Esok paginya, ketika Dimas terbangun karena haus, ia terkejut mendapati seorang perempuan yang berada di dapur membuka kulkas. Ia ingat dengan jelas kalau Melodi masih tertidur disampingnya tadi. Siapa perempuan itu?
"Siapa?"
"Wahhh...akhhh,"
Perempuan itu berteriak hingga Dimas ikut berteriak. Melodi yang tertidur sampai terbangun dan langsung keluar menggunakan kaos Dimas.
Ia terkejut mendapati kakak iparnya Tessa mengambil bahan makanan di rumahnya lagi. Terlebih kenapa harus dilakukan pagi ini dihadapan Dimas.
"Mbak ngapain disini?"
"Aku cuma mau minta sedikit bahan-bahan Mel," kata Tessa.
"Mbak kemarin udah kosongin kulkasku. Terus sekarang mbak mau minta lagi?" tanya Melodi jengkel.
"Katanya gapapa kalau mau ambil? Kakak kamu kan ga kerja,"
"Emang gapapa, tapi tau aturan. Mbak kenapa masih masuk rumahku. Mbak pasti duplikat kunci rumahku kan. Kalau enggak, nggak mungkin bisa masuk seenak ini," marah Melodi yang merebut kantong belanjaan itu dan memasukan beberapa makanan dan bahan yang ia punya.
Dimas hanya bisa memperhatikannya bingung.
"Kamu tadi mau apa Dim?" tanya Melodi.
"Ambil minum, aku haus."
Melodi langsung bangkit. Ia mengambil gelas dan menuangkan air sebelum memberikannya kepada Dimas.
Dimas menerimanya dan berterimakasih.
"Dia siapa Mel?"
Melodi menatap kakak iparnya sebal.
"Saya Dimas, calon suami Melodi." jawab Dimas sopan.
"Calon suami Melodi? Kalian mau nikah? Kapan"
"Secepatnya sih kak,"
"Iya, lebih cepat lebih baik. Gimanapun kan umur Melodi udah tua,"
"Mbak sana deh, pergi aja yang jauh." omel Melodi.
Kakak iparnya langsung berpamitan pergi tanpa mengucapkan terimakasih. Melodi hanya bisa menahan nafasnya agar tidak emosi.
"Dia siapa?"
"Tessa kakak iparku,"
"Oke, aku nggak akan tanya apa dan kenapa. Seperti katamu, kita jaga privasi masing-masing." kata Dimas berikutnya.
Pagi itu, Dimas lebih memilih memperhatikan Melodi yang memakan buah pir sembari membuat roti panggang. Ketika sudah selesai, Melodi meletakan sepiring roti panggang dihadapan Dimas.
"Kamu nggak makan?" tanya Dimas.
"Udah tuh, buah. Aku kalo pagi makan buah. Karbo cuma buat siang." jawabnya sembari menuang minuman sachet di gelasnya.
"Itu,"
"Collagen," jawab Melodi yang langsung menenggaknya habis.
"Nanti sore kalau kamu nggak sibuk kita ke rumah mamaku,"
Dimas menganguk.
"Terus ini gimana? Kamu mau disini atau gimana?"
"Aku pulang sendiri, nanti sore jemput aku aja," kata Dimas yang kemudian mendekati Melodi.
Ia mencium bibir wanita itu sembari melepaskan kaos yang dikenakan oleh Melodi.
"Dimas,"
"Aku pergi dulu sayang," kata Dimas dengan mencium pipi Melodi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Woman Wishing She was Dead
Teen FictionPernah melihat pohon yang dipangkas kemudian kering secara perlahan? Jika pernah, itu adalah gambaran dari sosok Melodi. Pohon yang sering di pangkas hingga kering dan menunggu waktu untuk mati. Melodi ibarat pohon yang rusak akibat tangan jahil ma...