Hari demi hari mereka lewati. Tentu tidak mudah bersama dengan orang yang usianya jauh dari kita. Ya, kita mengingat bahwa usia dhea dan alva cukup jauh berbeda. Dan terlebih lagi, bahwa alva lah yang lebih muda dari pada dhea.
Mereka tetap bersama walau tidak ada kejelasan dalam menjalin hubungan. Bagi dhea itu bukanlah hal yang menjadi masalah. Karena baginya, selama alva tidak bersama wanita lain dan selama mereka tetap berbahagia tidak mengapa jika tidak ada kejelasan dalam hubungan.
Sebentar lagi ujian akhir semester akan berlangsung. Dhea dan alva sama-sama sibuk karena mendapatkan tugas dari masing-masing tenaga pengajar. Hal itu yang membuat mereka sedikit jarang bertemu namun mereka tetap bisa meluangkan untuk berkomunikasi tiap hari walau sekedar telefon atau video call.
Drrrtt...drrrtttt....
Terdengar suara ponsel yang berdering diatas meja rias. Segera dhea beranjak lalu mengambil benda pipih tersebut lalu mengangkatnya.
"Halo, va" ucapnya dengan tersenyum.
"Nona cantik lagi ngapain, hm?"
"Baru kelar ngerjain jurnal cape bangett"
"Tugasmu masih banyak?"
"Ya gitulah. Emang suka gini kalau udah mendekati akhir semester tuh selalu di serbu tugas banyak. Tiap hari kerjaannya ngerjain nugas mulu sampai aku ngerasa muak"
Wajah dhea terlihat bete. Bercampur dengan wajah yang lelah dan memang dia membutuhkan liburan.
Alva tersenyum mendengar keluhan dhea. Ia menampilkan wajah yang terlihat fresh berbeda dengan dhea yang menampilkan wajah lesuhnya.
"Kok kamu terlihat seneng liat aku menderita gini si" ucap dhea dengan mengerutkan kedua alisnya.
"Lucu aja liat kamu ngeluh gitu. Gemes jadinya aku" goda alva.
"Ish bukannya bantuin malah ngeledekin. Ga asik kamu mah" dhea langsung memalingkan wajahnya dari ponsel tersebut.
"Ih ngambek. Cantik-cantik ngambek" ledek alva.
"Iya-iyaa engga sayang. Maaf yaa. Jadi kamu maunya apa, hm?"
"Gak tau"
"Makin cantik kalau lagi ngambek gitu"
"Yaudah gini, besok kan hari minggu. Gimana kalau kita jalan-jalan ditaman? Sekedar piknik aja lepasin penatmu dari tugas. Atau kalau memang tugasmu masih banyak, bawa aja nanti kalau kita piknik. Nanti aku bantuin ya ngerjainnya cantikku"
Mendengar tawaran alva membuat dhea sedikit menampilkan senyuman di wajahnya.
"Udah berhenti nampilin muka cemberut gitu. Aku tidak menerima penolakan ya. Besok aku jemput jam 2 siang gak mau tau"
"Maksa huuuu"
"Bodo amat gak peduli"
"Kalau aku gak mau gimana"
"Aku culik"
"Ih mana bisa gitu"
"Bisa kalau aku mau. Makanya kamu nurut aja gak usah nolak-nolak"
Sebenarnya dhea bukan tidak suka dilarang. Dia suka namun dia gak mau terlalu memperlihatkan bahwa ia langsung mau. Tawaran ini sungguh sangat ia inginkan.
"Jadi mau diculik atau mau nyerahin diri sendiri, hm?"
"Aku pasrah kalau sama kamu. Aku gak pernah bisa nolak apapun dari kamu sedari dulu"
"Nah itu tau, ya udah berarti kamu cukup nurut aja yaa. Besok aku jemput"
"Iyaaaa alvaaaaa"
"Kok alva"

KAMU SEDANG MEMBACA
1721
Teen FictionAldhea kini menjalani hidupnya dengan penuh rasa jenuh karena sudah menjadi mahasiswa semester 6. Ya, semua orang tau banyak mahasiswa yang sudah mulai depresi jika sudah mendekati semester akhir. Kehidupan sehari-harinya sangatlah membosankan, hing...