13 : There's always one day

170 28 5
                                    
















There's always one day dimana hubungan yang tadinya erat, become a disaster. Tapi relasi yang pecah itu enggak selalu tentang orang yang jatuh cinta. Sometimes its happen di lingkaran pertemanan. Dan solusi satu - satunya buat Nakala adalah curhat ke Zidanne. Walaupun at the end of the day Zidanne cuma bisa ngasih solusi dan gak bisa ngapa - ngapain juga cause she knows that Zidanne gak akan pernah mau urusan sama sesuatu yang bukan urusannya.

Tapi siapa sangka hubungan Zidanne dan Nakala juga berakhir disaster? beberapa hari setelah hari itu, Nakala bener - bener get the fuck up dirinya dari Jevan. Bahkan kalo keduanya ketemu dan bersebobrok, Nakala bakal pura - pura gak ngeliat Jevan dan Jevan bakalan ngelewatin gadis itu like both of us never make a friends before. Dan Gama gak pernah tau kalo perempuannya itu lagi have a big problem with his bestfriend.

Hari itu hari rabu, di suatu pagi tanpa sengaja cewek itu noticed kalo Haikal mulai ngejauh dari dirinya padahal dia lagi need someone to talk banget. Respon Haikal yang bener - bener like a shit. Entah Haikal emang gamau ikut campur atau dia ngerasa ada sesuatu, intinya Nakala cuma mau ngelurusin aja karena dia udah jauh sama Jevan, lagi berantem juga sama Gama, yakali mau ditambah sama anak - anak kelasnya?

Akhirnya hari itu Nakala nyeret Haidar ke warjok untuk nemenin dia beli bakso cilok. Tapi without said anything, Haidar yang buka mulut duluan. "Sia naksir sama Haikal?"

Yang ditegur melongo, karena bener - bener selama hampir sebulan dia berteman baik sama Haikal, Nakala pikir gak akan ada pertanyaan kayak gini. "Lo masih nanya gitu sementara tau gue sama Haikal temenan deket?"

"Nggak gitu, aing mah paham. Tapi kan gak semua orang yang sia gelendotin paham." Ujar Haidar. "Eta gimana yah ngomongnya, pokoknya gue mah udah tau lo orangnya emang friendly, tapi kan gak semua orang tau."

Dahi gadis itu berkerut. "Terus?"

"Gara - gara sia, si Haikal jadi di incer sama wali kelas. Katanya pacaran sama sia." Ujar pemuda itu. "Gara - gara foto pas futsal―"

"Gue getak bener yang nyepuin foto itu ke wali kelas, Dar." Potong gadis itu. "Gue yakin lo sama anak - anak udah tau kok kalo gue orangnya emang clingy."

Haidar menghela nafasnya panjang. "Haikal teh lagi deketin cewek."

"Ya terus??"

Pemuda itu mengelus dadanya. "Gak usah emosi dulu atuh napa, sabar - sabar." Ujar pemuda itu sambil mempraktekan geraknya ngelus - ngelus dada. "Si Haikal teh bilang ke aing sama Zidanne pas kemaren di rumah aing, tolong sampein ke sia hapus foto di instagram second sia, dia takut jadi omongan guru - guru, sama sia nya mah gak masalah."

"Siapa yang ngadu ke Haikal kalo gue post foto di ig second? Lagian ngepost foto gue sama dia gak bermaksud apa - apa, orang gue juga ngepost foto gue sama lo kok." Jelas gadis itu. "Emang cuma sekedar post aja, kenapasih?"

Haidar menghela nafas lagi. "Iya postnya mah gak papa, tapi ini masalahnya dia yang dikira pacaran sama sia. Gak enak juga aing sama Gama, aing kan temen Haikal temen Gama juga."

"Lah? Orang Gama no comment kok kalo gue deket sama temen - temen cowok gue."

Haidar bener - bener capek ngadepin cewek keras kepala ini. "Yaudah ah, sia ngomong aja sana sama Zidanne. Pusing aing." Ujar cowok itu. "Si Haikal lagi deket sama Syahla. Aing ngasih info aja."

Maksud Haidar hari itu ditangkap berbeda sama gadis itu. Gadis itu malah mikirnya kalo Syahla yang nyuruh Haikal ngejauhin dia. Jadilah hari itu, Nakala ngebacotin Syahla. Barulah setelah itu Zidanne turun tangan dan ngejelasin kalo Haikal mau jaga jarak dulu.

Tapi bukannya faham dan mengerti, cewek itu malah mencak - mencak di sekolah, ngomel - ngomel didepan Haikal. Dia ngerasa orang - orang ngejauhin dia tanpa alasan disaat bahkan dia bener - bener butuh orang - orang itu.

Berhubung disamping kelas dia itu kelas Juan dan Jevan, Juanda muncul di jendela sambil geleng - geleng kepala. "Kal, berisik, kenapasih teriak - teriak?" Tanya pemuda itu dengan nada suaranya yang calming.

Ngeliat Nakala udah out of control, Juan nyuruh Haidar turun tangan dan mulai nenangin gadis itu. Tapi yang dia tangkap malah moment lain. "EHHHHHH SIA NGAPAIN NGE VIDEOIN TEMEN AING?!!!!!" Seruan dari mulut Haidar ngebuat Nakala dan Haikal yang lagi berantem langsung nengok ke arah barat, ngeliat ada satu cewek yang lagi ngevideoin moment berantem mereka.

Udah tau dong what happen after that? Iya. Ceweknya disamperin.

Hari itu, kelas bener - bener porak - poranda. Botol tumblr cewek itu pecah, bahkan hapenya di banting ke lantai. But god still help her, yang pecah cuman tempredglass nya doang.

Alasan kenapa Nakala marah, Nakala ngebuka ponsel cewek itu dan nemuin semua galeri cewek itu adalah foto - foto dia, termasuk screenshotan semua sosial medianya. Dari mulai snapgram dia yang clubbing, snapgram dia di slipout, venue, semuanya di screenshoot. Sampe ada banyak banget foto - foto gadis itu lagi ngerokok di kantin sekolah. Begitu juga dengan update semua temen - temennya, Haidar, Juan, Jevan, bahkan Felix.

Yang tadinya dia pikir alasan Haikal ngejauh dikarenakan alasan pribadi, but she found that cewek yang jadi penguntitnya ini adalah alasan kenapa Haikal jaga jarak. Iya, karena saat ini mereka semua dibawah pantauan guru konselling dan mata - mata sekolah.

"Ngentot." Cibir Nakala, kakinya maju beberapa langkah sampai yang dihampiri tremor sendiri di buatnya. "Lo ngapain mata - matain gue?"

Gadis mata - mata itu terdiam, seluruh tubuhnya tremor, seraya bibirnya mengatup pelan. "B-bukan g-gitu.."

Jemari indah Nakala dengan kukunya yang di hiasi tinta itu meraba pelan kepala gadis itu. Seraya jemarinya terkulai menarik kencang rambut keriting si gadis. "GUE NANYA NGAPAIN LO MATA - MATAIN GUE SAMA TEMEN - TEMEN GUE?!"

Pemuda berjagat Juanda Wijaya yang tengah terduduk di koridor kelas dengan gitar klasik di pangkuannya itu terlonjak, matanya mengemban mencari arah suara. Kian mendapati anak - anak tengah berkumpul di kelas sebelahnya lalu berbisik penuh cekatan.

"Ada apaansi?" Tanya Jevan dengan es teh di gulungan tangannya.

"Juan! Nakala ribut!" Jeritan dari lisan Raka membuat Juanda segera terbangun dari duduknya. Pemuda itu kemudian menerobos kumpulan anak - anak yang menjadikan moment hari itu sebagai tontonan.

Nakala meludah tepat di hadapan sang gadis. "Lo mau apus semua yang ada di galeri lo apa lo gue tampar?"

Dengan rambutnya yang dijenggat kencang, gadis bermata sayu itu merintih ditengah - tengah pertanyaan Nakala. "M-maaf.."

"GUE GABUTUH MAAF NGENTOT KENAPA LO MATA - MATAIN GUE SAMA TEMEN - TEMEN GUE?!"

Bunyi tamparan menggelegar kemudian, semua anak - anak dikelas hari itu, tidak ada yang bergeming. Semuanya membeku, penuh takut. Hingga Haidar dan Juan meluncur membuka jalan yang terblokir oleh huru - hara para siswa.

Keduanya sibuk menarik Nakala dari sana.

Negeri SebelasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang