49 : Hilang

122 10 0
                                    






















Syammi dikelasnya udah siap mau ngagetin Gama pake muka jeleknya, namun hari ini, planning rencanya dan Haidar, gagal seketika. Padahal Haidar udah siap - siap mau foto ngucapin selamat ulangtahun ke sahabatnya itu, berhubung pertanggal 9 Oktober kemarin jatuh pada hari Minggu.

"Lo ngapain?" Tanya April sambil bawa - bawa map absensi dari meja piket, ngeliat dua temennya udah pake costum aneh, bawa - bawa kertas hvs berisikan selamat ulangtahun, seolah - olah ada acara besar - besaran. "Hari ini anniversary sekolah kah?"

Syammi menggeleng, kecewa. "Ah gimana sih ini ketua kelas IPS 3, hari ini Gama ulangtahun, masa lo gak tau?"

"Gue ketua kelas anjir bukan bidan yang harus tau semua tanggal lahir orang." Ucap gadis itu sambil ngebuka map absensi, ngeliat tanggal lahir Gama selaku teman sekelasnya, dan bener aja, ultahnya kemaren sih. "Lah ultahnya kemaren?"

"Iya kemaren kan hari Minggu, Pril. Jadi dirayainnya sekarang." Ujar Haidar. "Tapi dia kemana sih? Telat lagi apa?"

April geleng - geleng. "Gak ada kabar"

"Nyokapnya?"

"Tadi gue abis dari meja piket, Bu Nabila gak bilang apa - apa kayaknya alfa."

Syammi si detektif conan si bodoh dengan seribu akal menatap Haidar dalam - dalam. "Cek absensi kelas lu dah"

"Ngapain?" Tanya Haidar, heran, seolah tidak akan menemukan petunjuk dari sana.

"Cek Nakala masuk apa enggak."

Haidar melengos. "Yehh, dia berdua kan emang langganan bolos, gak bisa dipastiin mereka berdua beneran bolos bareng apa enggak pea!"

"Tapi kan ini abis ulangtahun Gama, Dar." Ucap Syammi, mengutarakan pendapatnya. "Gue takut mereka kawin lari aja"

Mendengar ucapan bodoh dari teman sekelasnya, alias Muhammad Syammi. April terkekeh tanpa sengaja. "Hahaha! Gak mungkin kali! Gue kenal kak Nakala dari gue SMP"

Haidar mengerutkan dahinya. "Lah? Lo kenal? Kita kan satu SMP Pril, kok lo kenal dia dari SMP tapi gue gak kenal?"

April mengangkat kedua bahunya. "Yaa, itumah lo nya aja yang gak bergaul. Dulu jaman gue SMP, kak Nakala udah SMA, dia lumayan terkenal karena galak, tahun baru kemaren pas gue masih SMP dia pernah nolongin gue sama Naura yang dilabrak sama kakel SMP kita." Jelasnya, panjang lebar. "Walaupun gue gak kenal dia banget, tapi gue yakin dia gak bakalan sebodoh itu untuk kawin lari, so far, dia orangnya baik kok. Gue sering diincer kakel di SMA ini, tapi dia selalu backup gue, dia selalu nolongin orang jadi gak mungkin dia nyusahin dirinya sendiri."

"Tuh, denger Mi, setuju gue." Sambung Haidar, sambil ngangguk - ngangguk dan nunjuk Syammi pake telunjuknya.

Baru aja Syammi hendak melempar Haidar dengan botol minumnya, Jevan dan Juan mendatangi kelas mereka, setibanya dengan wajah yang tidak menyenangkan. "Pril, Gama masuk?" Tanya Juan, mimik wajahnya udah kesel banget.

April geleng - geleng. "Barusan ni anak dua pada nanyain, gak masuk, alfa, gak ada kabar."

"Udah nanya Bu Nabila?" Tanya Juan.

Jevan yang lagi jalan mengekori Juan memandangi dua temennya yang tampil kayak badut, topi dibalik, bawa - bawa pilox, bawa - bawa hvs juga isinya tulisan selamat ulangtahun, refleks nyinyir. "Ngapain lo? Mau hari guru disini?"

"Ini Happy Birthday Gama tulisannya." Ucap Syammi, percaya diri sambil nunjuk - nunjuk kertas yang dipegang Haidar.

Juan mendecakkan lidahnya seraya menonjok kertas tersebut dengan gumpalan tinjunya. "Happy Birthday apaan? Emang lo pada tau tuh anak kemana? Ulangtahun emang dia pada nemuin kita? Kagak bangsat."

Negeri SebelasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang