49. scandal

164 27 6
                                    

Studio Min Yoongi adalah ruang kreatif yang sederhana namun penuh karakter. Dominasi warna biru langit dan putih tulang berpadu dengan sentuhan kayu alami, memberikan suasana tenang sekaligus elegan. Jungkook, berdiri di depan cermin besar di sudut ruangan, sibuk memastikan penampilannya sempurna. Rambutnya ditata rapi, dan setelan putih yang ia kenakan membingkai tubuh rampingnya dengan sempurna. Namun, di balik penampilan tenangnya, pikirannya penuh dengan bayangan seseorang.

"Sudah siap?" tanya Hoseok dengan nada ceria.

Jungkook mengangguk kecil, menarik napas panjang. Bersama-sama, mereka melangkah masuk ke studio utama, di mana seorang pria berambut hitam dengan aura tenang sedang menunggu.

Hoseok, yang selalu tampil sopan dan profesional, segera membungkuk memberi salam. "Aku menantikan untuk bekerja sama denganmu, Tuan Min."

Min Yoongi, sang fotografer yang terkenal dengan karyanya yang artistik itu membalas dengan senyuman tipis dan anggukan kecil. "Terima kasih." Tatapannya kemudian beralih kepada Jungkook, yang berdiri beberapa langkah di belakang Hoseok. "Kau pasti Jeon Jungkook," ucapnya, nada suaranya terdengar ramah namun penuh keyakinan.

Jungkook, yang biasanya percaya diri, merasa sedikit canggung di hadapan fotografer terkenal ini. Ia mengangguk pelan. "Benar." Jawabnya singkat. Pandangannya kemudian melayang, mencari keberadaan seseorang yang ia harapkan ada di sini.

Yoongi memperhatikan gerak-geriknya sambil menyunggingkan senyum. "Sesuai perkataan orang-orang, kau tampan," katanya tanpa basa-basi.

Jungkook membungkukkan badan sebagai tanda terima kasih. "Terima kasih," jawabnya dengan nada rendah, merasa sedikit canggung dengan pujian langsung seperti itu.

Yoongi melanjutkan, "Kau syuting dan tampil di variety show yang sama dengan Lee Jieun, bukan?"

Hoseok, yang masih berdiri di samping Jungkook, tersenyum lebar dan menjawab penuh semangat. "Benar sekali." Namun, sebelum ia bisa melanjutkan, ponselnya berbunyi. Hoseok hanya melirik sekilas sebelum memutuskan untuk mengabaikannya. "Ngomong-ngomong, foto Jieun yang dijepret olehmu sungguh menakjubkan. Bahkan CEO agensi kami pun terkesan."

Yoongi mengangguk kecil. "Senang mendengarnya."

Di sisi lain, Ren, asisten Yoongi, memperhatikan ponsel Hoseok yang terus berbunyi. Ia menegur dengan nada sopan, "Ponselmu berbunyi, Tuan."

Yoongi memberikan isyarat dengan tangannya. "Silakan angkat."

Hoseok akhirnya menjauh sedikit untuk mengangkat teleponnya. "Kami baru sampai. Pemotretan akan dimulai, segera," katanya dengan nada cepat namun tetap tenang.

Sementara itu, Yoongi kembali beralih pada Jungkook. "Bisa kita mulai?" tanyanya sambil mengangkat kameranya, siap untuk bekerja.

Jungkook memberikan senyuman sopan. "Iya."

Ketika sesi pemotretan dimulai, Yoongi memberikan beberapa instruksi singkat sebelum mulai memotret. Suara jepretan kamera mengisi ruangan, menambah intensitas suasana.

Jungkook bergerak dengan percaya diri, menunjukkan keahliannya dalam berpose. Wajahnya yang fotogenik, didukung dengan postur tubuh yang sempurna, membuat setiap hasil foto terlihat luar biasa.
Jungkook berpose dengan ahli, menunjukkan karisma alaminya yang selalu memukau lensa kamera.

pulchritude • tkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang