Bab 13

938 64 4
                                    

Rizki menatap foto yang di post oleh Dimas. Foto Melodi yang sedang menikmati Spaghetti di Lounge hotel Heaven Sky tempat makan siangnya tadi.

Melodi menggunakan dress warna merah gelap dan juga satu set perhiasan dari berlian yang terlihat berkilau. Melodi terlihat sangat cantik, namun ia tidak suka melihatnya.

Rizki kemudian menelfon salah satu kenalan papanya. Orang tersebut adalah pengrajin perhiasan yang sangat terkenal. Ia meminta agar orang tersebut membuatkannya kalung dari Ruby. Berapapun harganya, Rizki akan membayarnya. Ia mau kalung tersebut jadi dalam minggu ini.

Kolega papanya tidak bisa menjanjikan Rizki pembuatan perhiasan secepat itu. Namun Rizki menegonya dengan mengatakan bahwa pembuatan kalung tersebut hanya harus simpel. Tidak perlu mewah atau apapun. Ia hanya mau, Ruby itu berkilau dan membuat pemakainya terlihat cantik.

Pengrajin tersebut menolak, namun karena Rizki tetap memohon memaksanya, ia akan mengerjakannya secepatnya.

Sementara itu, Melodi beberapa hari ini tinggal bersama dengan Dimas, sebelum akhirnya Dimas pergi tanpa kabar dan tak bisa di hubungi lagi. Mereka hanya akan bertemu di rumah ketika malam dan pagi datang, selain itu, yah mereka melakukan kesibukannya masing-masing.

Melodi masih sibuk bekerja dan mengurusi Dimas. Dan Rizki yang beberapa kali datang mengajaknya jalan keluar. Melodi beberapa kali menolaknya namun Rizki sering mengirimnya bunga. Melodi yang tidak enak akhirnya sering mengirimkan kopi ke ke kantor Rizki sebagai balasan.

Melodi membaca grup wanya bersama Aletheia dan Carina. Aletheia menginvite Carina setelah yakin bahwa nantinya mereka akan menjadi bessan. Carina berencana mengadakan pesta ulang tahun pernikahannya dan ia mengundang Melodi dan juga Aletheia. Pesta itu akan diadakan dua hari lagi.

Melodi dibuat bingung karena tidak tau harus membawakan apa, terlebih uangnya sendiri sangat tipis. Dan seolah tuhan menjawab kebingungannya itu, Rizki tiba-tiba mengirimkannya sebuah kotak.

Melodi membuka kotak tersebut. Sangat cantik.

Hanya satu kata itu yang bisa di ucapkan oleh Melodi.

Kalung dan juga anting-anting dengan berlian bewarna merah.

Melodi berusaha menolaknya namun Rizki mengabaikannya. Ia sengaja tadi mengirim kotak perhiasan itu menggunakan pengiriman online.

Ia dengar bahwa Carina akan mengadakan pesta ulang tahun pernikahan. Ia mau Melodi memakai hadiahnya hari itu. Dengan begitu, ia tidak akan mengirimi hadiah Melodi lagi.

Melodi menyuruh Rizki berjanji. Dan ia akan memakainya nanti.

Dan ketika pulang, Melodi menyimpan perhiasan itu di laci kamarnya. Begitupula dengan hadiah-hadiah Rizki yang lain, ia simpan di almari.

Melodi menyiapkan makan malam dan mandi. Dimas memberitahunya bahwa ia akan pulang hari ini. Karena itu, ia harus menyambut suaminya itu meski pernikahan mereka cuma kontrak dan akan berakhir sekitar dua bulan lebih sepuluh hari.

Melodi merasa hidupnya sangat bahagia akhir-akhir ini. Bahkan ia juga lupa pernikahan kontraknya dengan Dimas. Sejauh ia mengenal laki-laki itu, Dimas ternyata cukup baik meski terkadang kasar.

Alih-alih suka mengalah, Dimas orang yang manipulatif. Ia sering memanfaatkan hal-hal kecil agar Melodi menuruti kemauannya. Dan yang paling penting adalah ia yang hampir setiap hari melakukan hubungan dewasa dengan Dimas jika bertemu laki-laki itu. Entahlah, Melodi menyukainya meski tau hal tersebut tak nyata. Ia bahkan merasa seolah memahami Dimas dari hubungan tersebut. Aneh, tapi itu nyata.

Melodi terkadang merasa resah jika Dimas tidak datang menyentuhnya. Ia sama sekali tak merasa di manfaatkan oleh Dimas meski ia tau Dimas mendatanginya hanya untuk meminta jatah. Ia lebih berfikir bahwa hubungannya dengan Dimas adalah win-win solution alias saling menguntungkan. Seperti saat ini,

"Kenapa?" tanya Dimas sembari menatap Melodi.

Mereka baru saja menyelesaikan hubungannya beberapa menit yang lalu.

Orang-orang bilang bahwa setelah pernikahan hubungan seks terkadang tidak terlalu nikmat atau hambar. Tapi bagi Melodi hal tersebut tidak ada. Ia tidak bosan melakukannya dengan Dimas meski hal tersebut kadang membuatnya sangat lelah.

"Kamu capek?" tanya Dimas.

"Dibanding capek, aku lebih nggak punya tenaga. Aku kelaparan Dimas,"

Dimas tertawa mendengarnya. Ia mencium pipi Melodi sebelum bangun dan memakai boxernya.

Ia mengambil kaos Melodi dan membantunya memakaikannya. Barulah, Dimas mengangkat Melodi dan membawanya turun ke meja makan.

Dimas membantu mengambil nasi dan juga sup ayam buatan Melodi. Ia berjalan mendekati istrinya dan kemudian menyuapi istrinya itu makan.

Melodi menerimanya dengan senang hati. Mereka berbincang banyak hal termasuk apa yang dilakukan Dimas jika tidak bersamanya, namun laki-laki itu hanya bungkam.

Selesai makan, Dimas mengajak Melodi untuk tidur di depan televisi. Karena sofa yang sebelumnya terlalu sempit dan tidak empuk, Dimas membeli yang baru.

Seperti kebiasaan mereka, Dimas akan berbaring sembari memeluk Melodi erat dalam satu selimut. Mereka akan menonton film bersama sebelum tidur.

Kata Melodi, lebih baik menonton film di kamar namun Dimas menolaknya. Menurutnya tempat tidur terlalu luas. Jika Melodi bosan dipeluk, Melodi bisa mendorongnya ataupun menjauh darinya. Dan Dimas tidak mau itu. Ia ingin bisa mendekap Melodi sepanjang malam.

Mereka menonton berbagai film bahkan terkadang drama korea ataupun Thailand. Jika ada adegan mesra seperti ciuman, Dimas akan mencium Melodi.

Melodi terkadang merasa bahwa ia sedang bermimpi dan berharap waktu berjalan cukup lama. Ia seolah ingin tertidur dalam dekapan Dimas selamanya. Entah percaya atau tidak, pelukan Dimas sangat hangat dan nyaman.

Melodi berbalik menatap Dimas yang terlelap. Ia meneliti wajah Dimas dan mengusapnya sayang. Garis-garis wajah itu, terbentuk sangat sempurna.

"Dim," panggil Melodi pelan.

Dimas tak meresponnya.

"Kamu tidur Dim?"

Dimas masih tak meresponnya.

Melodi tersenyum melihatnya. Ia mengecup bibir Dimas penuh cinta.

Melodi masih memeriksa wajah tersebut dan menatapnya sangat lama.

"Sometimes i think, i'm in love with you Dim," kata Melodi pelan. Sangat pelan lebih ke arah berbisik.

Melodi tidak tau bahwa Dimas mendengar gumaman kecil itu.

Laki-laki itu mencoba menenangkan dirinya mendengar pengakuan cinta Melodi secara tiba-tiba.

"But I know, that can't be happening. I will soon get rid of this feeling." bisiknya lagi yang kemudian mencium bibir Dimas.

"Mimpi indah suamiku," kata Melodi sebelum ia menutup matanya dan menyandarkan kepalanya di dada Dimas.

Dimas membuka matanya. Wajahnya bisa dipastikan sangat merah. Bagaimana bisa Melodi mengatakan bahwa ia mencintainya?

Melodi pasti sudah gila. Benar, perempuan itu pasti sudah gila. Kenapa tiba-tiba jatuh cinta padanya.

Dasar bodoh- batin Dimas.

Anehnya, Dimas tidak masalah dengan perasaan itu.

Ia mengusap rambut Melodi sayang dan mendekapnya semakin erat. Bibirnya melengkung membentuk senyum tanpa ia sadari.

Woman Wishing She was DeadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang