58 : Buta Hati

49 7 2
                                    
















Hi! Sorry kalo akhir - akhir ini aku sibuk dan jarang update, specially banyak hal - hal yang bikin aku amaze salah satunya para pembaca yang selalu apresiasi buku ini dan setiap chapter yang aku tulis selalu disambut dengan baik!

Guys, buku ini adalah kisah nyata. Nama sekolahnya juga berasal dari sekolahku waktu aku SMA dulu, meskipun begitu aku berharap kalian tidak mencari tahu siapa tokoh - tokoh didunia nyata yang aku tulis didalam buku ini yaa!

What's written in here, let it still be here.

Love, Khals.


























+



































naif - buta hati.
























































"Saya gak marah sama kamu, kenapa anak saya bisa terjerat kasus besar di sekolahnya. Karena itu kesalahan kalian berdua, kalian berdua yang melakukan, saya ingin dari kasus ini Gama belajar bertanggung jawab untuk kedepannya."


"Mungkin salah satu alasan kenapa Gama jadi nakal sebegininya, adalah sebab saya dan mamahnya sudah berpisah. Entah dia merasa kekurangan sosok kami atau bagaimana, yang jelas sebagai laki - laki saya memintamaaf atas nama anak saya, saya yang gagal mendidik Gama."


"Tapi, Nakala. Gama tetaplah anak saya, saya ingin anak saya memiliki pasangan yang baik. Saya ingin Gama setidaknya memiliki kehidupan yang lebih baik daripada saya."
































+
































Tangis mengguyur jalan raya sentul, sementara mendengar gadisnya terisak di jok belakang motor, pemuda bersajak Aditya itu mengelus pelan lutut si gadis.

"Kamu kenapa? Papah ngomong yang gak ngenakin?"

Gadis itu menggeleng, air matanya semakin jatuh membanjiri baju rajut yang ia kenakan.

"Kamu kenapa, Nakala? Kamu kenapa?"

Pemuda itu melirik dari kaca spion, melihat gadis dengan rambut pendek itu tidak berhenti mengusap air mata yang membanjiri kedua pipinya.

Di sisi jalan, pemuda itu berhenti. Ia menatap gadis didepannya, seraya membungkuk menatap kedua netra gadis itu. "Hey, what's wrong?"

"Why you'd dating someone like me, Gam?" Suara yang patah - patah diiringi isakan tangis itu cukup menghancurkan hati kecil Gama Aditya. "Aku cewek rusak, aku gak pantes buat kamu, keluarga aku berantakan, aku gak pantes buat kamu, kamu gini gara - gara aku―"

Pemuda itu beralih menarik tubuh ringkuh sang gadis kedalam pelukannya. "Hey, enggak. Jangan bilang kayak gitu, apa sih yang bikin kamu nangis? Papah?"

Gadis itu makin terisak, suara tangisnya semakin besar. Jemarinya mengusap pelan layar ponsel miliknya, membuat pemuda yang sedang mengelus pelan pundaknya itu melirik ke arah layar ponsel yang menyala.

Negeri SebelasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang