Setelah dhea mengemasi barang-barangnya, ia segera keluar dari kamar penginapan tersebut. Namun ketika ia keluar, sudah didapati vanya yang berdiri didepan kamar dhea menggunakan bathrobe dengan rambut yang terurai.
"Lo udah mau pulang?" Tanya vanya yang melihat dhea sudah membawa tas ketika keluar dari kamar.
Dhea cuma mengangguk lalu menyembunyikan mata sembabnya dengan ditutupi sedikit anak rambutnya dan mengalihkan pandangannya dari vanya.
"Lo lihat semuanya ya tadi" jelas vanya karena melihat wajah mata dhea yang begitu sembab dan disembunyikan.
Namun mendengar hal itu, dhea langsung bergegas pergi meninggalkan vanya yang masih berdiri didepan kamarnya.
"Sorry kalau itu nyakitin perasaan lo. Sebenarnya gue masih sayang sama alva dan gue masih mau dia jadi milik gue lagi. Gue cuma ngambil kesempatan tadi. Kesempatan yang ga bisa gue dapetin lagi nanti" ucapnya dengan melihat dhea yang sudah melangkah pergi jauh.
Langkah kaki dhea terhenti saat mendengarkan kalimat panjang dari vanya. Namun, setelah vanya menyelesaikan kalimatnya, ia langsung melangkahkan kakinya kembali dan memasuki lift.
Ia tak kuasa menahan tangis. Deraian air mata keluar begitu cepat saat berada dalam lift. Namun begitu pintu lift terbuka, ia dengan cepat menepis air matanya sebelum dilihat oleh banyak orang.
Ia segera berjalan keluar dari penginapan tersebut. Sekarang ia dalam keadaan bingung mau pulang naik apa. Perjalanannya masih jauh dan memakan waktu tempuh sekitar 2 jam lagi untuk sampai di pusat kota jogja.
Gadis itu membuka ponselnya untuk memesan grab agar bisa pulang ke kostnya. Namun ketika ia hendak memesan grabcar, tiba-tiba jari jemarinya terhenti saat ada mobil yang mengklakson dan berhenti tepat didepan dhea berdiri.
Dhea memandangi mobil itu lalu seseorang yang mengemudikannya keluar dari dalam mobil. Ya, itu adalah fathan teman kampus dhea.
Fathan terkejut melihat kehadiran dhea. Terlebih lagi dengan penampilan dhea yang nampak begitu berantakan. Pakaiannya kusut dan make up diwajahnya kian memudar lalu ditemukannya mata sembab dhea.
"Dhea, ngapain disini?" Tanya fathan yang menghampiri dimana posisi dhea berdiri.
Entah mengapa melihat keberadaan fathan, dhea spontan memeluknya dengan erat. Entahlah, saat ini ia butuh pelukan dan tiba-tiba ia meneteskan air matanya dibahu fathan.
Sekarang fathan makin dibuat bingung dan juga terkejut melihat aksi dhea yang tiba-tiba memeluknya lalu menangis? Ada apa dengan gadisku ini?
"Kita masuk ke dalam mobil dulu, tenangin dirimu okey. Im in here with you" ucap fathan dengan memegang kedua bahu dhea sembari mengantarkan dhea untuk masuk ke dalam mobilnya.
Dhea cuma menganggukkan kepalanya lalu mengikuti fathan yang mengarahkan tubuhnya memasuki mobilnya tersebut.
Akhirnya mereka berdua telah sama-sama memasuki mobil. Fathan segera menghidupkan mesin mobilnya dan melajukan mobil tersebut dengan keceparan 40km/jam.
Ia ingin sekali bertanya ada apa dengan kondisi dhea saat ini. Tapi, ia merasa kalau bertanya sekarang, cuma menambah kesedihan dhea. Jadi, ia ingin dhea sendiri yang bercerita kepadanya tanpa ada unsur paksaan dari fathan.
"Anterin aku pulang bisa ga, fath?" Ucap dhea dengan suara lirihnya.
"Iya. Ini kita udah menuju pulang. Kamu istirahat aja. Kelihatan banget capenya" balas fathan dengan sesekali melirik dhea yang berada disampingnya.
"Makasih banget. Kalau kamu ga ada tadi, aku jadi bingung pulang ke kost naik apaan" ucap dhea dengan menyeka air matanya menggunakan tissue.
"Sorry ya sedikit ngerepotin" lanjutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
1721
Fiksi RemajaAldhea kini menjalani hidupnya dengan penuh rasa jenuh karena sudah menjadi mahasiswa semester 6. Ya, semua orang tau banyak mahasiswa yang sudah mulai depresi jika sudah mendekati semester akhir. Kehidupan sehari-harinya sangatlah membosankan, hing...