"Kau ikut Young Photo Graphica?" Jimin melontarkan tanya dengan gembira saat netranya menangkap Taehyung yang sibuk berkutat dengan hasil jepretannya sambil memegangi brosur kontes tersebut.
Atmosfer di dalam ruang klub fotografi rasanya menjadi begitu nyaman hingga Taehyung tanpa ragu mengangguk dengan mantap seraya berkata, "Iya."
Dibalik keputusannya, ada Taehyung yang hampir tidak tidur semalam hanya untuk memikirkan ucapan-ucapan penyemangat dari Jungkook setelah makan malam mereka yang agak kacau. Malam tadi dia duduk bersandar pada kepala ranjang cukup lama sambil melamun memandangi kameranya dan Jungkook yang sudah terlelap di sebelahnya. Tapi ketika dia menemukan jemari Jungkook menarik piyama yang Taehyung kenakan sambil mengucapkan, "aku mau peluk, Taehyung." dengan suara paraunya, Taehyung tak bisa menolak.
Dia beringsut dan membaringkan diri, memposisikan dirinya tepat di samping Jungkook yang sudah siap tenggelam di dadanya.Tepat saat Jungkook mendekapnya, Taehyung memutuskan semua hal yang menjadi lamunannya. Seraya memandang wajah damai Jungkook yang telah kembali terlelap Taehyung memutuskan bahwa ia akan maju.
Demi Jungkook yang wajahnya selalu ingin ia abadikan untuk dirinya sendiri."Apa!"
"Taehyung, kau masuk Young Photo Graphica?!!" Doyoung mendekati dirinya dengan semangat, ramen instan dalam kemasan yang tengah disantap olehnya hampir melompat jatuh ke lantai dengan naas karena aksinya yang tak hati-hati.
Pekikan nyaringnya mengundang beberapa anggota klub fotografi yang ada di dalam ruangan ikut mendekat dengan wajah antusias.
"Whoa, itu luar biasa!""Pilih foto yang ini, Taehyung!"
"Taehyung, yang ini pasti akan menang, kau harus dengarkan aku!"
Taehyung tertawa melihat teman-temannya berebut memilihkan foto yang akan masuk dalam kontes.
"Dapatkan hadiah utamanya dan jadilah seorang profesional."
Taehyung awalnya gemetar dalam ekspektasi Jungkook, tapi perasaan itu kini hanyalah seberkas cahaya yang mengintip dari sela-sela awan.
Taehyung sadar bahwa dia dan Jungkook bukanlah pasangan yang cocok. Tapi dia mau memperbaiki dirinya sendiri, walau hanya sedikit, untuk berada di dunia yang sama dengan Jungkook.•••
Jungkook membuka mata bukan karena sinar mentari yang menusuk, justru dia terbangun karena heran mengapa sinar matahari tak kunjung masuk. Dengan keadaan setengah sadar, Jungkook meraba-raba tempat di sebelahnya.
"Taehyung," panggilnya pelan.
Tapi tak ada jawaban apapun yang ia dapatkan.Akhirnya dia menyadari bahwa permukaan kasur tempat Taehyung tidur di sebelahnya sudah dingin. Yang artinya pemuda itu sudah pergi cukup lama sebelum Jungkook bangun.
Jungkook melangkah untuk membuka gorden besar yang menghalangi sinar matahari untuk masuk. Dia membuka pintu balkon berbahan kaca minimalis kemudian terpejam sebentar menikmati angin pukul setengah sembilan pagi.
Ketika dia kembali masuk, matanya menangkap sepiring roti isi dan susu di atas meja kecil di samping ranjang. Sedikit heran karena tadi dia tak melihat itu semua ketika turun dari ranjang, yang pasti itu karena dia masih setengah sadar.
Jungkook mendekat untuk menemukan catatan kecil pada kertas berwarna biru yang diletakkan dekat gelas susu."Jungkook, aku pergi ke kampus, hanya sebentar. Aku janji akan tiba lagi di rumah pukul sepuluh dan siap mengantar Jungkook menuju tempat kerja. Maaf hanya menyiapkan roti isi dan susu."
KAMU SEDANG MEMBACA
pulchritude • tk
Teen FictionTaehyung berada di kasta terbawah di kelasnya, berusaha agar tetap tak terlihat di sekolah. Dia tidak pernah ingin membuka mulutnya, takut ketahuan bahwa ia berbicara gagap di depan teman-temannya. Taehyung lebih memilih melihat dunia melalui lensa...