"Aku pulang!" Jungkook berseru girang saat memasuki rumah. Aroma masakan yang menguar langsung membuat perutnya berbunyi, jadi dia bergegas menuju dapur. Dari pintu dapur, dia melihat Taehyung sibuk menyusun berbagai makanan di atas meja makan, semua masih berasap—tanda bahwa semuanya baru saja matang.
"Selamat datang di rumah, Jungkook! Hari yang panjang di lokasi syuting," sambut Taehyung dengan antusias. Gerakannya sedikit tergesa-gesa, seakan menyembunyikan sesuatu.
Jungkook meletakkan tas besar di salah satu kursi. "Apa kita sedang merayakan sesuatu?" tanyanya sambil melepas jaket.
"Merayakan?" Taehyung menatap Jungkook bingung.
"Kau memasak banyak sekali hidangan." Jungkook duduk di kursi, matanya menyapu satu per satu makanan yang tersaji. "Ada acara apa?" tanyanya lagi, kali ini dengan nada sedikit curiga.
"Ini kroket udang favorit Jungkook, ada sup bihun, dan aku juga buat kimbab. Semoga enak."
Kegembiraan yang semula Jungkook rasakan mendadak hilang, tergantikan oleh rasa jengkel. Dia memejamkan mata, mencoba bersabar menghadapi sikap Taehyung yang sepertinya menghindari topik pembicaraan. Ini bukan pertama kalinya Taehyung bersikap seperti ini. Dia selalu menghindar jika Jungkook mulai membahas sesuatu dengan serius.
"Apa yang sebenarnya terjadi, Taehyung?" Jungkook meletakkan ponselnya di atas meja dengan sedikit tenaga, mencoba mengintimidasi. "Pasti ada sesuatu sampai kau masak sebanyak ini," lanjutnya, alisnya terangkat penuh tanya.
Dan Jungkook hampir tak percaya ketika mendengar balasan Taehyung.
"Lihat, Jungkook. Ini kroket udang—udangnya besar-besar hari ini."
Dengan gerakan cepat, Jungkook bangkit dan mendekati Taehyung. Dia mendorong tubuh Taehyung hingga terhimpit antara dirinya dan lemari pendingin, tangannya mencengkeram kuat bahu Taehyung agar tidak bisa mengelak.
"Katakan," ucapnya dengan nada tegas. Jungkook menahan pandangan Taehyung, memastikan pemuda itu tak bisa mengalihkan tatapan.
"I-itu, perpisahan."
Jungkook mengerutkan kening. "Apa?"
"Perpisahan. Ingin berpisah, karena hubungan yang tidak bahagia."
Napas Jungkook langsung memburu. Dengan marah, dia mencengkeram kerah baju Taehyung. Matanya yang biasanya tenang, kini berair karena kemarahan. "Bagaimana bisa kau berpikir untuk mengambil keputusan sebesar itu tanpa membicarakannya denganku? Apa yang sudah kulakukan hingga kau ingin mengakhiri semuanya? Apakah aku membuatmu kesal?"
Jungkook tak percaya. Setelah semua yang mereka lewati bersama, bagaimana bisa Taehyung berpikir untuk mengakhiri hubungan mereka tanpa memberitahunya lebih dulu? Hatinya bergejolak, dipenuhi rasa marah dan kecewa.
"Bagaimana mungkin aku kesal pada Jungkook?" Taehyung menyangkal, menggeleng cepat.
"Kalau begitu, kenapa? Beri aku alasan!"
"Karena... pengkhianatan—perselingkuhan."
Jungkook terdiam sejenak. Pengkhianatan? Dia tidak bisa mempercayainya. Berani sekali Taehyung bermain di belakangnya! Jadi, selama ini semua janji manis dan kalimat cinta yang Taehyung ucapkan hanyalah kebohongan? Saat Jungkook hampir mati merindukan Taehyung, dia malah bersenang-senang dengan orang lain.
"Matilah kau, Kim Taehyung!" Jungkook mengangkat tinjunya, siap memberikan bogeman pada pemuda yang berani mempermainkannya.
"Tunggu, tunggu, tunggu!!!" Taehyung mengangkat kedua tangannya untuk melindungi diri, panik. "Dibunuh olehmu adalah sesuatu yang tidak pernah kubayangkan akan terjadi," ucapnya dengan senyum aneh.
KAMU SEDANG MEMBACA
pulchritude • tk
Teen FictionTaehyung berada di kasta terbawah di kelasnya, berusaha agar tetap tak terlihat di sekolah. Dia tidak pernah ingin membuka mulutnya, takut ketahuan bahwa ia berbicara gagap di depan teman-temannya. Taehyung lebih memilih melihat dunia melalui lensa...