Taehyung menguap lebar dengan mata yang setengah terpejam. Ini sudah memasuki Februari yang dingin, waktu berjalan sangat cepat. Musim dingin datang mengambil haknya.
Dia melepaskan pelukannya pada Jungkook untuk berbalik menatap jam weker di atas nakas.
Kantuknya seketika musnah, dia menjadi waras secara utuh saat melihat jarum jam menunjukan pukul tujuh lebih empat puluh lima menit."Bangun! Jungkook, bangun! Maaf, aku mematikan alarm! Hei, bangun! Syutingmu hari ini!" Taehyung mengguncang tubuh Jungkook dengan kuat. Menghempaskan selimutnya hingga merosot ke kaki.
Sedangkan Jungkook acuh sambil menarik kembali selimut itu. "Tidak, ini terlalu dingin," ucapnya dengan suara parau. Dia masih enggan membuka mata padahal Taehyung sudah heboh lebih dari apapun.
"Bangun!"
Jungkook yang jengah karena pakaiannya ditarik-tarik akhirnya mendorong pemuda itu hingga dia terjatuh dari ranjang.
Tapi Taehyung tidak peduli bokongnya sakit. "Bersiaplah. Aku akan mengantarmu ke stasiun dengan sepedaku." Dia bangkit dan mendekati Jungkook yang masih terpejam.
"Tidak masalah, Taehyung. Agensi akan menjemputku dengan mobil."
"Ha?"
"Aku sudah bilang padamu semalam bahwa aku memiliki pagi yang panjang hari ini." Jungkook kembali membungkus tubuhnya dengan selimut. Memejamkan membiarkan Taehyung yang masih duduk di lantai.
"O-oh, kau benar."
Taehyung menunduk, jemarinya bermain dengan acak.
Dia menatap Jungkook, artis pendatang baru milik agensi yang meyakinkan.•••
Taehyung mengayuh sepedanya seorang diri hari ini menuju lokasi syuting Jungkook, menyempatkan diri ke sana sebelum berangkat ke kampus, mimik wajahnya begitu lesu. Kegiatan mengantar Jungkook menggunakan sepeda menuju stasiun atau tempat kerja seperti biasanya mungkin akan menghilang. Itu yang Taehyung yakini.
Jungkook jelas sedang naik daun, dan sepeda berderit miliknya ini tidak cocok lagi untuk kekasihnya itu.Taehyung berjalan gontai untuk mendekat pada segerombolan penggemar Jungkook. Dia memasang topi dan kacamata hitamnya yang norak. Kim Taehyung berubah menjadi si tuan mencurigakan yang terkenal misterius dan membuat ngeri di kalangan para penggemar Jungkook.
"Jungkook sangat keren, seperti biasa." Wanita yang Taehyung perkirakan berusia 40-an itu memekik girang ketika Jungkook akhirnya keluar dari sebuah bangunan besar bersama Lee Jieun.
"Wow, eternal."
"Eternal."
Taehyung mengernyit, "eternal?" tanyanya pada wanita-wanita di sampingnya dengan penasaran.
Dia tidak tahu ada kata seperti itu di antara para penggemar dan Jungkook.Wanita itu menatap Taehyung was-was. Tuan mencurigakan lagi ternyata, begitu pikirnya.
"Saat kami—para penggemar Jungkook—bersulang, kami memutuskan untuk mengatakan"eternal" yang berarti abadi, sebagai perwakilan dari cinta kami yang tak lekang oleh waktu untuk Jungkook."
Taehyung hampir melongo mendengar penjelasan itu. Dia tak tahu ada hal semacam itu. Beginikah yang terjadi pada setiap idola dan penggemarnya? Kalau begitu Taehyung bersyukur, karena Jungkook dicintai banyak orang.
Dan Jungkook memang harus penuh cinta."Cinta yang abadi ...." Taehyung bermonolog, memperhatikan Jungkook dari kejauhan dan mulai berpikir apakah cintanya untuk Jungkook telah sebesar cinta orang-orang di sampingnya ini?
Apakah Jungkook akan marah jika dia menyadari bahwa para penggemar lainnya lebih mampu mengekspresikan cinta ketimbang dirinya?
Kalau begitu Taehyung akan mengucapkan ribuan maaf.
![](https://img.wattpad.com/cover/348099213-288-k10998.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
pulchritude • tk
Teen FictionTaehyung berada di kasta terbawah di kelasnya, berusaha agar tetap tak terlihat di sekolah. Dia tidak pernah ingin membuka mulutnya, takut ketahuan bahwa ia berbicara gagap di depan teman-temannya. Taehyung lebih memilih melihat dunia melalui lensa...