Alva akhirnya segera merebahkan tubuhnya dikasur tersebut. Matanya sedikit terpejam beberapa saat. Dirina masih diselimuti rasa kesedihan atas kehilangan seseorang yang begitu berharga baginya.
Disaat seperti ini, rasanya ingin sekali ia merokok.Tanpa berfikir panjang, ia kembali memakai baju yang sempat ia lepaskan tadi. Keluar dari penginapan guna mencari minimarket untuk membeli sebungkus rokok. Ya, tiap ia merasa sedih selalu saja rokok yang menjadi penenangnya. Namun hal ini jangan sampai diketahui dhea. Siapa tau dhea tidak setuju dan tidak suka cowo perokok.
Ia akhirnya keluar dari penginapan dan pintu kamar dhea juga tertutup rapat. Ia harap sekarang dhea sudah tidur beristirahat.
Ia berjalan keluar sendirian ditengah larutnya malam mencari minimarket atau warung terdekat yang ada di sekitar penginapan.
Selang 2 menit ia berjalan dan melihat sekitar, akhirnya ia menemukan sebuah minimarket dan tidak jauh dari penginapan. Ia memasuki minimarket tersebut lalu menuju kasir karena jenis-jenis rokok ditempatkan berada dibelakang kasir.
"Rokok malioboronya sebungkus, mba" ucap alva sembari memberikan selembar uang 50 ribu kepada kasir.
Namun belum ia mengambil rokok tersebut, tiba-tiba ada seorang gadis memasuki minimarket dalam keadaan mabuk berat.
Hingga akhirnya alva yang turun tangan membantu gadis tersebut.Tak di sangka-sangka, itu adalah vanya, mantannya. Penampilannya sangat berantakan. Bau alkohol serta rokok sangat menyengat ditubuhnya. Bajunya yang kini berpenampilan seksi dan juga rambut yang sudah acak-acakan serta make up nya yang juga sudah berantakan. Maskara dan eyeliner yang digunakan pun sudah luntur. Lipstiknya juga belepotan. Entah apa yang ia lakukan sehingga penampilannya seperti ini.
"Vanya, kamu ngapain disini?" Ucap alva sembari merangkul vanya dan membantunya untuk duduk terlebih dahulu.
"Alva, kamu ada disini sayang" balas vanya yang masih setengah sadar. Ya, dirinya sekarang mabuk berat.
"Aku mau beli air mineral. Sangat haus rasanya" lanjutnya dan ingin berdiri menuju tempat air mineral berada.
Namun ditahan oleh alva, "tunggu disini biar aku yang ambilkan"
Lalu alva segera mengambil sebotol air mineral dan membayarnya terlebih dahulu lalu ikut duduk didepan minimarket yang sudah disediakan tempat duduk.
"Minum dulu, setelah itu cuci muka buat sisa airnya" tegas alva sembari menyodorkan sebotol air minum buat vanya.
Namun karena sekarang vanya setengah sadar, bahkan untuk memegang botol minuman pun ia tak sanggup. Akhirnya alva yang turun tangan membantu vanya untuk minum.
Alva mencoba menepis rambut yang menghalangi wajah vanya karena ia ingin mencuci muka vanya.
Namun, ketika ia menepis rambutnya, ia menemukan memar berwarna biru dipipi kanan vanya.
"Ini, kenapa?" Ucap alva sembari memegang memar vanya.
Vanya cuma tersenyum tipis, "aku seneng bisa ketemu kamu disini"
Tak berlangsung lama ia mengatakan hal itu, vanya akhirnya pingsan. Yang membuat alva membawanya ke penginapan. Alhasil, ia tidak jadi membeli rokok.
Alva menggendong vanya untuk menuju penginapan. Untung saja vanya tidak begitu berat san alva yang masih memiliki tenaga sehingga ia bisa menggendong vanya hingga lantai 4 tapi masih menggunakan lift, ya.
Alva memasuki kamarnya itu. Ia membersihkan make up vanya dengan menggunakan kain saku yang telah dibasahi. Sebenarnya ia tidak tau bagaimana cara membersihkan make up. Jadi ia cuma menggunakan kain saku yang diberi air sedikit lalu benar-benar membersihkan wajah vanya yang dipenuhi make up tersebut.
Ia juga mengganti pakaian vanya yang begitu seksi karena malam ini sangat dingin. Ia memakaikan baju kemejanya kepada vanya. Nampak sangat besar namun cukup nyaman dan sedikit bisa terhindar dari kedinginan.
Setelah selesai, ia memakaikan vanya selimut dan akhirnya vanya lah yang tidur dikasur alva. Hingga alva harus mengalah dan tidur disofa hingga pagi.
***
Berbeda dengan dhea yang masih terjaga dimalamnya. Ia masih mengemil sembari menonton film horror yang tersedia di tv.
Jam dinding sudah menunjukkan pukul 12 malam. Ia mengecek ponselnya terlebih dahulu guna scrool instagram.Ia penasaran apakah alva sudah tidur jam segini atau belum. Hingga akhirnya ia memberanikan diri mengirim pesan, "sudah tidur?"
Dhea menunggu selama 10 menit namun tidak ada balasan dari alva. Hingga akhirnya ia percaya bahwa alva sudah larut dalam tidurnya. Toh dia pasti sangat lelah hari ini bawa mobil dalam perjalanan yang jauh. Apalagi energinya habis karena sudah menangis dipemakaman tadi.
Hingga akhirnya dhea menaruh ponselnya dimeja samping tempat tidurnya lalu memejamkan matanya perlahan dan mencoba untuk tidur.
Pagi sudah tiba dan dhea bangun lebih awal jam 6 pagi. Ia mengecek ponselnya siapa tau alva sudah membalas pesannya. Namun hasilnya nihil, "mungkin masih tidur, toh masih pagi buta banget ini" gumamnya sendiri.
Ia beranjak dari kasurnya lalu menuju kamar mandi dan membersihkan badannya sebelum ketemu dengan alva dan pulang bersama.
Kalau kemarin ia memakai outfit mamba, kali ini dhea memilih jenis outfit bumi. Penampilannya sangat simple cuma memakai kemeja berwarna coklat yang dipadukan dengan midi skirt berwarna beige membuat dhea terlihat hangat dan begitu elegan.
Lalu ia memberikan polesan sedikit diwajahnya agar penampilannya begitu sempurna. Jam dinding sudah menunjukkan pukul 7. Dhea keluar dari kamarnya dan menuju kamar sebelah yang tak lain itu adalah kamar alva. Dhea lupa untuk mengetok pintu tersebut dan dhea langsung saja membukanya. Ternyata kamar alva tidak terkunci sehingga langsung bisa terbuka.
Betapa kagetnya ketika pintu terbuka dan yang dhea lihat adalah hal yang tidak disangka-sangka. Pandangannya mendapati seorang gadis yang tengah duduk disamping alva yang terbaring disofa dengan penampilan bertelanjang dada, cuma mengenakan celana yang ia pakai waktu ke pemakaman kemarin.
Gadis itu membungkukkan wajahnya sangat dekat diwajah alva. Dan dhea menyaksikan bahwa gadis itu mencium alva. Entah itu alva sedang tidur atau justru malah menikmati ciuman dari gadis itu.
Mendengar suara pintu terbuka, gadis itu menoleh ke arah pintu membuktikan siapa yang lancang membuka pintu tersebut.
Ya, tatapan mereka bertemu. Tatapan mata vanya dengan ekspresi datarnya sedangkan tatapan mata dhea yang tengah menahan air matanya yang akan jatuh melihat kehadiran vanya didalam kamar alva. Terlebih lagi dhea menyaksikan vanya yang mencium alva.Sontak dhea menutup kembali pintu kamar alva dan bergegas menuju kamarnya. Ya, ia tak kuasa menahan tangisnya. Make up nya ikut luntur akibat deraian air mata yang berjatuhan di pipinya. Hatinya merasakan sakit yang benar-benar sakit. Tangisnya terisak melihat kejadian tersebut.
Siapa yang tidak sakit hati melihat orang yang kita cintai disentuh oleh wanita lain? Jangankan disentuh, ini dicium? Benar-benar sakit rasanya.Tak berlangsung lama dhea menangis, ia mengemasi barang-barangnya dan berniat untuk pulang lebih dahulu dan tentunya ia akan pulang sendirian tanpa alva. Toh, alva sudah ada yang menemani jadi waktunya dhea pergi.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
1721
Teen FictionAldhea kini menjalani hidupnya dengan penuh rasa jenuh karena sudah menjadi mahasiswa semester 6. Ya, semua orang tau banyak mahasiswa yang sudah mulai depresi jika sudah mendekati semester akhir. Kehidupan sehari-harinya sangatlah membosankan, hing...