Sekitar stengah jam perjalanan, akhirnya dhea tiba dirumah sakit terbesar di jogja. Ia segera berlari menuju pintu utama dan masuk kedalam rumah sakit tersebut.
Dhea berlari menuju meja staff untuk menanyakan kamar alva.
"Mau nanya atas pasien atas nama Alvaraska adyatama berada di kamar berapa ya?" Tanya dhea kepada salah satu pegawai staff rumah sakit tersebut.
"Alvaraska adyatama? Sebentar saya cek dulu ya" balasnya sembari menatap layar komputer.
"Mohon maaf sebelumnya mba. Pasien itu adalah pasien VIP dirumah sakit ini yang dimana keberadaannya disembunyikan oleh pihak rumah sakit. Jika mba ingin bertemu silahkan hubungi pihak keluarganya terlebih dahulu. Kami pihak rumah sakit cuma menjalankan kewajiban, sekali lagi mohon maaf mba" jelas pegawai tersebut.
"Gitu ya. Makasih mba" jawab dhea dengan rasa kecewa.
Ia bingung harus bagaimana lagi. Rumah sakit ini begitu luas dan tentunya alva sekarang jadi pasien VIP. Pasti kamarnya diletakkan di kamar yang paling mewah tetapi tidak ada yang tahu dimana keberadaan kamar VIP tersebut.
Ia tidak memiliki kenalan siapapun dengan teman dekat alva. Dirinya benar-benar sangat bingung harus melakukan apa sekarang. Mondar mandir dilobby rumah sakit dan tiba-tiba ada seseorang yang menyentuh pundaknya.
Sontak dhea menoleh,
"Kamu, temannya alva?" Tanya pria tinggi tersebut melihat dhea.
Ya, dia adalah kakaknya alva yang ia temui ketika event malam itu. Dhea merasa sangat beruntung karena bertemu dengan kakak alva dilobby rumah sakit. Ia akhirnya menemukan jawaban atas kebingungan dirinya.
"Iya, saya temannya alva. Saya kesini mau jengukin dia ketika dengar kabarnya tapi saya tidak tau dia berada dikamar mana dan kata staff rumah sakit, alva adalah pasien VIP yang nomor kamarnya disembunyikan oleh pihak rumah sakit. Boleh saya jengukin alva, kak?" Ucap dhea dengan mata berbinar penuh harap dapat bertemu dengan alva.
"Mau ngopi dulu? Ada yang mau ku obrolin sebentar aja abis itu aku bawa kamu ketemu alva" tegas kakanya dengan ekspresi datar mengajak dhea ngopi di salah satu cafee rumah sakit.
Dhea hanya mengangguk patuh dan akhirnya mengikuti pria tinggi tersebut berjalan dari belakang. Sesampainya di cafee, dhea cuma memesan ice matcha favoritnya. Sementara kakak alva memesan americano hot.
"Nama saya alvin, kakak kandunya alva" ucapnya disela keheningan mereka berdua.
"Nama saya dhea, temennya alva" balas dhea memperkenalkan diri.
"Teman? Bukan pacarnya?"
"Temen kok"
"Namamu aldhea?"
"Iya" dhea nampak kebingungan karena ia memperkenalkan atas nama dhea tetapi lelaki justru mengetahui nama depan dhea.
"Jadi, hadiah itu buat kamu" ucap alvin sembari menyeruput kopi miliknya.
"Hadiah apa?" Tanya dhea heran.
"Kalian ada janji temu ya beberapa hari yang lalu?" Tanya alvin dengan menatap dhea datar.
"Iya. Aku sama alva sempat ada janji temu tapi alva tidak datang waktu itu" dhea menjelaskan situasi yang sebenarnya.
"Hari itu kamu ulang tahun?"
"Iya"
Alvin sempat terdiam dengan ekspresi datar dan menyeruput kopi miliknya. Entah apa yang lelaki itu pikirkan karena ekspresinya benar-benar datar dan sekarang ia diam.
"Alva, baik-baik aja kan?" Tanya dhea penasaran ditengah keheningan mereka berdua.
"Alva kecelakaan ketika dalam perjelanan ketemu kamu. Ada beberapa tulang rusuknya yang patah tapi sudah membaik sekarang. Hanya saja sampai sekarang belum ada tanda-tanda dirinya sadar. Ia masih tertidur pulas dalam kamarnya. Dan juga, ia menyiapkan hadiah kecil sebagai hadiah ulang tahunmu. Disitu tertulis namamu, untuk aldhea. Namun tulisan itu setengahnya sudah tertutupi dengan noda merah akibat darahnya waktu ia kecelakaan. Hadiah itu masih ada tersimpan rapi dilaci kamarnya. Dan juga ponsel alva ditemukan sudah terlindas mobil. Makanya ia tidak bisa dihubungi. Kamu pasti pernah menghubungikan kan. Ponselnya sudah tidak bisa digunakan lagi jadi sudah ku buang karena benar-benar terlindas dan hancur"
KAMU SEDANG MEMBACA
1721
Genç KurguAldhea kini menjalani hidupnya dengan penuh rasa jenuh karena sudah menjadi mahasiswa semester 6. Ya, semua orang tau banyak mahasiswa yang sudah mulai depresi jika sudah mendekati semester akhir. Kehidupan sehari-harinya sangatlah membosankan, hing...