LOVE OR SACRIFICE
oh sehun, pria tampan di awal umur 30 an yang sedang berjuang untuk menjadi lebih baik lagi untuk kehidupannya kedepan. diusianya yang sudah cukup dikatakan matang sehun tentu ingin segera menikah dan memiliki keluarganya sendiri. sehun rasanya tidak sabar ingin segera meminang pacarnya.
pacar yang sehun perjuangkan untuk kehidupannya juga. seseorang yang membuat sehun rajin pergi bekerja dan mengumpulkan pundi-pundi uang untuk kehidupan mereka kelak. seseorang yang selalu menjadi semangat tersendiri untuk sehun. seseorang yang membuat sehun bangkit disaat dirinya benar-benar lelah dan jatuh.
seseorang yang selalu membangkitkan senyuman sehun saat semua terasa begitu berat untuknya. sehun begitu mencintai seseorang ini hingga tidak pernah merasa curiga dengan semua perubahan sikapnya akhir-akhir ini.
namanya xi luhan, pria cantik yang sudah sehun pacari sejak 1 tahun yang lalu, orang yang membuat sehun mau bekerja keras. seseorang yang menempati setiap jengkal hati yang sehun miliki. seseorang yang sehun percaya dan yakini akan bersama dengannya hingga akhir. seseorang yang sehun yakini akan menemaninya menua bersama.
seseorang yang sehun puja hingga beberapa detik yang lalu kini melukainya dengan begitu dalam. luhan yang sehun kira sama-sama mencintainya juga kini sedang asik berbincang dengan akrab dengan seseorang yang tidak sehun kenal. keduanya bahkan terlihat sangat dekat hingga dengan bebas saling menggenggam tangan satu sama lain.
sehun cukup bersabar saat luhan tak lagi menjawab semua pesannya dan beralasan sedang sibuk dengan pekerjaannya juga. sehun masih berfikiran positif saat luhan tidak mau mengangkat telponnya dan beralasan sedang sibuk, sehun berusaha memahami semuanya tapi setelah melihat apa yang ada di depannya saat ini sehun cukup paham kemana arah yang luhan tuju saat ini.
jadi sehun hanya cukup mengikutinya saja kan? jadi yang sehun lakukan adalah mengambil ponselnya dan mulai mendial nomor luhan dan kemudian melihat apa yang akan luhan lakukan begitu luhan tahu jika sehun menelponnya. sehun akan menunggu satu kali lagi dan melihat apa yang akan luhan lakukan.
sehun melihat luhan sempat mengambil ponselnya, melihat siapa yang menelponnya sebelum kembali meletakkan ponsel itu dan mengabaikan sehun. sehun menghela nafasnya dalam, mengantongi ponselnya dan berjalan dengan santai mendekati luhan yang duduk bersama dengan pria yang tidak sehun kenal itu kemudian sehun duduk dihadapan keduanya.
kedatangan sehun membuat pria yang bersama luhan mengerutkan dahinya dalam sedang luhan jelas memasang wajah terkejut. sehun menampilkan senyumannya atau lebih tepatnya berusaha tersenyum sebaik dan senatural yang dia bisa karena jelas hati sehun rasanya sudah benar-benar tidak karuan.
sakit menyayat hatinya tanpa henti. sehun rasanya bahkan seperti sudah mati rasa karena terlalu sakit. benar-benar sakit seolah semua mimpi yang sehun inginkan semua harapan sehun semua yang sehun perjuangkan hancur begitu saja. bagaimana sehun bisa tetap tersenyum? bagaimana sehun harus bertahan?
"ini yang kamu inginkan?" tanya sehun pada luhan yang melihatnya dengan mata yang melebar karena terkejut.
"jika memang ini yang kamu inginkan silahkan lanjutkan. aku pergi. semoga tidak ada penyesalan setelah ini. perjuanganku untukmu berakhir disini. semoga kamu bahagia. selamat tinggal"
ucap sehun panjang sebelum bangkit dan mengepalkan tangannya erat-erat. sehun melihat wajah luhan untuk terakhir kalinya, wajah yang dulu begitu sehun kagumi kini tidak lagi menarik karena wajah inilah yang membuatnya merasakan luka yang begitu dalam, wajah inilah yang menghancurkannya dengan begitu kejam.
sehun berbalik dan berjalan pergi meninggalkan luhan masih sambil menggenggam tangannya erat-erat. sehun takut semakin hancur, sehun takut semakin terluka, sehun takut akan semakin menderita jadi sehun memutuskan untuk segera berpaling dan pergi. meski sehun harus meneteskan airmatanya tapi tidak masalah karena sehun ingin segera terlepas.
