Pulang futsal, kepala Gama kenceng banget, pusing. Mungkin karena belum makan dari tadi pagi, pemuda itu tiduran di atas kasur, beberapa detik kemudian sang ibunda masuk sambil bawa - bawa panci. "Makan, mamah masak opor."
Gama bergumam. "Hmm"
"Makan Gama, ngapain sih ulangtahun malah dekem aja dikamar kayak ayam?"
Gama terkekeh pelan. "Berasa beda aja ulangtahun gak ada Gala"
Sang ibunda menghela nafas. "Nanti kalo lapas ngizinin Gala ngangkat telefon, mama bilang kamu." Ujarnya. "Sana makan, Giselle udah nungguin di meja makan mau makan."
"Suruh adek makan duluan aja, Ma" Sahutnya. "Gama masih capek"
Mama mendecakkan lidahnya. "Ck, buruan mandi, bau asem. Nanti Aliya mau kesini jam 8an."
Mendengar penuturan dari sang ibunda, netra pemuda itu terbelalak. "Lah?"
"Ya makanya mandi, ini mama masak karena Aliya sama bundanya mau kesini."
"Mama yang nyuruh?"
Mama menggeleng. "Enggak, dia udah tau hari ulangtahun kamu"
"Apaansih Ma? Mama posting - posting ya di FB?'
"Iya semalem."
Gama reflek memungul keningnya. "Mampus gue!" Pemuda itu menarik ponselnya di sisi kasur kemudian menatap puluhan notifikasi dari kontak bertitel Nakala.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Pemuda itu loncat dari kasurnya, menarik handuknya dari rak gantung. "Minggir ma, mau mandi!" Ricuhnya, kemudian berlari menuju kamar mandi. Tanpa sadar tubuhnya menubruk sisi kiri kursi meja makan, tempat sang adik tengah terduduk nyaman. "Abanggggg!"
"Sorry - sorry," Mohon pemuda itu. "Gak sengaja Sel, abang buru - buru"
"Ngapain sih buru - buru, kayak hidup abang penting aja"
Pemuda itu mendecih. "Cih, hidup gue lebih penting dari hidup lo yang cuma galauin Jimin"
Bibir gadis itu berkerucut. "Mamahhh!" Jeritnya, hendak mengadu.
"Apaansih Sel? Mamah lagi bikin es teh!"
"Abangnya tuhhhhhhh!"
Telapak tangan pemuda Aditya itu membekap mulut sang adik kemudian. "Sshh! Berisik Sel" ujarnya. "Nanti kalo ada yang nyamper gue, bilang gue lagi mandi ya? Tapi usahain lo aja yang keluar jangan mamah, duduk di depan tv gih"
"Kak Nakala ya?"
Dahi pemuda itu berkerut. "Dih? Kok lo tau?"
Gadis itu menyengir, memamerkan sederet gigi putihnya. "Waktu itu hape abang berisik malem - malem, aku disuruh ngambil minyak kayu putih di kamar abang sama mama, terus gak sengaja lihat chat dari kak Nakala."
