Jam pertama di mulai dengan pelajaran olahraga, dan basket adalah materinya.
Mereka dibentuk menjadi dua tim. Tahu apa yang paling mendebarkan? Taehyung berada di tim yang sama dengan Jungkook. Itu sesuatu yang menyenangkan baginya.Tak masalah jika teman satu timnya enggan mengoper bola padanya. Itu tak masalah.
Yang Taehyung inginkan hanya memperhatikan Jungkook yang bermain begitu lincah. Dia bergerak ke sana kemari dengan gesit seolah dia adalah ahlinya.Jungkook terlihat paling menonjol di antara mereka. Rambut panjang itu terkadang menutupi sebelah matanya, dan berkali-kali Taehyung lihat Jungkook menyelipkan helaian rambut itu ke telinganya dengan cepat dan dengan cara yang begitu cantik.
Ketika Jungkook men-dribble bola tepat di samping dirinya, Taehyung dapat mencium aroma tubuh anak itu yang begitu manis. Membuat Taehyung memejamkan matanya selama beberapa detik karena terlena.
"Jungkook! Semangat!"
Teriakan para siswi membuyarkan lamunan Taehyung akan aroma Jungkook yang begitu candu.
Omong-omong, sudah satu bulan berlalu sejak hari perkenalan itu. Seperti yang Taehyung harapkan, teman kelasnya memperlakukan dia seolah dirinya tidak ada. Tapi Taehyung merasa baik-baik saja akan hal itu. Dia tak dianggap, tidak apa-apa.
"Jungkook!"
"Jungkook!"
"Kalahkan mereka Jungkook!"
Tidak seperti Taehyung yang mencoba untuk tidak diperhatikan, Jungkook selalu menjadi pusat perhatian. Dia bersinar di manapun dirinya menginjakkan kakinya. Jungkook sudah menjadi anak yang populer bahkan di hari pertama masuk sekolah.
"Bagus sekali, Jungkook!" Taehyung melihat Mingyu berlari memeluk Jungkook ketika anak itu berhasil memasukan bola ke dalam ring lawan untuk kesekian kalinya. Ini membuat tim mereka memenangkan pertandingan.
"Karenamu kita mengalahkan mereka!" Bambam menyusul bersama Yugyeom dan Eunwoo yang saling merangkul.
"Tembakan Jungkook adalah segalanya." Eunwoo mengusak rambut Jungkook. Pemuda berkacamata itu tampak tersenyum puas pada Jungkook.
Hingga tiba-tiba seorang siswi—yang Jungkook ketahui sekelas dengan dirinya—mendekat, ditangannya terdapat handuk kecil dan minuman isotonik. "Emm, Jungkook. Apakah kau free sepulang sekolah?"
"Aku sibuk." Jungkook bisa melihat binar dari mata gadis itu meredup setelah mendengar jawabannya dan dia dengan cepat berlari menuju teman-temannya dengan wajah kecewa dan sedih.
Teman-teman Jungkook—kecuali Eunwoo—melotot tak percaya melihat Jungkook menolak gadis cantik itu.
Yugyeom mengguncang-guncang tubuh Jungkook dengan kuat, mulutnya bahkan menganga. "Jungkook, apakah kau serius?"
"Sayang sekali ... Nayeon yang cantik." Bambam beralih menatap Nayeon yang tampak murung di kelilingi teman-temannya. Gadis itu tampak menunduk dan meremas botol minuman di tangannya.
"Memangnya apa yang salah jika aku menolak?"
Melihat Jungkook bertanya dengan wajah polosnya membuat Mingyu geram. Dia menarik tubuh Jungkook mendekat ke arahnya, mengarahkan kepala anak itu agar matanya dapat melihat Nayeon.
"Lihat wajah cantik dan imut itu, Jungkook! Jangan lupakan payudara besarnya."
Sama sekali tak tertarik. Mata Jungkook memicing mendengar perkataan Mingyu yang terdengar seperti pelecehan daripada pujian.
Lagipula, Jungkook bukan pemuda yang tergila-gila dengan payudara wanita! Dia bukan seorang yang cabul!"Kalian menyebalkan." Jungkook meninggalkan teman-temannya yang terlihat semakin frustasi di sana. Dia melihat Taehyung yang lewat di hadapannya setelah mengumpulkan bola basket, Jungkook tanpa mengatakan apapun melemparkan jersey merah yang ia pakai kepada Taehyung.
KAMU SEDANG MEMBACA
pulchritude • tk
Fiksi RemajaTaehyung berada di kasta terbawah di kelasnya, berusaha agar tetap tak terlihat di sekolah. Dia tidak pernah ingin membuka mulutnya, takut ketahuan bahwa ia berbicara gagap di depan teman-temannya. Taehyung lebih memilih melihat dunia melalui lensa...