Sunday morning

17 1 0
                                    

matahari di langit Yogyakarta begitu cerah. Dhea terbangun dari tidurnya pukul 07.00 pagi. Berbeda dengan ockta yang sudah terbangun terlebih dahulu dan sudah terlihat rapi dengan seragamnya yang ingin melaksanakan bakti sosial dikampus.

"udah bangun lo kebo" ucap ockta yang tengah mengemasi barangnya untuk dimasukkan ke dalam tas ranselnya tersebut.

"buru-buru amat lo perginya" balasnya dengan raut wajah yang masih mengantuk.

"udah siang woi bangun"

dhea segera mengambil ponsel miliknya yang tidak jauh dari tempat ia tidur. Tentu saja dhea tidak percaya dengan ucapan ockta. Toh di ponselnya masih tertera jam 7 pagi, bukan siang.

"bangun makanya. Anak gadis tuh bangun pagi, bukan siang" lanjut ockta dengan melempari dhea bantal.

"udah lo pergi aja sana deh" balas dhea yang melempar balik bantal tersebut kepada ockta.

Saat mereka tengah berkelahi, tiba-tiba terdengar bunyi klakson dari luar.

"tuh ayang lo udah dateng" ucap ockta yang bergegas berdiri dan segera berangkat.

"hah, gue janjian sama dia siang kali. Nih masih pagi ngapain dia dateng pagi-pagi gini"

dhea kembali menarik selimutnya dan menutup matanya yang masih mengantuk.

"eh bocah tadi pagi dia spam nelfon lo dan lo gak bangun-bangun jadi gue yang angkat. Dia ngajakin lo jogging pagi dan gue bilang lo masih tidur. Yaudah gue coba bangunan lo tapi lo tetep gak mau bangun. Gue juga gak nyangka dia beneran dateng padahal gue udah ngasih lihat gimana lo tidur pulas gak mau bangun" jelas ockta Panjang lebar mengatakan hal tersebut dengan raut wajah yang geram melihat sahabatnya itu terus-terusan tidur.

Sontak dhea terbangun ketika mendengar penjelasan dhea yang terdengar sangat serius mengatakan itu.

"serius, ta? kenapa lo gak nyiremin aer muka gue" raut wajah dhea begitu panik karena ia benar-benar belum siap dengan apa yang saat ini terjadi.

"lo si dibangunin susah amat"

"gue semalam tidur jam 2 nyelesaiin tugas gue, ta. Sekarang gue harus gimana??? mana masih muka ngantuk gue njir"

"no comment itu sih derita elo, masa bodo gak mau tau" ucapnya sembari menyanyikan lagu yang saat ini lagi viral di media sosial.

"please lah, taa. Gue serius bantuan gue" ucap dhea dengan raut wajah yang memelas.

"udah mending lo cuci muka sana. Gue udah mau ke kampus ini telat banget tar ketinggalan bus. Nanti gue yang samperin alva didepan selagi lo siap-siap"

"tapi kan gue belum mandi ta"

"gak usah mandi. Biasanya juga lo gak mandi. Cuci muka aja sama sikat gigi sana. Terus make parfum, kelar"

"dih kalo ngomong gampang banget"

"lo udah dikasih saran masih aja rewel. Ya udah lo hadapin sendiri si alva. Gue mau cabut aja" ucap ockta yang akhirnya melangkahkan kakinya untuk keluar namun tetap saja di cegah oleh dhea.

"iyaa-iyaaaa tunggu dulu. Ya udah lo bilangin ke alva dulu gue butuh 10 menit buat siap-siap okey"

"iya bawel. Sana siap-siap dulu sambil gue alihin alva"

Dhea segera bergegas memasuki kamar mandi dan mengikuti arahan dari ockta. Ya, cuma cuci muka dan sedikit cuci badan. Sementara ockta kini berjalan melangkah keluar untuk menemui alva.

"eh alva. Udah lama lo disini"

"ya sekitar 5 menitan lah. Mau kemana lo pagi-pagi udah rapi aja"

"biasa mahasiswa aktif organisasi. Pagi ini ada bakti sosial jadi gue buru-buru nih ke kampus. Lo jadi jogging bareng dhea?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 06 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

1721Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang