Kompetisi Olahraga 2

11 1 0
                                        

Pukul 13:00 WIB

Dhea akhirnya sudah bergegas untuk menuju ke kampus mengisi waktu kosongnya. Ia mengenakan celana hitam dengan atasan cream dan rambut yang terikat beserta tas kecil untuk menyimpan ponsel dan dompetnya. Ia berniat untuk melihat pertandingan antara sekolah alva dan sekolah lain sekaligus mencuri pandangan kepada bocah yang ia sukai itu. Jatuh cinta itu bisa saja membuat kita sangat bersemangat tapi kadang juga bisa menghancurkan kita dengan sesaat. Maka dari itu, kita harus berpandai-pandai jalur cinta mana yang akan dilewati.

"mikoo, mau ikut jalan-jalan ke kampus ga?" ucap dhea sembari menggendong dan mengelus miko. Sembari mengatakan itu, miko Seketika menjauh dari dhea dan tidur dikasur dhea. Melihat tingkah miko seperti itu, sepertinya dia tidak ingin ikut dengan dhea. Miko sangat pemalas yang kerjanya tidur mulu sama makan.

"yaudah kalau gamau jaga rumah aja kamu" ucap dhea kesal.

Akhirnya dhea pergi dan meninggalkan kostnya untuk segera menuju ke kampus. Selang beberapa menit perjalanan, akhirnya ia sampai dilokasi tersebut. Kampusnya tampak sangat ramai dikelilingi banyak siswa yang berpartisipasi lomba dan tentunya pasti tiap sekolah punya support siswa masing-masing. Selang ia berkeliling melihat suasana, tiba-tiba ada seseorang yang menabraknya, brukkkk.

Dhea terjatuh karena ditabrak oleh seseorang yang berlari. "eh maaf, kamu gapapa?" ucap pria yang menabrak dhea lalu menyulurkan tangannya untuk membantu dhea berdiri.

"gapapa kok" ucap dhea yang berdiri dengan usaha sendiri tanpa harus dibantu.

"maaf ya kak aku buru-buru nyari temenku karena bentar lagi mau lomba. Sekali lagi maaf kak" ucap pria tersebut.

"iya gapapa udah pergi aja aku gapapa kok" balas dhea untuk menenangkan pria itu.

"aku dava salah satu siswa dari sekolah SMA 1 Jogja. Nanti kalau ada luka atau kakak kenapa-kenapa, boleh datang cari aku disana ya kak. Sekali lagi maaf yaa aku pamit kak" ucap pria itu dengan sangat bertanggung jawab lalu akhirnya pergi.

"iyaa hati-hati semangat lombanya" teriak dhea yang ikut mendukung dan melihat siswa itu akhirnya pergi.

"orang lain disemangatin, aku engga" ucap alva yang tiba-tiba muncul dari arah belakang dhea.

"alvaa" ucap dhea kaget melihat alva yang sudah ada dibelakangnya.

"mananya yang luka, hm? coba liat sini" ucap alva lalu memeriksa seluruh tubuh dhea.

"engga ga ada kok" jawab dhea menenangkan.

"nihh apa nihh kalo bukan luka namanya" ucap alva yang menemukan lecet diarea telapak tangan dhea.

"itu dikit doang lecet nanti juga sembuh sendiri" jawab dhea lalu menyembunyikan lukanya.

"gaa. kalau luka gaboleh diabaiin. Ayo ikut aku obatin dulu lukanya" ucap alva lalu menarik dhea ke suatu tempat.

Lagi-lagi, ketika alva bertindak dhea tidak dapat melakukan apa-apa. Ia hanya akan mengikuti kemana alva membawanya pergi. Wajahnya sedikit memerah karena perlakuan alva. Luka sekecil ini kenapa tidak disepelein, ya? sikapnya ini beneran peduli atau karena kasihan? batinnya dalam hati sembari menatap alva yang menariknya.

Alva membawa dhea ke ruang perawatan yang sudah disediakan untuk umum.

"kamu duduk diem disini ya" ucap alva mengarahkan dhea untuk duduk dulu. Dhea cuma menurut lalu duduk seperti perintah alva kepadanya.

Ruangan itu Nampak sunyi. Ya bisa dibilang mungkin sampai sekarang belum ada orang yang cedera. Tapi, semoga saja tidak ada. Sembari melihat sekeliling, akhirnya alva datang dengan kotak P3K.

1721Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang