Melodi buru-buru membuka pintu rumahnya ketika ada yang menggendornya keras. Ia bingung bercampur penasaran karena seingatnya, ia sudah mengunci pagar rumahnya.
Ketika membuka pintu tersebut, alangkah kagetnya Melodi melihat Aiden.
Plak
Melodi kaget.
Aiden menampar wajahnya keras.
Melodi mendongak menatap kakaknya lagi. Pikirannya terasa sangat kosong. Ia masih mencerma apa yang terjadi. Tapi Aiden menamparnya lagi.
Bug
Brakk
Dak dak
Laki-laki itu memukulli Melodi.
"ANJING! BANGSAT! MATI LO! MATI SANA!! INI GARA-GARA LO SIALAN!"
Melodi memeluk tubuhnya sendiri untuk melindungi dirinya dari tendangan Aiden. Ia ingin berteriak meminta tolong namun menahannya. Ia berusaha tak bersuara apapun agar Gabriel tak datang mencarinya. Ia tak mau Gabriel melihatnya dalam keadaan seperti ini.
Sayangnya, suara pukulan dan makian Aiden yang terdengar keras mebuat Gabriel keluar dari kamarnya dan menuju sumber suara.
"Nda," panggilnya.
Aiden berhenti memukulli Melodi ketika mendengar suara seorang anak.
Melodi segera bangun meski tubuhnya terasa sangat sakit.
"Bunda,"
"Itu anak lo?" tanya Aiden dengan tersenyum menyeramkan.
"Bisa-bisanya lo hidup bahagia setelah buat hidup gue ancur."
"Masuk kamar!" teriak Melodi kencang. Ia memegangi kaki kakaknya agar tidak mendekati putranya.
Bug
Aiden menendang Melodi kuat. Melodi masih bertahan dengan memegangi kaki Aiden.
"JALANG BRENGSEK!" maki Aiden yang kini menarik rambut Melodi.
Gabriel melihatnya ketakutan.
Melodi berusaha tersenyum dan menyuruh putranya masuk ke kamarnya. Akan tetapi Gabriel hanya bisa terdiam terpatung melihat keadaan bundanya yang terluka.
Tangisnya pecah ketika melihatnya. Ia langsung mendekati bundanya ingin menolongnya. Namun Melodi menggeleng. Ia melarang putranya mendekatinya.
Gabriel menghiraukannya. Anak itu tetap mendekati ibunya.
Aiden berusaha meraihnya tapi dengan cepat Melodi mendorongnya dengan kekuatannya.
Ketika ia berusaha mendekati putranya, Aiden menendangnya lagi.
Melodir terlempar kesamping. Dengan memegangi pinggangnya yang terasa sakit, Melodi menggigit tangan kakaknya ketika menyentuh rambut Gabriel.
"Aish, SIALAN! LONTE!"
Melodi memeluk putranya erat ingin membawanya kabur. Sayangnya, ia tak punya tenaga meski itu hanya berdiri. Pada akhirnya, Melodi lebih memilih melindungi Gabriel dengan tubuhnya. Ia bersujud memeluk putranya erat agar Aiden tak bisa meraihnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Woman Wishing She was Dead
Teen FictionPernah melihat pohon yang dipangkas kemudian kering secara perlahan? Jika pernah, itu adalah gambaran dari sosok Melodi. Pohon yang sering di pangkas hingga kering dan menunggu waktu untuk mati. Melodi ibarat pohon yang rusak akibat tangan jahil ma...