03. kontes popularitas

1K 84 6
                                    

Pelajaran kimia berakhir, Taehyung begitu banyak mendapat pujian dari guru kimia selama pelajaran berlangsung.
Kelompoknya bahkan mendapat A+ dalam praktik.

Sebagai koordinator, Taehyung bertanggung jawab memantau para murid yang hari ini bertugas membersihkan peralatan yang sudah selesai digunakan selama jam pelajaran.

Namun pada akhirnya, justru dia yang membersihkan semuanya sendirian.
Catat! Sendirian.

Para murid memilih pulang, dan sisanya—Jungkook beserta ke-empat perintilannya—berada di dalam ruangan yang sama tanpa melakukan apapun selain tertawa dan melempar candaan.

Taehyung sedari tadi hanya mendengarkan, dia diam, dan seolah menjadi udara, tidak ada kontak mata dan interaksi dengan siapapun selain dengan pikirannya. Dirinya terlalu sering dianggap tak ada. Namun Taehyung baik-baik saja.

"Kau sudah selesai dengan itu? Tolong taruh sapu ini di sana, ya!" Mingyu datang dengan wajah pongahnya, memberikan sapu pada Taehyung dengan cara melemparkannya.

Taehyung melawan? Tidak!

Dan ketika Bambam melakukan hal yang sama. "Sekalian punyaku," ucapnya dengan alis yang dinaik turunkan.

Taehyung masih diam. Dia tak mengangguk, ataupun menggeleng, tapi tetap mematuhi perintah keduanya.

"Ayo pergi ke tempat karaoke setelah ini!"

Melirik sekilas, Taehyung bisa melihat Mingyu berseru sembari merangkul Jungkook dengan akrab.

Bambam menggeleng. "Tapi Jungkook tidak suka karaoke, jadi sudah pasti dia akan keluar dari tempat itu di tengah-tengah keseruan kita. Seperti minggu lalu. Bagaimana kalau kita ke rumah Yugyeom!" Dia memegang tangan Yugyeom yang sibuk dengan ponsel.

"Tidak! Enak saja! Lagipula ada adikku di rumah. Cari tempat lain! Arghhh!" Dia marah, kalah dalam gamenya karena Bambam.

Bambam tanpa pikir panjang menunjuk Eunwoo. "Kalau begitu rumah Eunwoo! Rumahmu besar, suara bising kita mungkin tak akan terdengar."

Eunwoo melirik sembari membuka sebungkus permen. "Tidak mungkin. Bukan karena bising atau tidaknya. Banyak teman bisnis Ayahku di rumah."

Mingyu melepas rangkulannya dari Jungkook, kemudian memukul meja. "Ayo ke restoran baru di depan sana kalau begitu!" Sembari menghentikan Yugyeom yang kini memukul-mukul tubuh Bambam karena kesal tak dapat memenangkan permainan pada ponsel genggamnya.

"Ku dengar tempat itu ramai sekali, harus mengantre untuk mendapatkan meja. Dan aku tak mau mengantre," tolak Bambam yang kemudian melotot ke arah Yugyeom, lengan Bambam panas terkena pukulannya!

Jungkook yang sedari tadi diam akhirnya menghela napas panjang, kepalanya sakit mendengar teman-temannya yang tak ada habisnya beradu mulut.
Jungkook melirik Taehyung, kemudian mendapat sebuah ide.
"Hei!" Dia memanggil Taehyung dengan suara yang agak kuat.

Sayangnya Taehyung tak kunjung menoleh, entah apa yang dipikirkan pemuda aneh itu. Tapi Jungkook tahu pasti bahwa Taehyung mendengarkan perdebatan teman-temannya sedari tadi.
Pura-pura tidak dengar huh?

"Hei! Kau!"

Ketika Taehyung pada akhirnya menoleh dengan gerakan yang kaku, Jungkook merotasikan matanya jengah. "Aku mau kau yang mengantre." Terdengar mutlak, Jungkook seperti enggan dibantah.

"Ide bagus, Jungkook."

"Sempurna."

Taehyung berkedip beberapa kali, memandang Jungkook yang memasang ekspresi kurang bersahabat padanya.
Tapi sial! Dia masih tetap terlihat cantik!

pulchritude • tkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang