UNTITLED
hari menyakitkan selalu akan ada disetiap kehidupan, ada yang merasakannya satu atau dua kali ada pula yang merasakannya berkali-kali hingga akhirnya terbiasa dengan semua luka yang dirasakan. entah itu kesakitan karena keluarga, teman-teman, kekasih atau seseorang yang bahkan tidak kita kenal sama sekali. sama seperti hari ini, jongin hanya bisa terdiam saat melihat kekasihnya berciuman dengan teman dekatnya.
setiap kisah cinta akan selalu berakhir dengan kesakitan, entah seseorang yang kita cintai diambil oleh orang lain atau diambil oleh maut. setiap kisah cinta pasti akan berakhir. itulah yang jongin yakini. semuanya pasti hanya caranya saja yang tidak kita ketahui. dan hari ini kisah cinta jongin berakhir dengan cara yang lumayan menyakitkan. saat itu jongin hanya tersenyum sebelum berjalan menjauh.
tidak bukan jongin merasa bahagia saat park chanyeol dan juga do kyungsoo dua orang yang jongin percayai kini menghianatinya. jongin bukan psikopat yang tidak akan merasakan sakit. jongin jelas merasa sakit tapi bertingkah emosional jelas bukan gaya jongin. jadi dari pada menimbulkan keributan jongin lebih memilih untuk pergi. usia jongin kini sudah kepala tiga dan sudah bukan waktu yang tepat untuk bertingkah berlebihan.
menyakitkan memang saat jongin sudah berharap jika chanyeol akan menjadi orang yang akan menemaninya sampai akhir, menjalani pernikahan dan juga akan menua bersama ternyata seseorang yang pada akhirnya menghianatinya. semakin menyakitkan karena chanyeol menghianatinya bersama dengan kyungsoo sahabat jongin. jongin jadi langsung kehilangan dua orang sekaligus di dalam satu waktu.
jongin menghela nafasnya dalam, menggenggam tangannya erat dan meneruskan jalannya, jongin bahkan mengatur mimik wajahnya untuk tetap terlihat ramah dan baik-baik saja seolah tidak pernah melihat hal menyakitkan yang sebenarnya baru saja dilihatnya. jongin sampai di biliknya dan duduk dalam diam memulai pekerjaannya kembali.
"jongin dipanggil manajer, katanya ada sesuatu yang akan didiskusikan terkait proyek yang sedang kamu kerjakan" ucap salah seorang teman jongin yang duduk di samping kubikel jongin.
"ah tentu, terima kasih" jawab jongin sambil tersenyum.
jongin segera bangkit dan berjalan menuju ke ruang dimana manajernya berada sambil membawa laptop miliknya dimana semua data tentang proyek yang ditanganinya berada jongin juga membawa notebooknya. jongin memang di pandang cukup cekatan dalam pekerjaannya, seorang pekerja keras yang selalu berhasil di dalam setiap proyek yang sedang ditanganinya hingga banyak orang yang berlomba-lomba untuk masuk kedalam proyek yang jongin kerjakan.
jongin jadi mengingat kembali bagaimana chanyeol dan kyungsoo masuk kedalam proyeknya, bukannya membantu keduanya malah bersantai dan membuat jongin melakukan segalanya. jika dipikirkan kembali jongin benar-benar bodoh. hanya karena kyungsoo bermulut manis juga menjadi sahabat baik jongin pada akhirnya jongin memaklumi semuanya.
padahal jika kini dipikirkan kembali semuanya benar-benar membuat jongin muak. jongin memasuki ruang sang manajer setelah mengetuk pintunya dan mendapatkan balasan dari dalam sana yang menyuruh jongin untuk masuk. jongin masuk kedalam ruangan dan membungkuk sebentar sebelum berjalan mendekat kearah sang manajer.
"tuan oh ada yang bisa saya bantu terkait dengan proyek yang sedang saya tangani? apakah proposalnya tidak diterima pada akhirnya?" tanya jongin takut-takut. jongin bahkan hanya berdiri saja karena manajernya jelas-jelas bukan orang yang ramah.
pria dengan setelan jas yang super mahal dengan wajah dingin dan kata-kata super dingin membuatnya mendapatkan julukan diktator kejam meski dengan wajah yang sangat tampan. mendengar pertanyaan jongin manajernya itu hanya diam sebelum menunjuk kursi yang ada di dekat jongin, memberikan isyarat agar jongin duduk. jongin bahkan harus menunggu beberapa saat karena manajernya itu sedang memeriksa sesuatu dengan sangat serius.