Selang beberpa jam alva mengemudikan mobilnya, akhinya ia tiba disalah satu bangunan yang jauh dari pemukiman. Bangunan itu sepertinya bekas pabrik. Terlihat sangat gelap disetiap sisinya. Alva akhirnya menghentikan mobilnya tepat didepan pintu masuk bangunan tersebut.
Ia perlahan mendobrak pintu tersebut dengan menendangnya. Ia masuk dengan tangan kosong dan sudah ia lihat dari kejauhan bahwa dhea duduk dikursi dengan seluruh badannya yang di ikat tali serta mulutnya yang diikatkan kain agar dhea tidak mengeluarkan suara.
"Dheaa" ucap alva lega karena sudah menemukan dhea. Namun, perasaannya belum sepenuhnya lega karena ia harus membereskan orang-orang yang menculik dhea.
Dhea merasa lega karena alva sudah menemukannya. Ia hanya bisa menangis tidak berdaya karena ia tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Badannya terkunci dan ia tidak bisa mengeluarkan suara sedikitpun akibat mulutnya yang diikat rapat dengan kain.
"Pahlawan kita sekarang datang" ucap dava sembari menepuk kedua tangannya menyambut kehadiran alva.
Sontak semua teman-teman dava tertawa ria melihat keberanian alva yang datang seorang diri untuk menyalamatkan dhea.
"Lepasin dia sekarang. Lo hanya punya urusan sama gue bukan dia" tegas alva dengan memberi tatapan tajam kepada dava.
"Eitt buru-buru amat. Kan baru mau main ini. Kakak cantik disini aja dulu nonton lelaki kesayangannya itu babak belur"
"Hey, serang!!" Ucap dava memerintah temannya untuk menyerang alva.
Brukk..
Plakk..
Alva berusaha tenang menghadapi satu persatu. Untungnya ia mahir bela diri sehingga ia masih bisa menangkis serta menghindari lawannya dengan gerakan cepat. 1 vs 5. Ya, alva seorang diri sedangkan lawannya ada 5 orang.
Meskipun begitu, alva bisa mengatasi satu persatu hingga sang musuhnya tumbang satu persatu. Namun, salah satunya ternyata membawa pisau sehingga mengiris telapak tangan alva.
"Aww" ucapnya meringis kesakitan karena tangannya teriris pisau.
"Kenapa? Sakit ya hahahha lemah amat jadi lakik" ledek dava di iringi suara tawanya yang begitu lantang.
Padahal kondisi alva masih belum terlalu pulih karena baru tadi pagi ia keluar dari rumah sakit, namun malam ini ia harus terluka kembali pada bagian tubuhnya lagi.
"Kakak cantik demennya sama yang lemah gitu? Mending sama aku aja kak" goda dava dengan menyentuh pipi dhea.
Dhea langsung menepis wajahnya agar tidak disentuh olehnya.
"Berani kau menolak sentuhanku" bentak dava dan tiba-tiba,
Brukk..
Ya, alva menendang dava sehingga dava terlempar cukup jauh dari arah ia tadi berdiri.
"Sudah gue peringatin dari awal jangan sentuh dia" tegas alva dengan tatapan tajam.
"Brengsek lo alva! Mati lo sekarang! Seranggg!!!"
Ketika hendak menyerang alva dengan bersamaan, tiba-tiba terdengar suara tembakan dari luar bangunan. Yah, polisi datang tepat waktu untuk menyelamatkan mereka berdua.
"Shitt, itu polisi bosss. Lariii!!" Ucap salah satu anggota dava.
"Brengsek lagi-lagi lo panggil polisi kesini"
Ketika hendak mereka semua ingin keluar dari bangunan, tiba-tiba semua polisi sudah mengepung bangunan tersebut sehingga tidak ada dari mereka yang lolos.
"Kamu gapapa, hm?" Tanya alva sembari melepaskan ikatan yang ada ditubuh dhea.
Setelah semuanya terlepas, dhea langsung memeluk tubuh alva begitu erat. sangat erat. Ia masih sangat ketakutan. Ia memeluk tubuh kekar alva dan menangis dalam pelukannya.
"Aku, takutt"
"Aku ada disini" ucapnya lalu mengelus pundak serta kepala dhea dengan pelan.
"Dheaaaaaa" teriak ockta dari kejauhan lalu berlari untuk memeluk sahabatnya.
"Lo gapapa?" Tanya ockta sembari memeriksa sekujur tubuh dhea.
"Gapapa. Kok lo bisa ada disini?" Tanya dhea.
Flasback on
Selama dalam perjalanan menuju dhea, alva sempat mengirimi pesan singkat melalui instagram kepada ockta.
"Ockta, dhea udah ketemu. Dia diculik oleh salah satu musuh gue. Dia dijadiin umpan biar gue datang. Sekarang gue dalam perjalanan menuju kesana. Kalau sewaktu-waktu gue gagal nyelamatin dhea, tolong lo datang ya bawa polisi. Sebentar gue shareloc ke lo. Gue kesana dulu sendirian untuk mastiin kalau dhea baik-baik aja. Karena gue tau kalau gue bawa polisi sekarang, mereka bisa saja melukai dhea tanpa ampun. So, izinin gue nyelamatin dhea sendirian dulu. Tapi kalau menurut lo terlalu lama, langsung datang aja ya. Gue pamit, ta. Mohon dukungan lo"
"Gila ya lo datang ke markas musuh sendirian" ucap ockta yang menerima dm instagram dari alva.
Setelah melihat pesan tersebut, ockta sesegera mungkin menuju kantor polisi dan menunjukkan pesan itu kepada mereka agar mereka mau membantu walaupun belum 1×24 jam.
Flasback off
"Alva sempet ngabarin gue sebelum dia kesini. Takut dia gagal nyelamatin lo katanya"
"Kalian berdua gapapa kan? Gue tepat waktu kan nyelamatin kaliann"
"Eh tangan lo, va. Kok berdarah?" Ucap ockta kaget melihat darah yang mengalir ditelapat tangan alva.
"Luka kecil keiris tadi pas berkelahi sama salah satu diantara mereka ada yang make pisau" jelasnya sembari meringis kesakitan.
Melihat itu, dhea seketika merobek sedikit pakaiannya untuk membalut luka alva agar mencegah pendarahan sementara.
"Lo belum sembuh total tapi sekaeang udah terluka lagi" ucap dhea dengan terbata-bata karena merasa bersalah. Selalunya alva terluka karena dirinya.
Alva terkekeh melihat tingkat dhea yang menggemaskan lalu menepuk kepalanya pelan sembari mengatakan, "lucu banget kalau lagi cengeng gini" godanya.
"Alvaaa, aku seriuss" ucap dhea dengan nada merengek.
"Iya-iyaa cantik. Aku baik-baik aja. Yang penting juga kamu baik-baik aja sekarang"
"Maaf"
"Aku yang minta maaf sudah ngelibatin kamu dalam masalahku. Harusnya kamu ga ikut kebawa tapi dia malah jadiin kamu umpan"
"Maaf, lagi-lagi kamu terluka, karenaku" ucap dhea pelan lalu memeluk alva.
Alva cuma menerima pelukan dhea lalu mengelusnya perlahan.
"Ekhem ada orang. Nyamuk banyak banget disini" ucap ockta menyinggung mereka berdua.
Tetapi mereka berdua tetap saja berpelukan dihadapan ockta tanpa memedulikan kehadiran ockta sedikitpun.
"Terimakasih pak sudah cukup membantu malam ini" ucap ockta kepada salah satu polisi yang sudah membantunya.
"Iya. Lain kali hati-hati ya dek. Terimakasih juga sudah mau melapor. Kalau begitu saya dan rekan saya kembali ke kantor polisi sekarang. Kalian pulangnya hati-hati ya"
"Baik, pak. Selamat malam" ucap ockta dan akhirnya melihat para polisi itu sudah pergi bersama dengan kawanan dava yang telah tertangkap.
Mereka bertiga akhirnya pulang dengan mengendarai mobil alva.
"Lo bisa nyetir mobil, ta?" Tanya alva.
"Bisa, tapi matic. Mobil lo mobil matic kan?"
"Nah, untung. Lo yang bawa ya"
"Sini biar gue yang bawa"
Akhirnya mereka pulang bersama dengan mengendarai mobil alva. Sepanjang perjalanan tidak ada percakapan diantara mereka. Dhea sangat lelah hari ini dan tentunya ada banyak memar pada tubuhnya. wajahnya juga terdapat lecetan luka tapi itu tidak sebanding dengan alva.
Alva juga memiliki memar ditubuhnya serta luka sayatan pisau ditelapak tangannya. Entah apa yang akan terjadi ketika nanti mamanya melihat anak bungsunya itu terluka lagi padahal baru saja tadi pagi ia keluar dari rumah sakit.
***
![](https://img.wattpad.com/cover/348596964-288-k87990.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
1721
Teen FictionAldhea kini menjalani hidupnya dengan penuh rasa jenuh karena sudah menjadi mahasiswa semester 6. Ya, semua orang tau banyak mahasiswa yang sudah mulai depresi jika sudah mendekati semester akhir. Kehidupan sehari-harinya sangatlah membosankan, hing...