MARRIAGE - SEQUEL 13 (END)
jongin tidak mengingat apapun, jongin tiba-tiba merasa pusing dan terbangun di sebuah kamar dengan nuansa putih dan bau desinfektan yang menyengat. rumah sakit. jongin mengingat terakhir kali jongin berada di pengadilan memperebutkan hak atas perusahaan milik sang ibu yang diganti namanya oleh sang ayah. ibu yang jongin kira meninggal karena sakit ternyata meninggal karena sebuah perasaan bernama iri dan rasa cemburu.
ayah yang jongin kira mencintainya ternyata tidak pernah merasakan perasaan itu sama sekali. pantas saja selama ibu tirinya memperlakukan jongin dengan buruk ayahnya tidak pernahd atang untuk membelanya. ketiaka semua barang jongin di pindahkan menuju ke rumah belakang tanpa persetujuan juga sang ayah hanya diam. ternyata alasannya adalah ayah bahkan tidak pernah punya perasaan apapun untuk jongin meski nyatanya jongin adalah anak kandungnya.
mengingat itu semua membuat jongin kembali menangis dalam diam. menyakitkan benar-benar menyakitkan. semuanya terasa sakit. tangisan jongin ternyata membuat sehun yang baru saja memasuki kamar yang jongin tempati berjalan dengan tergesa-gesa mendekati jongin dan langsung memeluknya.
"hey hey jongin, sudah jangan menangis. ada yang tidak nyaman? terasa sakit? katakan aku akan panggilkan dokter" ucap sehun sambil mengusap punggung jongin dengan lembut.
"pusing" gumam jongin yang membuat sehun akhirnya tersenyum juga.
"pusingnya akan hilang jika kamu berhenti menangis"
"benarkah? apa yang terjadi padaku sehun?"
"hmm tentu saja. jadi berhenti menangis ya? dokter berkata kamu terlalu shock dan tertekan dalam waktu yang cukup singkat dan itu membuatmu pingsan"
"hmm. mulai hari ini jangan usik keluarga kim lagi ya sehun?"
"kenapa?"
"hak nya sudah diambil jadi biarkan semuanya menjadi tenang setelah ini"
"baiklah, kamu memang harus berada dilingkungan yang tenang setelah ini. tidak boleh ada tangisan, tidak boleh ada stress, tidak boleh ada hal-hal yang membebani pikiranmu sama sekali" ucap sehun sambil mengusap kepala jongin pelan. takut melukai jongin dan juga menambah tingkat pusing yang jongin rasakan.
"ya, semuanya sudah berakhir, maaf aku sangat merepotkan"
"tidak ada yang merasa di repotkan jongin jadi tenang saja jangan terlalu terbebani dengan masalalu, kita hidup di masa sekarang bukannya terjebak di masa lalu kan?"
"ya, jadi jangan usik keluarga kim lagi sehun" ucap jongin sambil menutup kembali kedua matanya dan bersandar dengan nyaman pada sehun.
"jangan dipikirkan kalau begitu. setelah semuanya beres aku janji tidak akan berurusan kembali dengan keluarga kim. tapi kita harus bereskan ini pelan-pelan kan jongin?"
"ya. pelan-pelan"
"aku ingin bertanya. kenapa kamu bisa menyimpan botol berisikan rambut dan juga kuku milik mendiang ibumu? aku heran, benar-benar heran saat ravi membawanya kepadaku dan berkata bahwa kepala pelayan memberikannya padanya sebagai benda milikmu yang paling berharga"
"dulu setelah ibu meninggal dan tuan kim menikah lagi, semua barang yang ibu miliki tiba-tiba menghilang semuanya termasuk semua barang yang ibu belikan untukku. tidak ada yang tersisa satupun dan setelahnya aku baru tahu jika semua barang milik ibu dibersihkan dan semuanya berakhir di pembakaran. semuanya tanpa sisa. aku tidak mengerti kenapa tuan kim begitu tega dengan semua hal yang ibu miliki dan juga apa yang aku miliki. setelah itu aku dipindahkan dari rumah utama ke rumah belakang dan di halaman belakang rumah itu aku menemukan tong besar dimana semua barang ibu di bakar dan tanpa sengaja menemukan botol milik ibu. aku mengingatnya karena terkadang ibu memasukkan potongan kuku ku juga di botol itu. jadi aku menyimpannya. satu-satunya yang tersisa dari ibu" jelas jongin.