35. memasak?

644 49 4
                                    

Pagi-pagi sekali Jungkook sudah berada di tempat pelatihan drama panggung milik kakak laki-laki Jimin, ya—kak Seojoon. Biasanya Jungkook akan selalu diantar oleh Taehyung menggunakan sepedanya ke mana pun ia pergi. Bahkan ke tempat syuting sekali pun, pemuda itu tetap mengantarnya meski harus mengendap-endap agar tak tertangkap basah oleh kamera wartawan atau penggemar Jungkook lainnya. Memikirkan ini saja membuat Jungkook tersenyum senang.

Tapi pagi ini, Jungkook pergi seorang diri. Sebab tak tega membangunkan Taehyung yang begitu pulas tertidur. Taehyung punya jadwal kuliah siang hari ini, Jungkook bermaksud untuk membiarkannya tidur lebih lama lagi. Karena kekasihnya itu tampak kelelahan entah karena apa.
Jungkook hanya meninggalkan sticky note di atas nakas dan sepotong besar roti lapis juga susu hangat di atas meja makan yang mungkin sudah mendingin.

Melamun sembari tersenyum di sini, di ruangan besar ini seorang diri mengingatkan Jungkook pada awal karirnya sebagai pemain drama panggung. Satu tahun terakhir hidupnya mulai mengalami peningkatan. Dia bersyukur untuk itu.
Beberapa impian kecilnya semasa sekolah yang tak sempat ia wujudkan mulai bisa diwujudkan, bahkan bersama Taehyung.

Kak Seojoon sempat bertanya apakah Jungkook ingin mengundurkan diri karena telah mendapat pekerjaan yang lebih mumpuni dari sekedar drama panggung. Jungkook dengan yakin menggeleng, dia sama sekali tidak memikirkan akan keluar dari bagian mereka. Toh rekannya di sini dan kakak laki-laki Jimin itu memperlakukan Jungkook dengan baik.

Bicara soal Jimin.

Jungkook tahu sekali, Jimin menyukai Taehyung. Apakah bentuk lampau sesuai digunakan saat ini? Apapun itu, intinya Jungkook tahu bahwa dulu Jimin menyukai Taehyung.
Tentang kejadian menyedihkan yang terjadi antara Taehyung dan Jimin sore hari itu, Jungkook bahkan mengetahuinya. Sebab Taehyung bercerita panjang lebar mengenai hal itu padanya.

Setelah mengalami kejadian buruk dengan Jimin, Taehyung sempat mengatakan padanya bahwa dia akan keluar dari klub fotografi hanya agar Jimin tak perlu lagi melihat wajah Taehyung dan akan dengan cepat melupakan perasaannya untuk Taehyung. Jungkook dengan tegas melarang Taehyung untuk keluar dari klub fotografi hanya karena itu. Jungkook bilang Taehyung tak bersikap dewasa jika seperti itu caranya.

Tapi sekarang, Jungkook yang merasa tidak senang Taehyung-nya berada di klub yang sama dengan seseorang yang memiliki cerita masa lalu singkat dengannya.

Dan Jungkook juga sadar, bahwa kenyataannya dia juga tak bisa bersikap dewasa dalam hal ini.

Lamunan Jungkook buyar mendengar suara pintu yang terbuka. Jungkook menutup naskah di tangannya seraya berdiri.
"Selamat pagi, Jaehyun," sapanya dengan akrab.

"Oh, kau di sini, Jungkook." Jaehyun melangkahkan kakinya mendekat pada Jungkook dengan senyum senang. Dia sudah lama tak melihat Jungkook.

"Iya." Jungkook mengangguk. "Omong-omong, Jaehyun, aku dengar kau ikut bermain dalam drama panggung milik Tuan Choi." Jungkook sebetulnya tak bisa mengatakan kalau dia tidak iri. Drama panggung Tuan Choi adalah apa yang dia inginkan, sayangnya dia tak terpilih.

"Benar, aku baru saja akan mulai berlatih dialogku." Jaehyun menaruh tas dan mengeluarkan buku berisi naskah dan dialog lalu menunjukannya pada Jungkook.
"Oh! Dan aku sudah melihat dramamu, Jungkook. Kerja bagus. Aku yakin aku melihat yang orang-orang sebut bakat hebat saat melihatmu memainkan peran."

Jungkook tersenyum malu. "Terima kasih."

"Apa kau sudah dengar tentang Kak Seojoon? Dia punya pekerjaan baru sekarang selain mengurusi perusahaan ini." Jaehyun menatap langit-langit ruangan besar ini. Ada harapan dalam tatapannya.

Sementara Jungkook hanya mampu mengangguk maklum. "Akan sulit baginya untuk melakukan dua pekerjaan besar sekaligus."

Jaehyun menatap Jungkook. "Benar juga." Kemudian kembali menatap langit-langit. "Aku ingin melakukan drama panggung lebih banyak di bawah nama perusahaan Kak Seojoon, tetapi waktu memang kejam." Jaehyun menghela napas panjang.

pulchritude • tkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang