62. Pulang ke Bandung

1.5K 86 5
                                    

Saat ini Syila, Aqeela, Reynan, serta Nio berada di kediaman rumah Harsya untuk berembuk mencari keberadaan Dhea yang sudah menghilang sejak malam kemarin.

"Jadi kapan orang tua Dhea pulang kesini?" Pertanyaan akhir yang Reynan utarakan setelah mendengarkan penjelasan dari Harsya mengenai cerita perginya Dhea dari rumah ini.

Harsya menggeleng pelan, "Gak tau deh gue, pusing anjing." Keluhnya sembari mengacak rambutnya dengan kasar.

Harsya berdiri dan berjalan menjauh dari kumpulan teman-temannya di ruang tamu.

"Lo mau kemana? Kita belom selesai ngomong Sya!" Pekik Aqeela menegur kepergian Harsya dengan sengit.

Gadis itu benar-benar kesal setengah mati dengan sikap Harsya dalam kasus ini, seperti tidak ada perasaan bersalah ataupun menyesal sedikitpun yang dirasakan Harsya atas hilangnya Dhea karena ulahnya.

Aqeela melempar bantal sofa dengan kesal ke lantai karena Harsya tidak mendengar ucapannya, dan justru pergi entah kemana.

"Kesel banget gue sama tuh orang! Gak ada tanggung jawabnya banget anjing." Umpatnya emosi

"Lo pada susulin gih, siapa tau dia mau cari Dhea." Pinta Syila meminta Reynan dan Nio untuk menyusul Harsya.

Kedua laki-laki itu pun segera beranjak dari tempat duduknya dan pergi keluar untuk menyusul Harsya.

"Kita lapor polisi aja yuk Syil." Kata Aqeela sembari berdiri menggenggam tangan Syila.

"Percuma juga qeel, ini belum ada 24 jam Dhea hilang. Polisi juga pasti gak langsung nyari setelah kita buat laporan." Ujar Syila seraya ikut berdiri dari posisi duduknya.

"Mending kita cari Dhea juga, kita cek semua penginapan dekat sini siapa tau Dhea ada nginep disana kan semalam." Usulnya

Aqeela mengangguk dengan cepat,  "Yaudah ayo buruan." Katanya sembari menarik Syila pergi.

Sedangkan gadis yang membuat teman-temannya geger kesana kemari justru tengah santai bersama Zanva dan Celline sembari menonton televisi yang menayangkan acara Kartun.

"Gue heran dah ini yang bikin kartun udah pensiun apa gimana sih, dari dulu sampai sekarang setiap gue nonton nih kartun acaranya itu-itu mulu perasaan. Kagak pernah ganti dah tema nya..." Ujar Zanva mengkritik sembari asik menonton.

Sepupunya Celline yang tengah asik dengan camilannya sembari scroll Instagram menyahut, "Bacot anying, nonton tinggal nonton aja ribet banget." Cibirnya dengan kedua mata serius menatap ponselnya.

Zanva yang posisinya duduk di lantai yang di alasi karpet spontan melirik ke belakang, dimana Celline dan Dhea duduk di sofa yang menjadi sandaran punggungnya.

"Nyaut aja nih kancut Patrick." Balasnya mencibir Celline balik.

Sedangkan Dhea hanya diam saja dengan perasaan tak tenang yang menghantui dirinya. Dia gelisah karena tidak bisa menghubungi kedua orangtuanya.

"Dhe, kenapa?"

Zanva menegur dengan cara menyenggol lutut Dhea, sebab gadis itu duduk sembari bersila di atas sofa.

Dhea melirik Zanva sembari menggeleng pelan, "Gapapa."

"Mikirin apa?"

"Dhea cuma gelisah aja karena gak bisa nelfon orangtua Dhea, apalagi hp Dhea kan ketinggalan di rumah Harsya. Takutnya mereka khawatir atau gak Harsya yang duluan bilang ke orangtua Dhea kalau Dhea udah keluar dari rumah itu." Ujar Dhea menjawab jujur.

"Iya sih, atau gak biar gue kesana aja ya untuk ambil hp Lo disana." Kata Zanva sambil berdiri seakan siap langsung berangkat detik itu juga.

"Eh eh jangan... Tunggu dulu..." Dhea menghentikan Zanva karena sedikit panik.

HarsyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang