, padahal usia mereka tak berbeda jauh. Tapi pertumbuhannya seolah sangat lambat.
Gabriel sangat penakut dibanding anak-anak lainnya. Anak itu sama sekali tak bicara dan diam saja. Anak itu juga tak mau disentuh oleh orang dewasa lainnya bahkan termasuk Melodi. Gabriel juga sibuk dengan dunianya sendiri. Dan tak pernah sekalipun, ia melihat Gabriel tertawa atau menangis. Ekspresinya datar saja. Melodi berfikir bahwa Gabriel adalah ABK. Anak berkebutuhan khusus.
"Gabriel," panggil Melodi.
Gabriel tak menoleh. Ia asyik dengan dunianya sendiri.
Melodi berfikir keras. Apa putranya itu bisu dan tuli?
Jika sampai iya, sungguh tak beruntungnya hidupnya.
Melodi mengajak putranya ke rumah sakit untuk diperiksa. Namun Dokter mengatakan bahwa Gabriel baik-baik saja dan tak memiliki masalah apapun. Dokter menyarankan agar Melodi lebih memperhatikan Gabriel dan sering-sering mengajaknya berkomunikasi.
Melodi menghela nafas menatap putranya. Ia menggandeng tangannya dan mengajaknya jalan-jalan. Bisa dikatakan ini adalah pertama kalinya, Melodi jalan-jalan dengan Gabriel sejak anak itu bisa berjalan.
Melodi jarang mengajaknya jalan-jalan karena ia sibuk bekerja. Kalaupun ia mengajaknya jalan-jalan, Melodi akan membawanya bermain ke rumah Aletheia atau menyuruh Nona yang melakukannya. Dan dihari libur, Melodi lebih memilih pergi ke salon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Woman Wishing She was Dead
Teen FictionPernah melihat pohon yang dipangkas kemudian kering secara perlahan? Jika pernah, itu adalah gambaran dari sosok Melodi. Pohon yang sering di pangkas hingga kering dan menunggu waktu untuk mati. Melodi ibarat pohon yang rusak akibat tangan jahil ma...