Ini sudah satu minggu semenjak Jimin sakit.
Pemuda bermata sipit itu berada di rumah Taehyung selama satu minggu ini pula. Kak Seojoon meminta tolong agar Taehyung menjaganya sebab dia tak bisa pulang karena tuntutan pekerjaan.
Mau tak mau Taehyung yang merawatnya, hingga anak itu sembuh dari demamnya seperti sekarang."Maaf, Taehyung! Aku menjatuhkan foto-fotomu!"
"Tidak apa-apa, masukkan saja ke dalam kotaknya kembali!" Taehyung menyahut dari dapur dengan suara yang kuat sekali.
Dia tak mengetahui, bahwa kotak foto yang Jimin jatuhkan di kamarnya adalah kotak foto yang mana berisi foto-foto Jungkook di dalamnya."Baik." Jimin bergerak untuk mengambil foto-foto itu, dan langsung dia membeku dalam keterkejutannya setelah melihat salah satu foto. Kemudian ia mengambil foto lainnya, mencoba memastikan apakah dirinya tak salah lihat.
Foto kedua menunjukan orang yang sama, dengan gerakan cepat dan tangan yang sedikit gemetar Jimin mengecek satu persatu polaroid yang jatuh terbalik itu.
Rasanya rahangnya akan jatuh dan jantungnya berdebar risau tak karuan melihat bahwa semua orang yang ada di foto itu adalah Jeon Jungkook."Ada masalah, Jimin?" Taehyung masuk ke kamarnya dengan segelas minuman dan makanan ringan di sebuah nampan besar.
"T-tidak." Jimin dengan cepat membereskannya, menutup kotak itu kembali dan menetralkan ekspresinya yang terkejut.
"Ini jahe madu. Ini bagus untuk tenggorokanmu dan proses pemulihan, minumlah. Aku akan membawakannya lebih banyak untuk kau bawa pulang nanti." Benar, sore ini Jimin akan pulang dari rumah Taehyung.
Taehyung tak akan menahannya, toh anak itu memang terlihat sudah sehat sejak semalam."Terima kasih." Jimin menerima minuman itu, menyesapnya perlahan dan merasakan rasa hangat menjalar di tenggorokannya yang gatal.
Taehyung tersenyum, duduk di samping Jimin dan memperhatikan anak itu minum.
"Aku senang kau sudah terlihat lebih baik. Kau benar baik-baik saja kan sekarang?""Iya." Jimin tersenyum canggung.
Mengapa? Mengapa Taehyung memperhatikannya seperti ini? Apa maksud tindakannya selama ini? Kenapa membuat Jimin berharap kalau kenyataannya Jimin bukanlah yang dia tuju?"Oh aku lupa, bawa pulang bubur juga kalau begitu." Taehyung kembali bangkit, hendak pergi ke dapur sebelum tangannya ditahan oleh Jimin membuatnya mau tak mau menoleh dengan tatapan bertanya.
"Bisakah kau ikut ke rumahku? Menginap di rumahku malam ini?"
Taehyung tak tega, apalagi Jimin tersenyum lebar sambil mengatakannya. Namun Taehyung tak bisa selalu menurutinya.
"Maaf, hari ini aku tak bisa."Kemudian bel rumah berbunyi.
Taehyung segera keluar dari kamarnya, menuruni anak tangga untuk mengecek.
Namun Jimin kembali menahannya saat dia sudah menginjakkan kaki di ruang tamunya.Jimin tahu siapa yang datang, Jimin tahu perihal Jungkook yang akan ke rumah Taehyung untuk berlatih.
Jimin sempat melihat notifikasi ponsel Taehyung beberapa saat yang lalu saat Taehyung sibuk membuatkan minuman untuknya, Jungkook mengirim pesan bahwa dia akan datang sore ini.Jimin tahu, dan dia tak mau Taehyung bertemu dengan Jungkook.
Tidak di hadapan dirinya."Tunggu! Jangan pergi, Taehyung!"
Bel masih terus berbunyi, dan orang yang membunyikan bel tersebut memilih masuk ke pekarangan rumah karena tak kunjung menemukan sang tuan rumah keluar dari bangunan besar ini.
Dia benar-benar Jungkook. Jungkook datang sebab tak bisa lagi menunggu kabar dari Taehyung terlalu lama.
Dan Jimin segera bangkit, memeluk Taehyung dengan begitu erat kemudian mengucapkan, "aku mencintaimu, Taehyung."
KAMU SEDANG MEMBACA
pulchritude • tk
Roman pour AdolescentsTaehyung berada di kasta terbawah di kelasnya, berusaha agar tetap tak terlihat di sekolah. Dia tidak pernah ingin membuka mulutnya, takut ketahuan bahwa ia berbicara gagap di depan teman-temannya. Taehyung lebih memilih melihat dunia melalui lensa...