Pulang kerumah

2 1 0
                                    

Pagi dini hari jam 7:00 WIB alva sudah terbangun dari tidur lelapnya. Begitu juga dengan ockta yang tengah bersiap-siap karena di pagi hari ini ia memiliki kelas pagi dikampus. Sementara dhea masih tertidur lelap.

"gue berangkat ke kampus dulu ya. Pagi ini gue ada kelas. Jangan macem-macem lo pada ditinggal berdua disini" ucap ockta sembari memakai sepatu sneekersnya.

"gue ga sebrengsek yang otak lo fikir" ucap alva terkekeh.

"ya kali aja kan hahahah. Yaudah gue titip sahabat gue, semoga kalian berdua cepet sembuh ya. Bai" ucapnya yang diangguki oleh alva lalu akhirnya meninggalkan kost tersebut.

Setelah itu alva cuma menatap wajah cantik dhea yang tengah tertidur pulas. Ia melihat ada begitu banyak lecetan diwajah dhea yang membuat alva merasa bersalah karena ia gagal menjaga dhea dan karenanya, dhea memiliki lecetan muka di area wajah cantiknya.

Alva segera mendekatkan wajahnya ke wajah dhea untuk menepis helai rambut yang menghalangi wajah dhea. lalu ia berfikir untuk membeli sarapan agar ketika dhea bangun, ia bisa sarapan bersama-sama.

Ketika ia hendak keluar membeli makanan dengan mobilnya, tiba-tiba ada penjual bubur keliling yang lewat. Alva sesegera mungkin membeli bubur itu dari pada harus mencari di luar lagi.

Setelah membelinya, ia kembali masuk dalam kost dan dhea masih dalam keadaan tidur dalam lelapnya. Lagi-lagi alva mendekatkan wajahnya ke wajah dhea dan mendaratkan sebuah kecupan dikening dhea.

Dhea yang merasakan sentuhan itu sontak membuka matanya. Wajah mereka begitu dekat dan mereka saling tatap membuat jantung dhea berdetak tak karuan. Terlebih ia menyadari bahwa tadi alva mencium keningnya.

Sementara alva yang sudah menyadari bahwa dhea terbangun akhirnya sedikit menjauhkan wajahnya dan berkata, "selamat pagi nona cantik" sembari tersenyum.

"cuci muka dulu gih abis tuh kita sarapan. aku udah beli bubur ayam tadi buat sarapan" lanjutnya sembari membuka bungkusan bubur tersebut.

"ockta masih tidur?" tanya dhea

"engga. Dia udah pergi ke kampus. Katanya ada kelas pagi sih"

"jadi dari tadi kita berdua disini?"

"aku ga ngapa-ngapain kamu ya. Kecup kening doang gapapa kan? Aku ga sebrengsek itu untuk nyentuh semua tubuhmu" jelasnya lalu menyentuh hidung mungil dhea.

Mendengar hal itu, dhea langsung berdiri dan bergegas menuju kamar mandi. Ya, ia merasa sangat malu terhadap alva. Pertama, alva bangun terlebih dahulu yang otomatis alva pasti melihat wajah dhea ketika ia masih tidur. Yang kedua, alva tadi mengecup keningnya dan pasti wajahnya merah seperti udang rebus. Ya, saat ini dhea benar-benae terlihat salting tapi ia mencoba untuk tidak ngereog didepan alva.

Setelah itu akhirnya mereka sarapan bersama-sama. Tetapi, tiba-tiba saja alva menyerahkan kotak buburnya kepada dhea. Dhea bingung mengapa alva menyerahkannya? Lalu alva berkata,

"suap" ucapnya nyengir.

"udah gede udah bisa makan sendiri" tolak dhea yang kembali menyerahkan kotak bubur tersebur ke alva.

"suapp, dhea. Tanganku masih sakit tau. Masa kamu tega sih sama aku" ucap manjanya alva.

"shitt, lucu bangett kalau dia lagi mode manja sii gemess" gumam dhea dalam hati.

"iya-iyaa sini suap. Dasar bayi gedee"

"biarinn. Cuma aku yang boleh gini ya, ga boleh ada cowo lain yang gini ke kamu"

"serahku dong mau kek gini bareng siapa"

"dih dhea mah gitu. Gaboleh pokoknya kamu harus nurutt"

"loh harusnya kamu yang nurut dong. Secara aku lebih tua dari kamu yang berarti kamu harus lebih patuh terhadap orang tua"

1721Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang