LOVE OR SACRIFICE - SEQUEL
kim jongin pria tan yang tadi sibuk dengan beberapa pelanggan cafenya kini tertawa karena melihat sehun sudah dianiaya oleh bayi mereka. entah apa yang sehun lakukan pada bayi mereka yang kini sudah berusia 15 bulan itu, bayi yang sedang asik belajar berjalan dan hobinya berkeliling dimanapun bayi itu berada. jongin tertawa melihat sehun berteriak kesakitan karena jambakan yang bayi kecil itu lakukan.
"hei, bayi kecil tidak boleh nakal" ucap jongin disela tawanya sambil membantu sehun melepaskan rambutnya dari genggaman tangan si kecil.
"amamam" gumam bayi laki-laki lucu dengan rambut kriting menggemaskan itu.
"benar bayi kecil tidak boleh nakal" goda sehun lagi pada bayi kecilnya yang masih betah menarik rambut sehun.
"jangan nakal ya" ucap jongin sambil mencium tangan kecil bayi laki-laki yang kini sudah melepas tarikannya dari rambut sehun dan menggenggam jari jongin.
"kenapa gemas sekali" gumam sehun sebelum mencium pipi jongin yang membuat jongin kaget tentu saja dan refleks melihat kesekeliling. mencoba melihat apakah ada orang lain yang sedang memperhatikan keduanya.
pandangan jongin jatuh pada seorang pria lain yang ternyata melihatnya dan sehun dari luar cafe miliknya. pria dengan kulit putih yang tidak lebih tinggi darinya. pria dengan pandangan yang tidak bisa jongin tebak sama sekali.
"kenapa?" tanya sehun yang merasa aneh karena jongin tiba-tiba terdiam.
"dia siapa?" tanya jongin tanpa melepaskan pandangannya dari pria lain di luar cafe miliknya yang membuat sehun mau tidak mau menoleh juga dan melihat apa yang jongin lihat.
"dia melihat kita dengan pandangan yang tidak bisa aku mengerti" gumam jongin yang membuat sehun tertawa sebelum mencium bibir jongin sekilas yang langsung membuat jongin mengalihkan pandangannya dari pria di luar menjadi melihat sehun dengan pandangan sengit plus pukulan ringan di lengan sehun.
"dia mantan pacarku dulu" ucap sehun yang sukses membuat jongin kaget tentu saja.
"mantan pacar?" tanya jongin lagi dengan dahi mengerut.
"iya, sebelum aku bertemu denganmu"
"dia cantik"
"hmm, tapi kamu lebih cantik, nyatanya aku berakhir denganmu bukan dengan dia"
"gombal banget, tidak ingin mengundangnya masuk?"
"untuk apa? aku tidak ingin menjadi akrab dengannya terima kasih"
"apapa" gumam bayi kecil yang ada di gendongan sehun dengan tidak sabar.
"ow ow sepertinya bayi kecil lapar. mamam dong mama" ucap sehun sambil tertawa dan berjalan memasuki cafe lebih dalam dan duduk di pojok cafe dimana tempat biasa sehun duduk menunggu makan siangnya.
sedang jongin melihat sekali lagi pria di luar sebelum berjalan kearah dapur yang khusus untuk para staf. jongin akan menyiapkan makan siang untuk sehun dan si kecil, putra mereka. usia pernikahan jongin dan sehun sudah berada di tahun ke tiganya. keduanya bahagia dengan pernikahan mereka. di tambah dengan kelahiran si kecil membuat pernikahan mereka semakin lengkap saja.
oh ha-jun, putra mereka yang sangat menggemaskan hal terpenting dalam hubungan keduanya. satu-satunya yang akan membuat sehun maupun jongin berjuang sekuat tenaga untuknya. bayi kecil yang mampu memberikan warna indah di kehidupan keduanya dan bisa juga menghancurkan semuanya dalam sekejap saja.
sehun ingat awal pertemuan jongin dan juga sehun adalah mungkin 4 tahu yang lalu, saat sehun masih seorang pegawai biasa di kantor lamanya. jongin membuka cafe miliknya sendiri dan sehun sering mampir ke cafe jongin demi kopi enak yang selalu menemaninya bekerja saat itu. entah bagaimana kopi dari cafe jongin membuat sehun bersemangat menempuh harinya lagi dan lagi.