Semenjak dijemput Jevan dan Juan, Gama hilang kabar. Handphone nya gak bisa ditelfon, cuma memanggil aja. Bikin Nakala bener - bener khawatir sambil sesekali ngusap wajahnya penuh panik.Gadis itu mematikan sisa rokoknya di atas asbak, kamar kost itu terasa sepi dan mencekam, atmosfernya benar - benar menyebalkan.
Sementara di ujung bumi lain, setelah setengah jam berdiri didepan pintu rumah, sang adik tiba - tiba membuka kenop pintu.
"Masuk bang, Gisel disuruh bukain sama mamah."
Wajah pemuda itu berbinar, ia buru - buru berlari kedalam meski separuh kakinya terasa kram.
"Abang mau pergi beneran?" Gadis pengais bungsu alias sang adik itu bertanya, sembari mengekori sang kakak yang tengah menaiki satu persatu anak tangga.
Gama tidak merespons. Pemuda itu meraih kenop pintu kamarnya, AC kamarnya bahkan belum dimatikan sejak ia menghilang seharian.
Pemuda itu segera mengisi daya ponselnya, sembari meraih kaleng astor yang ia jadikan sebagai celengan penyimpan uang.
"Abang?Gisel nanya kan."
Netranya menatap sang adik di ujung pintu. Ia menghela nafasnya kemudian. "Keluar dulu sel, tutup pintunya."
Perintahnya direspons dengan anggukan oleh sang adik.
Kendati setelahnya, Gama meletakkan tubuhnya di atas ranjang berukuran king size, sembari mengeluarkan seluruh uang receh yang ia simpan di dalam kaleng.
Sementara itu, ponselnya terus berdering.
Pemuda itu mengusap wajahnya penuh frustasi tatkala mendapati bahwa uang didalam kaleng wafer itu hanya bernilai lima puluh dua ribu rupiah.
Ia menatap wajahnya yang kusam dari kaca lemari, menyisakan angan - angan dan dirinya yang kehilangan arah untuk bertahan hidup.
Sementara itu, ada seorang gadis yang tidak pernah berhenti mengkhawatirkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Negeri Sebelas
Fanfiction[ Wattpad AU ] Sekolah Menengah Akhir adalah karsa sederhana, tapi tidak untuk siswa - siswi Negeri Sebelas. tw! harsh words, parent issues, child trauma. highest rank #1 at sanha #1 at ryujin #3 at alternativeuniverse © 2022, nawendra