Siapa yang mengira jika waktu berjalan begitu cepat? Liburan musim panas akan segera tiba. Hari-hari memasukkan koin kembalian dari Jungkook ke dalam labu florence berbahan kaca akan hilang. Taehyung pun akhirnya akan segera tahu rasanya ketika tak dapat melihat seseorang bisa terasa sangat menyakitkan.
Jadi, apakah perasaan ini disebut cinta?
Taehyung tak paham. Dia bukan ahlinya.
Yang ia tahu dirinya senang setiap kali Jungkook menampakkan diri di hadapannya.Berbulan-bulan bahkan sudah dilalui, dirinya pun masih menjadi yang berada di titik terbawah. Masih menjadi seorang pesuruh.
Tak peduli seberapa ingin dia berteriak pada dunia bahwa semuanya terasa memuakkan, pada akhirnya Taehyung tetap diam dan bertingkah seolah-oleh dia berlapang dada."Hey! Itu punyaku!"
"Yang tercepat pasti mendapatkannya!"
"Sialan!"
Taehyung mendudukkan diri di sebuah kursi kayu yang tersisa, menyaksikan Mingyu dan Bambam berebut roti serta minuman yang baru saja ia belikan. Fokusnya terbelah menuju Jungkook. Pemuda itu dengan tenang mengambil roti yang tersisa tanpa banyak bicara.
Itu roti berisi kacang merah. Dan Taehyung teramat paham Jungkook tak menyukai roti isi yang satu ini. Dia berinisiatif untuk menukar, namun pergerakan Taehyung terhenti ketika Jungkook meliriknya tajam dan mulai menggigit roti itu.
Mingyu membulatkan matanya teringat sesuatu. "Tugas dari Pak Choi minggu lalu, apakah kalian mengerjakannya?!" Ucapannya terdengar agak tersumbat karena roti yang masih menyumpal mulutnya.
"Aku mengerjakannya."
"Aku juga."
"Apa susahnya itu, kau hanya diminta untuk menuliskan rencanamu setelah lulus." Eunwoo menambahkan sembari menyodorkan sekaleng soda yang sudah ia buka kepada Jungkook. Begitu perhatian tampaknya.
Bambam menepuk meja. "Ah ya! Apa rencanamu setelah lulus dari sini, Jungkook?"
"Aku tahu. Jungkook akan masuk ke industri hiburan." Mingyu menunjukan deretan giginya, alisnya ia naik-turunkan menatap Jungkook.
Sedangkan Jungkook memandangi teman-temannya dengan tatapan heran.
Mingyu sontak berdecak. "Kontes itu, kau masuk final, kan? Apakah kau sudah memilih akan masuk agensi hiburan yang mana?"
Jeda cukup lama terjadi di sekitar mereka. Diam-diam Taehyung melirik, memperhatikan Jungkook yang tampak berpikir dengan caranya yang teramat tenang.
Si cantik itu menarik napas, kemudian menjawab, "bahkan jika ada perusahaan menghubungiku, aku tak akan tertarik.""Apa!"
"Jangan bercanda, Jungkook!"
Mendengar sebuah jawaban dari mulut Jungkook membuat Taehyung menghentikan kunyahannya, kemudian tersenyum begitu tipis. Tidak ada dari teman-teman Jungkook yang tahu. Mereka tidak tahu bahwa Jungkook sebenarnya bekerja keras untuk kontes itu.
Itu rahasia yang hanya diketahui oleh Jungkook dan dirinya.
Tapi, mungkin hanya Taehyung yang merasa seperti itu.
Mungkin ada orang lain yang juga mengetahui hal ini. Taehyung pasti bukan satu-satunya, tapi salah satunya.
Iya, kan?•••
"Liburan musim panas dimulai besok, tetapi ingat bahwa kalian masih memiliki ujian untuk masuk ke perguruan tinggi. Jadi, saya berpesan jangan terlalu banyak bermain-main. Itu saja untuk hari ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
pulchritude • tk
Teen FictionTaehyung berada di kasta terbawah di kelasnya, berusaha agar tetap tak terlihat di sekolah. Dia tidak pernah ingin membuka mulutnya, takut ketahuan bahwa ia berbicara gagap di depan teman-temannya. Taehyung lebih memilih melihat dunia melalui lensa...