ONIGIRI
kim jongin pria pekerja kantoran biasa yang memutuskan untuk segera keluar dari rumah keluarganya disaat dirinya baru saja lulus kuliah dan melakukan pekerjaan apapun setelahnya untuk menyambung kehidupannya sendiri. jongin tinggal di sebuah kamar sewa kecil yang cukup menampung dirinya sendiri. tidak ada yang istimewa dari kehidupannya. jongin hanya akan bangun pagi, bersiap pergi bekerja, pulang bekerja lalu tidur, hanya seperti itu saja tidak ada yang berubah.
meski pekerjaan jongin berganti dari pekerjaan yang kasar dan berubah menjadi pegawai kantoran tapi rutinitas jongin masih sama. tidak ada yang istimewa. jongin tidak punya seorang temanpun dan itu membuat jongin merasa jika kehidupannya semakin biasa saja. senin pagi akan selalu menjadi hari yang menyebalkan untuk jongin sampai kapanpun akhirnya jongin lewati dengan baik.
pagi ini jongin harus rapat beberapa kali, mengecek proposal miliknya dan tiba-tiba jam makan siang datang begitu saja. jongin masih duduk di kursinya dalam diam. membereskan beberapa kertas yang sedikit berantakan di mejanya hingga tanpa sengaja bisikan dari belakang tubuhnya menghentikan aktivitas jongin.
"apa tidak sebaiknya kita mengajak jongin juga untuk makan siang bersama?" bisikan di belakang tubuh jongin cukup membuat jongin merasa tidak nyaman juga karena bisikan itu sampai ditelinga jongin dengan sempurna.
"kamu tidak dengar jika jongin bisa membuat suasana makan menjadi sangat hambar? jika kamu ingin merasakan makanan yang enak maka jangan ajak dia" bisikan lain yang membuat jongin tersenyum getir sambil melanjutkan acara beberesnya.
"siapa yang tahu jika belum dicoba"
"oh ayolah"
bisikan terus berlanjut hingga jongin mengeluarkan tas kecil berisikan kotak bekal miliknya dan menaruhnya diatas meja sebelum menoleh dan melihat ternyata beberapa orang berdiri di belakangnya dan semua orang menampakkan wajah kaget mereka dan jongin juga berusaha membuat wajah kaget buatannya.
"loh kenapa belum berangkat makan siang juga?" tanya jongin kemudian yang membuat beberpa orang itu tersenyum canggung tapi tidak menjawab sampai jongin akhirnya bangkit dan menarik jas kerjanya dari kursinya juga tas bekal miliknya.
"kalau begitu aku duluan" ucap jongin tersenyum kemudian membungkuk ke beberapa orang itu sebelum berlalu.
jongin tahu jika dirinya bisa membuat suasana makan menjadi benar-benar canggung, jongin menyadari keadaannya dan akhirnya terbiasa dengan membawa bekal kapanpun dan dimanapun hingga dirinya dewasa. dulu saat sekolah jongin akan makan paling akhir dan duduk dipojokan seorang diri karena teman-teman sekolahnya juga mengatakan hal yang sama. jongin bisa membuat nasi yang sejak awal hambar menjadi semakin hambar.
menyedihkan memang karena jongin harus menghabiskan kehidupannya dengan seperti ini. seorang diri dan kesepian. jongin berjalan ke minimarket di dekat kantornya, membeli beberapa barang dan juga air mineral untuk teman makannya kali ini lalu setelah selesai membayar jongin berjalan menuju ke sebuah taman yang cukup sepi di area itu dan duduk seorang diri. jongin mulai membuka tas bekalnya, mengeluarkan kotak bekalnya dan akan mulai makan saat seorang anak kecil berdiri di depannya dengan wajah berbinar yang membuat jongin cukup kaget.
"itu apa? bom?" tanya bocah itu yang langsung membuat jongin benar-benar malu.
jongin tidak terlalu bisa memasak itu adalah sebuah kenyataan yang membuatnya benar-benar merasa malu. jongin sudah berusaha untuk membuat kehidupannya menjadi lebih baik tapi tetap saja memasak adalah musuh untuk kim jongin. dan memasak berbagai macam menu dipagi hari adalah sebuah hal yang sangat tidak mungkin untuk jongin karena kim jongin adalah seseorang yang sangat suka tidur.