Bab 40

1.1K 83 2
                                    

Tepat jam tiga siang, Dimas menjemput Gabriel dan Andrea atas permintaan Venezio dan Melodi. Sebenarnya Dimas tak ada masalah, namun karena ia yang kepalang jengkel, dengan Gabriel ia gregetan disuruh menjemput anak itu.

Dimas membawa mereka ke rumahnya sendiri karena tak memiliki kunci ganda apartemen Melodi. Selain itu, ia juga akan menemui pergi ke rumah Venezio nanti malam. Alhasil ia bawa saja kedua anak itu ke rumahnya.

Sebelum pulang, Dimas mengajak mereka ke mall dan memberikan mereka baju ganti dan beberapa permainan karena ia tak paham bagaimana cara mengajak anak-anak bermain.

Setelahnya mereka pun pulang. Baik Gabriel dan Andrea takjub melihat rumah Dimas. Rumah itu bak istana mewah dengan penjagaan yang ketat.

Ketika masuk ke rumah itu, sudah ada Celia yang menunggu Dimas di ruang tamu.

"Dimas," panggil Celia dengan wajah yang memerah menahan tangis.

Ucapan Celia terhenti ketika Dimas membawa dua anak masuk.

"Itu siapa? Anak kamu Dim? Mereka kembar?"

"Bukan. Ini Andrea anaknya Zio. Kalau yang ini baru anakku. Gabriel," jawab Dimas acuh.

Ia masih marah dengan bundanya.

Celia tersenyum. Ia segera bangun dari tempat duduknya dan mendekati Gabriel.

"Gabriel, maaf ya kita baru ketemu sekarang. Saya ini bundanya papa kamu. Bisa dibilang nenek. Cuma ... saya nggak suka dipanggil nenek, jadi panggil saya bunda aja ya."

"Bunda apa-apaan sih, udah tua juga."

"Jaga ucapan kamu Dimas. Bunda tua darimananya? Pokoknya Bunda nggak mau dipanggil nenek,"

"Tapi, Gablil udah punya bunda," kata Gabriel polos.

"Oh, kalau gitu panggil Celia aja." ucap Celia dengan tersenyum manis.

Meski usianya sudah setengah abad lebih, namun Celia masih terlihat sangat cantik bak usia 30 tahunan. Wanita itu bahkan tidak pantas memiliki cucu.

"Nggak mau nenek,"

"Gabriel nggak boleh kayak gitu. Jangan panggil nenek. Panggil Celia aja ya," ucap Celia yang kemudian memberikan beberapa lembar uang dollar.

"Ini buat beli eskrim sama mainan. Nanti Gabriel bisa traktir temen-temen Gabriel juga. Pokoknya jangan panggil nenek. Panggil Celia aja ya,"

"Iya Celia. Makacih." ucap Gabriel senang.

Celia tersenyum mendengarnya. Ia langsung memeluk Gabriel dan mencium pipinya sayang.

Dimas melihatnya takjub. Ia baru tau jika putranya bisa dibeli menggunakan uang.

"Nah, Gabriel sama Andrea masuk dulu ya, Celia mau ngobrol sama papa,"

"Iya Celia," jawab Gabriel senang.

Celia memanggil Albert dan menyuruhnya menyajikan makanan manis dan camilan gurih untuk cucunya.

Setelah itu, Celia mendekati Dimas dan meminta maaf agar putranya tidak marah.

"Dimas.., bunda minta maaf. Bunda janji nggak akan mengulanginya lagi. Kamu jangan marah sama bunda. Nanti bunda bakal bujuk Melodi agar mau balikan sama kamu. Bunda minta maaf ya, jangan marah lagi sama bunda. Jangan tinggalin bunda sendirian, hisk... Bunda... Bunda minta maaf sayang," ucap Celia lembut seraya menggenggam jemari Dimas.

Celia benar-benar takut jika Dimas akan meninggalkannya seperti Daniella.

"Dannie ... Dannie udah ngak ada. Bunda cuma punya kamu. Jangan marah sama bunda ya," mohon Celia lagi.

Woman Wishing She was DeadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang