Alva bangun

2 1 0
                                    

Jari jemari alva tiba-tiba bergerak ditengah perdebatan antara mamanya dan juga kehadiran dhea. Alvin yang menyadari hal itu.

"Ma, alvaa jarinya gerak" ucap alvin.

Sontak mamanya menoleh ke alva juga dhea yang ikut melihat ke arah alva. Ya, mata alva sedikit terbuka. Akhirnya, ia bangun setelah lama tertidur.

"Alvaa, kamu udah sadar sayang. Cepet panggil dokter, alvin" perintah mamanya.

Alvin segera bergegas keluar dari kamar untuk memanggil dokter. Tak berlangsung lama, dokter tiba untuk memeriksa keadaan alva. 

Semua pandangan tertuju pada alva yang tengah diperiksa sang dokter. Tempat tidurnya dikelilingi oleh mamanya, alvin, dokter serta dhea walaupun dhea berada sedikit jauh dari ranjangnya. Tetapi, tetap saja dhea juga terlihat dimata alva.

"Keadaannya sudah membaik. Nafasnya juga sudah cukup baik. Selang pernafasannya akan kami buka sekarang" ucap dokter tersebut.

Seketika seluruh orang diruangan itu merasa lega mendengarnya. Terlebih lagi mamanya alva walaupun ia masih menangis tetapi itu adalah air mata bahagia karena anak bungsunya telah sadarkan diri.

Seketika mamanya melupakan kejadian yang tadi. Ya, kejadian ketika ia ribut dengan dhea. Dhea juga merasa cukup lega mendengar pernyataan dokter. Ia merasa sangat bersyukur karena alva terbangun ketika dhea masih berada dalam kamarnya.

Walaupun seperti itu, ia kembalu mengingat apa yang terjadi tadi. Ya, mama alva sangat membencinya. Lalu akhirnya, dhea berjalan pelan menuju pintu keluar guna pergi dari ruangan tersebut. Tetapi ketika ia hendak pergi dengan diam-diam, tiba-tiba terdengar suara lemah berkata, "mau kemana?"

Ya, itu suara alva. Walaupun pelan dan bersuara dengan nada lemas, tapi masih terdengar jelas. Semua orang diruangan itu jelas mendengar apa yang alva katakan.

Langkah kaki dhea tiba-tiba berhenti ketika mendengar alva mengatakan itu. Sontak alvin dan mamanya menoleh ke arah dhea. 

"Biarin dia pulang sayang" ucap mamanya kepada alva.

Dhea diam mematung. Cuma memandang alva dari jauh tanpa berkata apa pun. Tiba-tiba jari jemari alva mengisyaratkan memanggil dhea. 

"Alva manggil kamu" ucap alvin menoleh ke dhea.

Akhirnya dhea mendekat ke alva. Ia berusaha mendekatkan telinganya ke mulut alva, lalu alva berkata, "aku kangen kamu, nona cantik"

Dhea memiliki banyak hal yang ingin dikatakan, tetapi ia sangat takut karena ada kehadiran mamanya yang jelas-jelas mamanya sangat membenci dhea. Jadi, dhea mengurungkan niatnya itu. Ia hanya tersenyum mendengar alva mengatakan itu.

"Aku pulang dulu ya. Nanti aku balik lagi jengukin kamu. Miss u to, fav boy. Kamu cepet sembuh. Ada banyak hal yang mau kuceritakan nanti" bisik dhea kepada alva.

Alva tersenyum mendengar dhea mengatakan hal itu. 

"Aku mau pulang dulu tante, kak alvin. Udah mau malam juga soalnya" ucap dhea pamit.

Mamanya alva terlihat tidak peduli dengan apa yang dhea katakan. So, alvin yang mengambil alih.

"Sini biar aku yang anterin kamu. Gapapa kan alva?" Ucap alvin dengan melihat alva.

Alva cuma tersenyum dan mengangguk serta mengacungkan jempolnya menandakan ia setuju kalau alvin mengantar dhea pulang. Apalagi hari sudah mau gelap terlalu bahaya jika anak gadis pulang sendirian. 

"Ayo, dhea" ajak alvin lalu diikuti dhea dari belakang dan akhirnya mereka keluar dari ruangan tersebut.

Mereka menuju lift dan turun.

"Maaf ya tadi perlakuan mama kasar sama kamu" ucap alvin ditengah keheningan mereka berdua dalam lift.

"Gapapa kok. Emang bener yang beliau katakan"

"Eh jangan gitu dongg. Wanita emang kadang gitu kalau marah. Asal ngomong aja tanpa difilter dulu. Apalagi ya pengaruh usia juga kan. Kamu maklumi ya, dhea. Aku wakilin permintaan maafnya mamaku" lanjutnya.

"Gapapa kak"

"Untung saja alva sadar. Coba kalau belum? Masih mengamuk mungkin sampai sekarang"

Dhea cuma tersenyum mendengar hal tersebut. Akhirnya pintu lift terbuka dan mereka berjalan keluar.

Ditengah perjalanan, sangat hening. Tidak ada percakapan dalam mobil. Pandangan dhea lurus didepan begitupun alvin yang fokus berkendara. Hanya musik yang disetelnya mengeluarkan suara untuk mencegah keheningan mereka berdua.

Sekitar 40 menit mereka didalam mobil, akhirnya tiba di kost dhea. Dhea segera turun dari mobil, "sekali lagi makasih ya, kak. Dari kemarin saya ngerepotin dianter pulang" ucapnya.

"Udah kewajibanku sebagai seorang lelaki dan juga gantiin tanggung jawab alva jagain kamu untuk sekarang. Udah masuk sana hari juga udah mau gelap" balasnya.

"Iya, aku masuk ya. Kakak hati-hati dijalan" ucap dhea lalu akhirnya masuk ke dalam kostnya tersebut setelah melihat mobil alvin sudah menjauh dari kostnya.

"Lo ketemu miko dimana dhea?" ucap ockta yang sudah bermain dengan miko.

"Nyemplung di got dia"

"Hah? Miko nyemplung di got? Udah lo mandiin kan jorok banget si miko ihh" seketika ockta berhenti menyentuh miko setelah mendengae hal tersebut.

"Ya udah lah. Udah wangi dia. Noh bekas cakarnya pas gue mandiin tadi pagi" sembari menunjukkan luka dhea.

"Hahahah panjang bangett" ledek ockta.

"Eh jadi gimana hari ini?" Lanjutnya.

"Dia udah sadar, lega bangett" ucap dhea dengan menelantangkan tubuhnya dikasur.

Ia begitu terlihat lelah hari ini.

"Syukur deh kalau udah sadar. Ikutan lega juga. Besok gue ikut jengukin deh" ucapnya.

"Hampir aja gue mati tadi"

"Kenapa lo yang mau mati"

"Tadi gue ketemu mamanya alva dan mamanya benci sama gue. Kalau alva tadi ga sadar, bisa habis gue diamuk" lanjutnya.

"Mama nya seserem itu ya?" Tanya ockta penasaran. 

"Kalau diliat sebenarnya bukan serem si, tapi ia begitu marah karena menurutnya gue yang menjadi penyebab alva kecelakaan. Wajar lah ya seorang ibu begitu. Kesadaran alva nyelamatin nyawa gue" ucapnya dengan ekspresi tenang dan juga senang.

"Terus, alva tau kan lo ada disana?"

"Iya, tau. Pas gue pulang juga gue pamit ke dia. Mamanya doang yang ga peduli sama gue. Abangnya juga peduli sama gue bahkan dari kemarin dia nganterin gue pulang"

"Besok gue kesana lagi, udah janji sama dia" lanjutnya.

"Ikutttt"

"Yang penting sikap lo jaga. Jangan buat gue malu"

"Kapan gue buat lo malu, dhea"

"Ya siapa tau kan. Apalagi kalau besok mamanya masih ada. Sebenarnya gue ga berani dateng kalau mamanya ada disana"

"Komunikasiin dulu sama abangnya. Mamanya disana apa engga kan. Kalau ada, kita jangan datang dulu. Takut diusir padahal belum masuk"

"Gue juga takut. Udah ah intinya dia udah sadar. Gue udah lega. Besok ketemu lagi" ucapnya sembari tersenyum tipis penuh kebahagiaan.

"Yeuhh seneng lo" balas ockta dengan melemparkan bantal ke wajah dhea.

"Di kulkas masih ada nuget tuh. Goreng aja abis tuh kita makan malam. Gue mau mandi dulu" ucap dhea lalu pergi menuju kamar mandi membersihkan tubuhnya.

***

1721Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang