Kedatangan Dimas ke rumahnya, mendapat banyak tatapan kaget dari para pelayannya yang datang. Bagaimanapun, selama hampir lima tahun, Dimas tak pernah sekalipun pulang. Dan kepulangannya yang mendadak tanpa memberitahu pelayannya membuat mereka gugup dan segera menyapa Dimas.
"Sevia," panggil Dimas ke Kepala Pelayan wanitanya.
"Ya tuan,"
"Kenapa istriku tidak disini?" tanya Dimas dengan nada suara yang tajam.
Sevia langsung bersimpuh di kaki Dimas. Melihat itu, para pelayan yang lain melakukan hal yang sama.
"Nona Allie,"
Dimas membanting vas bunga yang ada didekat mejanya.
Sevia terdiam.
"Sejak kapan rumah ini menjadi milik Allie?" tanya Dimas kesal.
Sevia hanya bisa diam.
"Kamu mau aku pindahkan bersama Allie?" tanya Dimas dingin.
Sevia bersujud. Dimas memang terlihat tenang dan sering mengabaikan kesalahan kecil yang ada. Tapi, jika sudah menyangkut keluarganya, Dimas sangatlah tempramental.
"Mohon maaf tuan. Saya mohon maaf. Saya sudah mencoba melarangnya masuk, namun nona Allie mengancam dan mengusir nyonya dari rumah. Saya tidak bisa melarang, karena nona Allie berkata tuan besar sudah menyetujui perceraian kalian,"
"Jadi maksudnya, kamu lebih takut dengan papaku dibanding aku?"
"Bukan begitu tuan,"
"Tutup mulutmu!" bentak Dimas.
Sevia langsung diam. Wanita tua itu gemetar ketakutan.
Dimas berdiri.
"Albert!!" teriaknya kembali.
Seorang laki-laki tua datang.
"Apa yang kamu lakukan sampai membiarkan jalang itu mengusir istriku dari rumah ini?" bentak Dimas.
Laki-laki itu menunduk meminta maaf. Dia juga salah satu Kepala Pegawai yang ada disana kecuali Sevia.
"Tuan, mohon maaf apabila saya lancang. Anda tau sendiri saya tidak memiliki kekuasaan sebesar Nona Allie apabila nona sudah membawa Tuan Noah. Nona Allie membawa bukti bahwa anda dan Nyonya Melodi akan bercerai setelah empat bulan. Selain itu, Nyonya Elisa juga ikut campur. Anda juga tidak memberitahu saya apapun kecuali merawat Nyonya disini sementara anda tidak ada. Jadi mohon maafkan saya yang telah gagal menjalankan perintah anda."
"Apa yang dilakukan bundaku?"
"Nyonya Celia hanya diam saja. Sepertinya Nyonya bertengkar hebat dengan Tuan Noah perkara itu,"
Dimas menghela nafas.
"Pecat mereka semua!"
"Tuan," panggil Sevia.
"Aku tidak butuh orang yang tidak bisa mendengarku. Singkirkan orang-orang yang terlibat masalah itu. Dan jangan beri mereka apapun." kata Dimas yang langsung pergi ke kamarnya.
"Baik tuan," jawab Albert.
Sevia memanggil Dimas memohon namun Dimas mengabaikannya.
Albert menyuruh mereka semua kembali. Hanya dua orang pelayan baru yang ia suruh untuk menetap di rumah utama jaga-jaga jika Dimas membutuhkan sesuatu.
Albert dibantu beberapa orang-orangnya, mulai mengidentifikasi setiap pelayan yang ada.
Di rumah itu, meski Dimas adalan sang tuan rumah. Namun kekuasaan mengelola rumah itu diberikan kepada dua orang. Albert dan Sevia. Albert adalah orang kepercayaan Celia sementara Sevia adalah orang kepercayaan Noah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Woman Wishing She was Dead
Teen FictionPernah melihat pohon yang dipangkas kemudian kering secara perlahan? Jika pernah, itu adalah gambaran dari sosok Melodi. Pohon yang sering di pangkas hingga kering dan menunggu waktu untuk mati. Melodi ibarat pohon yang rusak akibat tangan jahil ma...