9 : Reason

179 32 4
                                    













play a songs on the tab and change theme to black.








Laki - laki penjagat nama Andrew dengan surai nya yang sudah menutup telinga itu menghela nafasnya, seraya mengunci pelan gawai hitam miliknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.







Laki - laki penjagat nama Andrew dengan surai nya yang sudah menutup telinga itu menghela nafasnya, seraya mengunci pelan gawai hitam miliknya. Matanya mengemban sekitar seraya menghela nafas pada segelas kopi susunya di atas nakas.

"You lie to me again, Mr. Andrew?" Kepala pemuda itu lantas terangkat, menatap gadis berambut sebahu dengan totebag pink favoritnya. Gadis yang sudah beberapa bulan terakhir ini mengisi banyak kebersamaan di hidupnya.

"Kok lo tau gue disini?" Ucap pemuda itu, seraya matanya mengedip dengan cekatan. Ia keheranan tentang bagaimana gadis itu bisa tahu persembunyian favoritnya di pagi dini pukul sembilan.

Gadis itu tertawa seraya mendaratkan bokongnya pada kursi kayu yang terjejer disana. "Raka bilang lo kalo cabut pasti ke merdeka." Ujar gadis itu. "Gue sama Raka, tuh."

Pupil mata pemuda Andrew itu kian membesar tatkala mendapati pemuda bertubuh mungil itu tengah sibuk memarkir motor giginya pada halaman warung. "Raka? Cabut?"

Gadis itu mengangkat bahu bidangnya. "Dia bilang dia mau ikut gue" Ujar gadis itu. "I guess you have some problem with your life, Lix." Timpa gadis bermata sipit itu. "Cerita aja ke gue kapanpun lo mau."

Obrolan keduanya terhenti tatkala tubuh mungil pemuda Prabuming itu menghampiri mereka, kian duduk di samping Nakala dengan segenap wajah lusuhnya. "Lix, bagi rokok."

Netra gadis mudi itu bersebobrok, menatap pemuda penjagat nama Prabuming yang tiba - tiba saja begini, seperti bukan Raka yang mereka kenal.

"Lo ngerokok?" tanya Nakala, penuh kaget nan risau dari dalam hatinya.

Felix terkekeh, seraya menyodorkan sebungkus rokok kehadapan lawan bicaranya. "Emang ngerokok, cuma gak sering - sering amat." Timpal Felix.

"Jangan bilang lo mabok juga ya Rak?" Tanya gadis itu penuh antusias, ada jawaban juga rasa penasaran dihatinya yang harus segera terpenuhi.

Raka menggeleng. "Mabok enggak sih, belum pernah." Ucapnya.

"Lo berdua lagi pada ada masalah apasih? Muka - muka pada mesem gini romannya." Cibir gadis itu.

Felix menghela nafasnya, kian menghembus segumpal asap nikotin ke udara. "Ada lah, sama bokap. Pusing pala gue, ruwet nyet."

"Bokap lo kenapa?" Tanya gadis berwajah sendu itu. "Lo juga kenapa, Rak? Bokap juga?"

Negeri SebelasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang