Black Thief.
Jungkook sibuk membaca naskah dan dialognya untuk serial drama tersebut. Peluncuran episode pertamanya adalah kemarin sore dan ratingnya cukup memuaskan untuk Jungkook.
"Serial dramamu mendapat ulasan yang sangat bagus, Jungkook."
Kim Namjoon—sang prosedur dari serial drama itu—datang ke meja Jungkook dengan dua cup kopi dalam paper bag berukuran kecil.Jungkook sumringah mendengarnya. "Aku bersyukur, Kak."
"Kau juga memiliki lebih banyak pengikut di sosial media, terhitung setelah episode pertama itu tayang perdana." Jung Hoseok—manajernya—tersenyum bangga dan dengan begitu telaten membukakan plastik sedotan untuk Jungkook.
Jungkook menggaruk tengkuknya kemudian menggeleng kecil. "Tapi ini semua berkat kak Jieun, jadi ...."
"Itu benar. Tapi kau juga berupaya sekeras yang kau mampu. Jadi jangan terlalu rendah diri." Hoseok menyodorkan kopi tersebut kepada Jungkook sembari memberikan tatapan memperingati.
Dia tak suka ketika mendengar ucapan Jungkook yang seolah meremehkan upaya dirinya sendiri.Dengan itu Jungkook terkekeh. Dia mengangguk yakin setelahnya. "Aku ingin naik lebih tinggi. Aku akan melakukan yang terbaik sehingga dapat menghasilkan lebih banyak pekerjaan di masa depan."
"Sisimu yang sangat tenang itulah yang membuatmu hebat, Jungkook." Namjoon memberikan jempolnya untuk anak itu. "Tetapi seperti yang dibilang Hoseok, kau memiliki lebih banyak pengikut sekarang, jadi tidak apa-apa untuk sedikit lebih bahagia. Merayakannya dengan hal-hal kecil bukan ide yang buruk."
"Kau bahkan memiliki lebih banyak penggemar yang menunggu ketika kau meninggalkan gedung." Hoseok memberikan tatapan menggoda untuk Jungkook yang tampak malu mendengar ucapannya. Tapi menurut Hoseok, Jungkook memang pantas mendapat pujian atas kerja kerasnya. Dia telah berusaha untuk karirnya sendiri.
Namjoon mengangkat tangannya dan menunjuk Jungkook. "Oh aku baru ingat, bicara soal penggemar. Ada juga seorang pria muda. Aku menyebutnya Tuan Mencurigakan."
"Tuan Mencurigakan?" Jungkook memasang tatapan bertanya-tanya.
"Ya. Pemuda tinggi dengan topi dan kacamata hitam. Dia terlihat mencurigakan, dari sudut manapun aku melihatnya. Hal ini sesuai dengan julukan yang aku berikan untuknya." Namjoon menjelaskan dengan santai. Sesekali dia meminum kopinya dan memberikan kerutan di dahi karena rasa pahitnya.
"Aku lebih bertanya-tanya kenapa dia memakai kacamata hitam di malam hari? Mungkin dia terlihat seperti ikan jika melepas kacamatanya."Jungkook menghentikan acara minum kopinya setelah mendengar kalimat terakhir yang Namjoon ucapkan.
"Siapa yang kau sebut ikan?" Nada suaranya terdengar dingin dan menunjukan rasa tidak terima. Karena Jungkook tahu betul siapa Tuan Mencurigakan yang dimaksud oleh Namjoon.Seaneh apapun Taehyung. Menyebut kekasihnya itu 'ikan' adalah hal yang jahat dan tidak pantas. Dan Jungkook tak suka itu.
Udara di sekitar mereka bertiga terasa menyesakkan sekarang. Namjoon dan Hoseok sama-sama terkejut akan respon Jungkook yang diluar dugaan. Tapi mereka memilih diam. Hanya menatap satu sama lain kemudian memperhatikan Jungkook yang menunduk meremat cup kopinya.
Jungkook yang sadar dengan ucapannya segera mendongak. "Uh ...." Gerak-geriknya canggung bukan main saat ini.
"Bukan kau yang kami maksud, Jungkook." Namjoon memajukan kursi dan menatap ke arah Jungkook dengan permohonan maaf.
"Maaf." Jungkook dengan gesit memasukan barang-barangnya ke dalam ransel. "A-aku akan membaca naskahku sekarang. Aku akan melalukan yang terbaik. Aku pergi dulu." Dia melangkah menjauh begitu cepat sembari merutuki dirinya sendiri di dalam hati karena sikapnya yang spontan marah.
KAMU SEDANG MEMBACA
pulchritude • tk
Roman pour AdolescentsTaehyung berada di kasta terbawah di kelasnya, berusaha agar tetap tak terlihat di sekolah. Dia tidak pernah ingin membuka mulutnya, takut ketahuan bahwa ia berbicara gagap di depan teman-temannya. Taehyung lebih memilih melihat dunia melalui lensa...