Alva terluka

10 1 0
                                    

Dhea yang melhat sosok alva dari jauh yang sedang dikerumuni banyak orang terlihat seperti mereka bertengkar, akhirnya mencoba menghubungi pihak polisi setempat untuk membubarkan aksi penyerangan anak-anak dibawah umur tersebut.

"halo pak, saya ingin melapor bahwa terjadi perkelahian anak-anak dibawah umur pak" ucap dheaa menelfon 911 untuk meminta bantuan.

"Suryodiningratan, mantrijeron, Jl. Minggiran barat pak. Baik pak. Mohon segera datang pak, Terimakasih" ucap dhea menjelaskan posisinya.

"tapi, itu mirip bocah yang nabrak gue tadi" ucap dhea sembari memperhatikan wajah tiap anak-anak tersebut.

"ah polisi terlalu lama bisa-bisa anak orang mati kalo gini" ucap dhea yang sudah sangat gelisah dan akhirnya mencoba memberanikan diri bahwa dia bisa menghentikan perkelahian tersebut. Akhirnya ia mengambil sebuah balok yang ia temukan sebagai senjata mengusir anak-anak tersebut.

Dengan tekadnya yang berani, akhirnya ia berlari dann mengatakan, "HEYYYYYY PERKELAHIAN APA INI KALIAN SEMUAA MASIH ANAK SEKOLAH BERANINYA MAIN KROYOKAN" ucapnya sembari menodongkan balok yang ia pegang tadi.

Dan benar saja, yang dikroyok adalah alva, laki-laki yang ia sukai. Dan tentunya benar penglihatan dhea bahwa yang melakukan pengeroyokan itu adalah kawanan dari anak laki-laki yang menabraknya ketika dikampus, namanya Dava.

"loh, kok lu ada disini? eh kakak yang tadi siang yang ku tabrak kan? " ucap dava kaget melihat dhea, wanita yang ia tabrak dikampus.

"lo dava kan?" jelas dhea memastikan.

"iya yang tadi siang" jelas dava sekali lagi.

"oh gini kelakuan anak SMA jaman sekarang ya. Beraninya kalian main keroyok" terang dhea dengan nada sedikit membentak.

"kak, ini ga ada hubungannya dengan lo. Ini masalah anak laki-laki dan lo perempuan mana paham" terang dava dengan sedikit tertawa dan mengeluarkan mata liciknya.

"Kamu ngapain disini si?" bisik alva kepada dhea.

"ini aku nolongin kamu udah diem aja disitu" balas dhea yang Nampak melindungi alva dengan berdiri dihadapan alva.

"udah yaa mending kalian pergi dari sini, saya sudah memanggil polisi dan pasti sebentar lagi bakal dateng. Lebih baik pergi sekarang sebelum ketangkap" ancam dhea dan tentunya sembari menodongkan kayu balok yang ia pegang agar anak-anak itu tidak ada yang berani menyentuhnya.

Sekelompok Dava cuma tertawa mendengar ancaman dari dhea, namun tiba-tiba terdengar suara siren polisi.

"woii polisi beneran dateng, cabut-cabut" ucap salah satu teman dava yang panik.

"alva, urusan kita belum selesai. Tunggu nanti" ancam dava dengan menatap alva dan dhea tajam lalu akhirnya rombongan mereka pergi.

"kamu gapapa?" ucap dhea lalu memeriksa sekujur tubuh alva.

"gapapa kok luka dikit doang" jawab alva dengan lemas.

"LUKA DIKIT APAAN KALO KAMU BABAK BELUR KAYAK GINI" ucap dhea dengan emosi karena alva terlihat sok kuat dihadapannya.

"lagian kenapasi bisa sampe digebukin gitu hahh. Cari masalah apa kamu sama mereka sampe mereka bawa rombongan? terus kamu kenapa sendirian disini hah?" omelan dhea tidak ada habis-habisnya.

Bukannya di jawab, alva malah mengeluarkan ekspresi senyum dan tertawa melihat dhea bersikap seperti itu.

"ini aku lagi marah-marah kenapa kamu malah ketawaa" ucap dhea dengan emosi.

"kamu lucu kalo marah, gemesin tau ga" ledek alva sembari mencubit pipi dhea dengan pelan.

"aku seriusss alvaaaaaaaa" balas dhea dengan raut wajah yang kesal.

"iyaa-iyaa cantikk kenapa, hm? gimana tadi pertanyaannya" jelas alva dengan wajah yang sudah cukup serius.

"udah nanti aja, kita kerumah sakit dulu obatin lukamu ini" jelas dhea lalu membantu alva berdiri.

"bentar aku pesan Grabcar dulu" terang dhea sekali lagi.

"gausah kerumah sakit si" jelas alva menolak.

"loh, kamu mau pulang dalam keadaan seperti ini?" ucap dhea sedikit geram.

"langsung pulang aja. Nanti dirumah obatin" jawab alva.

"kamu ikut aku" lanjutnya.

"aku, ikut kerumah kamu?" ucap dhea memperjelas kalimat alva.

"iya" ucap alva singkat dan jelas.

"untuk apa aku ikut?" balas dhea yang masih bingung.

"obatin aku lah. Aku mana bisa obatin sendiri" jelas alva.

"emang dirumah ga ada siapa-siapa gitu?" tanya dhea sekali lagi.

"ga ada. Orang tua lagi keluar kota dan abang juga punya rumah sendiri jadi jarang pulang dirumah. Aku sendirian kok" terang alva cukup jelas.

"ohh" ucap dhea singkat dan sudah paham.

Selang mereka menunggu, akhirnya Grabcar yang dipesan telah sampai. Mereka menuju rumah alva.

Selang dalam perjalanan mereka pulang, tiba-tiba, "ASTAGAAA" ucap dhea yang baru mengingat bahwa ia keluar kost untuk mencari makan.

"kenapa?" tanya alva yang terkejut.

"makanan ockta belum pesan" jelas dhea yang baru mengingatnya.

"alasan aku keluar malam ini tuh untuk nyari makan malam tapi malah ketemu kamu yang digebukin. Liat kamu jadi lupa tujuan utamaku. Ini pasti dia udah ngamok kelaperan dikost" ucap dhea dengan ekspresi menyesal dan merasa bersalah kepada ockta yang mungkin saja sudah menunggu lama.

Akhirnya dhea membuka aplikasi WhatsApp nya untuk mengecek apakah ockta menghubunginya atau tidak. Dan benar saja, sudah terdapat 10 pesan darinya dan 3 panggilan tidak terjawab.

"gofood in aja" ucap alva mencarikan solusi untuk dhea.

"Ohiya bisa gofood. Makasih sudah ingetin" ucap dhea dengan merasa sedikit tenang.

"maaf ya, ta. Gue sedang dalam perjalanan kerumah alva, ada sedikit musibah dan ceritanya sangat panjang. Nanti gue ceritain kalo udah pulang. Makanan lo udah ku pesanin tuh tungguin aja dateng tar. Sekali lagi maaf yaa taa udah buat lo nunggu lamaa mwehwheheh" pesan teks yang dikirim dhea melalui aplikasi WhatsApp.

"anjir malah ngedate padahal gue udah kelaparan nunggu lo disini. Yaudah lo baliknya jangan lama-lama atau kalau lo nginep dirumahnya alva kabarin gue biar gue ga nungguin lo pulang" balas ockta.

"yakali gue nginap jirr ga mungkin lah. Tapi ntar gue kabarin deh" balas dhea.

"hahhahahha kali aja disuruh nginep sama ayang hhahhahahahah" balas ockta.

"ayang apaan awoakwoako. Udah ya gue sibuk baii" balas dhea lalu menutup ponselnya.

"selamat ngedate bestiekuhh" balas ockta tetapi dhea cuma melihatnya melalui notifikasi WhatsApp di ponselnya.

Selang dalam perjalanan, akhirnya mereka tiba dirumah alva. Rumahnya tampak begitu megah dan mewah. Please, dia beneran anak orang kaya batin dhea dalam hati yang terkejut ketika mobil yang ia kendarai memasuki pagar rumah yang tampak begitu megah dari luar.

Setibanya mobil berhenti tepat didepan rumah alva. Mereka akhirnya turun.

"ayo masuk" ajak alva dengan menggenggam tangan dhea.

"sini biar aku bantu" jelas dhea sembari membantu alva berjalan.

Fisik alva benar-benar lemah karena habis dikeroyok oleh rombongan anak seumuran dirinya. Wajah tampannya kini penuh memar dan beberapa berdarah dia area kepala, mulut dan pipi yang nampak begitu Lebam. Sedangkan tangan dan kakinya memiliki beberapa lecetan luka akibat ditendang dan dipukul.

1721Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang