17 : Menata rahasia

159 26 10
                                    



Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dibawah pohon mangga disudut Mama Ela, Juanda sibuk berkutat dengan ponselnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dibawah pohon mangga disudut Mama Ela, Juanda sibuk berkutat dengan ponselnya. Cowok itu gak menoleh sama sekali, padahal udah dipanggil Kino berkali - kali.

"Juan!" Jerit Kino, baru deh yang dipanggil nengok sambil ha-ho-ha-ho.

Kino geleng - geleng. "Gue daritadi manggilin lo tai." Sungut cowok itu sambil jalan nyamperin Juanda di pojok jalan. "Korek sama lo, jangan di kerepin bae orang pada mau ngerokok ini"

Juan nyengir sambil nyodorin korek hijau khas warung madura dari kantong seragamnya.

Menit selanjutnya, cowok berjagat Wijaya itu nge-lock handphone nya, terus manggil Nakala dengan gestur tangannya yang bermaksud "Sini"

Ngeliat tingkah temennya, Nakala nyamperin Juan walaupun ada segudang pertanyaan dari lubuk hatinya. "Kenapa lo mojok begini? Coli?" Ledek gadis itu sambil ngebuang permen karet dari mulutnya.

Mendengar cemooh temannya, Juan sama sekali enggak ketawa, seakan - akan harinya lagi gak ditakdirkan buat being happy like usually. "Nanti kalo lo ke warjok, tolong bilangin sama Jevan absenin gue di mapel ke 3." Ujar pemuda itu. "Gue mau cabut, ada urusan."

Nakala menggaruk tengkuknya. "Urusan alumni lagi?"

Yang diajak berkoneksi menggeleng dengan cekatan. "Bukan, anak gue sakit."

Seolah - olah sudah tahu apa yang di ucapkan pemuda Wijaya itu, Nakala mengangguk faham. "Lo mau nyusulin?"

"Iya, Kal. Demam udah dua hari, gak ada yang bawa ke rs." Tuai pemuda itu seraya merogoh kunci motornya dari saku hoodie. "Gue cabut ya, titip anak - anak."

Nakala mengangguk, telapak gadis itu kemudian bergerak menepuk pelan bahu sang pemuda. "Hati - hati, Ju."

Bukan hal yang mengagetkan bagi Nakala ketika mengetahui fakta bahwa Juanda Wijaya adalah ayah dari seorang anak. Entah bagaimana kejadian asli yang menimpa dirinya, yang Nakala tahu Juan memikul tanggung jawab penuh atas mantan pacarnya sekaligus ibu dari anaknya itu.

Tatkala aerox hitam milik pemuda Wijaya itu melesat dengan cepat di antara pemukiman warga, Kino menuai protes.

"Setdah, ngebut bener tuh bocah. Mau kemana si?" Ujar pemuda berjagat Rizky Noufal itu.

Negeri SebelasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang