Setelah lama berkeliling di sekitar mall, akhirnya mereka pulang melihat waktu yang sudah larut malam juga. Alva melajukan motornya namun tetap berhati-hati mengingat ia membawa seorang gadis dibelakangnya.
Setelah ia sampai didepan kost dhea, dhea akhirnya turun. Namun tiba-tiba terdengar suara notifikasi dari ponsel alva. Alva mengambil ponsel tersebut dari saku celananya, lalu mendapat sebuah panggilan.
"waalaikumsalam" ucapnya.
"hah? Innalillahi"
"kapan buk?"
"mama papa sekarang lagi ada dijakarta ngurus bisnis. Sedangkan abang sekarang lagi ada di Australia juga sedang ada event kantornya disana. Biar besok pagi saya kesana bu wakilin orang tua yang berhalangan hadir" jelasnya.
"baik, bu. Terimakasih infonya" ucapnya sekali lagi lalu menutup panggilan tersebut.
"kenapa?" tanya dhea penasaran.
"mbah, udah meninggal" ucap alva dengan suara pelan.
"mbah? yang ngelola panti asuhan ya?" ucap dhea yang mengingat bahwa mbah yang dimaksud adalah orang yang mengurus panit asuhan tersebut.
Alva cuma mengangguk pertanda mengiyakan yang dikatakan dhea, "kamu mau ikut besok?"
"emang boleh?"
"kenapa ga boleh? Temenin aku, aku sendirian besok kesana"
"yaudah kalau gitu aku ikut. Kangen juga sama anak-anak"
"kita nginap sehari gapapa, kan?"
"mau nginap?"
"iya. Sehari aja. Pulang besok pagi atau ga siang"
"hm, okedeh"
"besok aku jemput jam 7 pagi ya? Biar nyampe disana ga kesiangan"
"iyaa"
"yaudah sekarang kamu masuk dulu. Udah larut malem. Angin juga kenceng banget tar kamu masuk angin. Aku ga mau kamu sakif lagi" ucap alva sembari mengelus kepala dhea dengan lembut.
"iya. Kamu pulangnya hati-hati jangan ngebut-ngebut"
"iya sayang. Aku pulang dulu ya" ucapnya lalu menyalakan mesin motornya dan pergi meninggalkan dhea.
"shit, dia manggil gue sayang lagi" gumam dhea dalam hati dengan ekspresi senyum-senyum salah tingkah dan berasa ingin ngereog tapi mengingat bahwa sekarang ia sedang berada di luar kostnya membuat ia cukup diam mematung saja walaupun ia sudah sangat dipenuhi salah tingkah.
Dhea yang sudah tidak melihat keberadaan alva, akhirnya masuk ke kostnya. Setelah masuk, mungkin ockta sudah tidur karena tidak ada respon yang membukakan pintu.
Ia segera mengambil ponselnya dari dalam tas untuk menghubungi ockta. Namun ketika ia hendak menghubungi dhea, tiba-tiba ada suara motor yang tepat berhenti didepan kost dhea.
Dhea merasa mengenal suara motor tersebut. Ya, ternyata itu adalah fathan. Lalu dhea menghampirinya.
"fathan?" tanya dhea memastikan.
"ehiya, dhea. Kamu baru pulang?"
"iya. Kamu ngapain malem-malem disini?"
"ini" ucap fathan sembari menyerahkan kunci pintu.
"lah, kok ada di kamu?" tanya dhea dengan ekspresi heran ketika melihat kunci pintu kostnya berada di fathan.
"ockta ga pulang malam ini. Dia disuruh nginep di sekret soalnya pengurus inti masih ada rapat sampe tengah malam ini. Aku yang cuma anggota biasa doang baru pulang sekarang nih. Jadi dia nyuruh aku untuk bawain kamu kunci pintu. Katanya kamu lagi keluar ngerjain tugas malem ini" jelasnya.
"ohiya makasih, fath. Aku juga baru nyampe ini. Baru aja mau ngehubungin ockta. Kirain dia udah tidur. Taunya ga ada orang didalem" ucap dhea nyengir sembari menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"hm, yasudah kamu masuk gih. Udah larut malem gabaik. Tar masuk angin nantinya kalau kelamaan diluar"
"iya. Kamu langsung pulang ya?"
"iya, aku langsung pulang aja. Ga enak kalau aku mampir tengah malem gini. Tar dikirain ngapa-ngapain"
"hahahahha iya juga sih. Yaudah sekali lagi makasih ya fath udah ngerepotin kamu malem-malem gini"
"gapapa biasa aja. Aku seneng kalau direpotin sama kamu heheh"
Dhea cuma tertawa pelan tidak tau mau mengatakan apalagi. Terlebih lagi ketika ia mengingat bahwa fathan emang menyukai dhea. Hanya saja, hati dhea sudah jatuh kepada bocah SMA itu alias alva. Brondong emang lebih menggoda say.
"yaudah aku pulang dulu ya. Selamat malam dhea" ucap fathan yang menyalakan mesin motornya lalu melajukannya.
Dhea cuma mengangguk dan melambaikan tangannya. Setelah tidak melihat fathan, akhirnya ia masuk ke dalam kostnya.
Setelah masuk, ia membersihkan badannya terlebih dahulu sebelum ia beranjak untuk tidur.
***
Pagi dini hari telah tiba. Ia mengingat bahwa hari ini ia akan menuju pemakaman. Segera ia bangun dari tempat tidurnya lalu memberi miko makan terlebih dahulu.
"miko sayang, mama mau pergi dulu sama papa kamu ya. Kamu dirumah jangan nakal inget okeii" ucap dhe sembari mengelus miko.
Miko tidak memberi respon sama sekali karena sedang asik melahap makanannya. Setelah itu, dhea bergegas mandi dan bersiap-siap sebelum alva datang menjemputnya.
Namun sebelum itu, ia menghubungi ockta terlebih dahulu untuk memberitahunya bahwa hari ini ia akan bepergian lagi. Lalu ia membuka aplikasi whatsapp untuk mengirimi ockta beberapa pesan.
"gue pergi dulu ya melayat nemenin alva"
"dimana?" balasnya cepat.
"jauh diperkampungan gitu, gue lupa nama daerahnya juga apa. Gue udah pernah datang ke sana waktu itu"
"emang siapa yang meninggal?"
"orang terdekatnya alva dan alva ngajakin gue"
"oh yaudah kalau gitu. hati-hati sahabat"
"gue nginep ya. Pulangnya besok sorean paling baru nyampe"
"sekalian nikah aja lo sama alva. Biar ga usah pulang-pulang sekalian hahahah"
"dia aja belum lulus sekolah pea"
"lah iya lupa kalau dia berondong hahahahah. Sahabat gue demennya sama berondong"
"berondong lebih menarik bro, hahahahahha" balas dhea sembari nyengir membaca percakapan mereka berdua.
"udah ah gue mau siap-siap. Lo juga jaga kesehatan jangan organisasi mulu di urusin. Inget lo udah jadi mahasiswa semester tua"
"iya bawel udeh sono siap-siap"
"ehiya, lo pulang sesekali ngasih makan miko. Jangan sampe miko mati kelaparan ditinggal sendirian"
"santai, sesibuk apapun gue, gue masih bisa luangin waktu ngurusin anak lo"
"lo yang punya kucing tapi malah gue yang ngerawat. Sedangkan orang tuanya pada sibuk ngebucin ngeselin banget"
"hahahahhah love you bestieku yang paling cantik nan baikk *emoticon kiss*"
"gelikkk woii. Udeh sono, gue mau lanjut rapat juga nih"
"semangat sahabat"
Setelah itu, ockta cuma mengirimkan emoticon jempol untk mengakhiri percakapan mereka berdua. Lalu segera bergegas untuk mandi dan bersiap-siap.
Setelan outfit dhea kali ini ada tema mamba. Ya, karena ia akan mendatangi pemakaman tentunya pakaiannya harus serba hitam.
Ia memilih dress full berwarna hitam dengan sepatu pantofel dengan warna yang senada sebagai outfitnya hari ini. Setelah lama bersiap-siap, terdengar suara notifikasi dari ponsel dhea.
"aku udah di depan" pesan teks dari alva.
"tunggu sebentar, aku keluar" balasnya.
lalu dhea memastikan bahwa penampilannya sudah bagus dengan bercermin, dan akhirnya keluar menemui alva yang sudah datang menjemputnya.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
1721
Teen FictionAldhea kini menjalani hidupnya dengan penuh rasa jenuh karena sudah menjadi mahasiswa semester 6. Ya, semua orang tau banyak mahasiswa yang sudah mulai depresi jika sudah mendekati semester akhir. Kehidupan sehari-harinya sangatlah membosankan, hing...