33. duniaku, penyelamatku

433 45 2
                                    

"Itu semua adalah masa lalu."
Jungkook membaca naskah ditemani secangkir teh madu yang disiapkan oleh manajernya-Hoseok-karena Jungkook mengaku bahwa tenggorokannya sakit dan suaranya serak.

Hoseok sempat bertanya padanya apa yang membuat suaranya seperti itu. Jungkook memilih berbohong dengan mengatakan bahwa dia menonton pertandingan sepak bola semalam dan banyak berteriak. Tidak mungkin Jungkook akan memberitahu yang sebenarnya bahwa dia habis digempur habis-habisan oleh kekasihnya hampir sepanjang malam.

"Jungkook."

"Iya." Jungkook menoleh dan menemukan Hoseok berjalan ke arahnya dengan air muka yang tidak enak.

Orang yang lebih tua dari Jungkook itu tampak menggaruk-garuk tengkuknya sembari menatap layar ponsel. "Tentang panggung drama dengan Tuan Choi-"

"Bagaimana dengan itu?" Jungkook dengan antusias langsung memotong ucapan Hoseok.

"Kau tidak sesuai dengan apa yang mereka cari." Dapat Hoseok lihat raut wajah yang tadinya semangat itu berubah menjadi murung setelah dia mengucapkan itu. Hoseok tersenyum maklum. "Tapi Tuan Choi sangat menyukaimu, Jungkook. Mereka hanya tidak bisa mengubah karakternya kali ini. Maaf, ya."
Dia dengan cepat memberikan kalimat penenang.

Jungkook bangkit dengan tergesa-gesa. "Lalu, bagaimana dengan Tuan Ahn?" Dia mendekati Hoseok yang kini berdiri pada balkon sambil memejamkan mata menghirup dalam-dalam udara sejuk sore menjelang malam ini.

Ketika Hoseok menoleh, Jungkook segera menunjukan sesuatu pada ponselnya. Ia memberikan benda pipih canggih itu kepada Hoseok agar lelaki itu dapat melihatnya. "Dia mengatakan bahwa dia ingin melakukan pertunjukannya dengan pemain baru tahun depan. Perkenalkan aku padanya dan-" Ucapannya terpotong.

"Kenapa kau sangat menyukai drama panggung, Jungkook?" tanya Hoseok sembari menyerahkan ponsel pintar itu pada Jungkook.

Jungkook sendiri terdiam. "Kenapa?" dia bertanya pada dirinya sendiri dengan lirih.
Kenapa? Dia sendiri tak tahu alasan mengapa dia begitu tertarik pada drama panggung? Apakah karena drama panggung adalah langkah awal yang dia ambil sebelum mencapai di titik ini?
Jungkook tak mengerti.

"Maksudku, latihan untuk drama panggung menyita banyak waktu, dan aku tak mau kau kelelahan, adik kecil. Sedangkan acara TV justru jauh membuat namamu cepat dikenal seperti sekarang." Hoseok tersenyum cerah padanya layaknya seorang kakak dengan nasihat hariannya.

"Itu benar ... tapi-"

"Oh! Jieun sudah di sini." Suara orang lain dari lantai satu terdengar di telinga Jungkook maupun Hoseok.

Hoseok segera berbalik, mengelus pundak Jungkook masih dengan senyuman secerah mentari miliknya. "Ya, wanita terkemuka kami telah datang. Ayo turun dan temui dia, Jungkook." ucapnya sembari berlalu meninggalkan Jungkook yang hanya terdiam di tempatnya.

•••

"Jungkook, selamat sore!"
Wanita itu menyapa Jungkook dengan begitu ramah. "Ini sore yang panas, kan?"
Dengan pakaiannya yang sederhana, dia sangat bersinar di antara yang lainnya.

"Selamat pagi, Kak." Jungkook membungkuk sopan kemudian memberikan senyum juga sebagai balasan. Seperti biasa, Jieun selalu cantik dengan caranya sendiri. Aktris jenius yang menyapu bersih penghargaan film internasional di usia 18 tahun.
Jungkook pikir dia beruntung karena berada di agensi yang sama dengan wanita itu.

"Aku dengar dari CEO bahwa kau mendapatkan banyak pekerjaan. Aku sangat senang mendengarnya, semua orang harus tahu junior kecilku yang hebat ini." Pujian tulus wanita itu layangkan kepada Jungkook. Dia mengajak Jungkook untuk melakukan high five kemudian mengelus-elus kepala Jungkook dengan sudut bibir yang ditarik lebar.

pulchritude • tkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang