57 : When you love someone

48 7 0
                                    































when you love someone - endah n rhesa























"Gocap - gocap ayok sama gue, kalo sampe hari ini bigetron menang mau apa lo?" Suara penuh semangat itu menggema di ruangtamu rumah keluarga Hassabi. "Lix, lo megang bigetron apa RRQ?!" Seruan penuh ramai itu adalah suara milik Raka, ketiganya tengah berkumpul di rumah Haikal sembari menonton pertandingan e-sport MLBB.

"Kalo dari point sekarang si, RRQ" Sahut Felix.

"Gua tetep megang bigetron si," Sambung Haikal.

"Nah mampus lo Lix, 2-1, 2 megang bigetron!" Sorak Raka, sambil sesekali kepalanya sibuk kembali menatap layar tv.

Felix terkekeh, "Ngaruh apa sama 2-1, mau 10-1 pun kalo ditakdirkan RRQ menang ya tetep menang." Ujar pemuda itu.

Raka beralih tiduran di atas sofa keluarga Hassabi. "Kaber anyinggg, pegel pantat gua duduk mulu kesemutan. Kabarin gua Kal kalo masuk final!"

Pemuda itu membanting badannya seraya membuka ponselnya, kakinya selonjor asal di atas sofa keluarga Hassabi. Sesekali netranya melirik ke arah tv, tapi lebih asik melihat apa yang ada didalam ponselnya.

"Haidar, Jevan, sama Syammi lagi ngumpul juga ya?" Tanya Raka, sambil ngeliatin Haikal yang lagi asik gigitin kuku.

Yang ditanya nyahut, "Iya, rumah Haidar kan deket ego dari sini"

"Tau gue," Balas Raka. "Tapi akhir - akhir ini gua jarang ngeliat Gama ngumpul sama mereka bertiga dah"

Felix melirik ke arah kawannya, kalau difikir - fikir, iya juga. Sudah lama Gama tidak terlihat bersama teman - temannya.

"Kecot mereka, gara - gara Gama lebih milih Nakala" Sambung Haikal. "Gua denger - denger gossipnya sih gitu, Gama jadi gak ditemenin sekarang"

Felix terdiam, jemarinya sibuk memutar - mutar sendok yang ada didalam cangkir kopi. Sampai suara sendok yang beradu dengan cangkir itu mendistraksi kedua sahabatnya.

"Berisik Lix, anying." Protes Haikal.

Pemuda itu tersipu malu, jemarinya kemudian meletakkan cangkir dan sendok yang ia mainkan. "Menurut lo berdua, Nakala orang yang kayak gimana sih?"

Raka mengernyitkan dahinya, posisinya yang semula terbaring kini berubah menjadi posisi duduk, ia melempar remote tv ke arah Felix, meskipun tidak kena, pemuda itu tetap meringkih kesal. "ALAHHHHHH KENAPA LO NANYAIN NAKALA WEHH HAHAHAHA!!!!"

"Hahaha tolol" timpa Haikal, "Menurut gua Nakala ya gitu si orangnya, asik tapi ribet dia ribut mulu anjing"

"Bokapnya keras ego, jadi wataknya nurun." Sambung Raka. "Lu tau dia mantannya Derril ga si?"

"Derril Juno?" Tanya Haikal, yang dijawab anggukan oleh Raka. "Kok bisa?"

"Itu cerita sebelum ada angkatan kita cuy, gak usah dibahas." Balas Felix. "Gue nanya ke lo berdua tentang Nakala karena mau tau aja."

"Mau tau apa?"

"Mau tau pandangan lo berdua ke perempuan kayak dia gimana," Uja Felix. "Dimata gue, dia perempuan yang apa ya? Umm, terlalu complicated. Terlalu rumit, terlalu susah di pahami."

"Satu lagi, galak." Tambah Raka sambil mengacungkan telunjuknya.

Haikal tertawa, "Itu sih udah jelas." Kekehnya. "Btw lo kenapa Lix, kayaknya udah jarang keliatan bareng Nakala lagi?"

Felix tersedak kopi yang ia minum. Ia batuk - batuk sembari memukul dadanya pelan. "Uhuk!"

"Lagian kopi udah tinggal ampasnya masih aja di minum anjing" Gerutu Raka.

Felix yang masih sibuk batuk - batuk beralih membuka mulutnya pelan, ingin merespons pertanyaan yang diutarakan Haikal. "Gue udah gak deket ya karena dia udah punya cowok. Tau batasan aja,"

Hari itu, mereka berakhir tidak tahu pemenang dari liga MLBB malam itu adalah tim e-sports yang mana.

Keduanya baik Felix maupun Raka memutuskan untuk pulang kerumah masing - masing sebab besok adalah hari sekolah, pemuda berjagat Andrew itu membanting tubuhnya ke atas kasur king size miliknya.

Kamar luas nan dingin itu menyelimuti malamnya, ia memejamkan matanya seraya menatap langit - langit kamarnya yang dihuni beberapa stiker glow in the dark. Hobinya dan kembarannya sewaktu kecil yang gemar sekali menempei stiker di sisi kamar.

Pemuda itu menghela nafasnya, sembari lagu - lagu dari playlist spotify miliknya terputar melalui speaker JLB miliknya.

Hingga lagu milik endah n rhesa terputar di speaker tersebut.









When you love someone,

Just be brave to say, that you want him to be with you

When you hold your love  Don't ever let it go,

Or you will loose your chance  To make your dreams come true..











Putaran memori di otak Felix seolah mendukung suasana malam hari itu,

Moment - moment dimana Nakala berlari kecil menghampiri Felix di parkiran sekolah dan merengek minta pulang bersama.

Atau moment - moment dimana Nakala mengerucutkan bibirnya saat alisnya tidak rapih sebelah.

Moment - moment dimana Nakala sibuk menata rambut milik Felix dan berkata bahwa pemuda itu tidak cocok memiliki rambut panjang sebab rambutnya yang keriting dan tidak beraturan.

Moment dimana Nakala dan Felix berlarian di jalan setapak sekolah saat ketahuan datang terlambat.

Hal - hal yang tanpa sadar selalu membuat Felix senang,

Moment dimana Nakala berkata bahwa Felix nampak lebih tampan ketika main gitar dan menggunakan kaos putih polos.

Moment dimana hal - hal itu tidak pernah bisa di ulang kembali, sebab dari awal Felix tidak memiliki keberanian untuk mengakui perasaannya sendiri.

Felix selalu merasa bahwa bunga - bunga yang bermekaran didalam jantungnya hanyalah perasaan deg - deg an karena Nakala adalah lawan jenisnya.

Felix, terlambat.

Terlambat menyadari semuanya,

Hingga detik ini, Nakala Bumi Ayunda adalah gadis yang berhasil membuat Felix nyaris gila.

Negeri SebelasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang